Bus dan Truk, Kendaraan Penyumbang Terbesar Polusi Udara di Jakarta
Hasil studi ICCT menunjukkan, kendaraan diesel, seperti bus dan truk, menghasilkan emisi tertinggi dibandingkan dengan kendaraan lain sehingga berkontribusi besar terhadap polusi udara di Jakarta.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil studi pengujian remote sensing oleh The International Council on Clean Transportation atau ICCT menunjukkan, kendaraan diesel, seperti bus dan truk, menghasilkan emisi tertinggi dan berkontribusi besar terhadap polusi udara di Jakarta. Truk berat, bus, dan truk ringan mengeluarkan emisi nitrogen oksida dan asap yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kendaraan lain.
Menurut data Badan Pusat Statistik pada 2021, terdapat 16,5 juta sepeda motor yang menjadi andalan mobilitas warga Jakarta karena dinilai praktis dan cepat. Tercatat juga ada 4,1 juta mobil penumpang, 785.000 truk, serta 342.000 bus di Ibu Kota.
”Kami temukan bahwa kendaraan diesel, bus dan truk, menghasilkan emisi nitrogen oksida (NOx) tertinggi. Lebih tinggi 13-14 kali dibandingkan dengan kendaraan penumpang lainnya,” ucap peneliti ICCT, Aditya Mahalana, dalam acara peluncuran laporan Remote Sensing dan Dampak Emisi Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara Jakarta, di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
NOx merupakan salah satu pencemar udara yang beracun dan mempunyai efek membahayakan bagi lingkungan, baik terhadap manusia, hewan, maupun tanaman.
Pengujian penginderaan jauh atau remote sensing di Jakarta dikerjakan di bawah The Real Urban Emissions (TRUE), dengan kolaborasi antara ICCT dan Institut Teknologi Bandung (ITB) serta didukung Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Kegiatan ini bertujuan memaparkan bukti dan dukungan untuk aksi di masa depan guna mengatasi dampak dari kendaraan bermotor terhadap kualitas udara dan kesehatan.
Penginderaan jauh adalah seni dan ilmu untuk mendapatkan informasi tentang obyek, area, atau fenomena melalui analisis. Alat itu memiliki kelebihan, yakni dapat mengukur konsentrasi polutan, mengidentifikasi pelat nomor, jenis, tahun, serta bahan bakar kendaraan dalam waktu setengah detik.
Berdasarkan kajian, kendaraan penumpang dan truk ringan bermesin diesel yang berbahan bakar solar memiliki emisi NOx 9-10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan serupa yang berbahan bakar bensin.
Adapun kendaraan bermesin diesel memiliki tingkat emisi CO (karbon monoksida) dan HC (hidrokarbon) lebih tinggi dari kendaraan bermesin bensin. Hasil tersebut yakni 1,5-2,5 kali lebih tinggi untuk CO dan 1,4-1,5 kali lebih tinggi untuk HC.
Hasil studi ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan standar emisi yang lebih baik. Saat ini, standar emisi di Indonesia baru sebatas Euro 4, sedangkan di Eropa sudah mencapai Euro 6, bahkan tengah menyiapkan Euro 7.
”Pemerintah dapat mengadopsi Euro 6 dan menyediakan bahan bakar dengan kadar sulfur ekstra rendah. Operator angkutan bus juga dapat beralih ke standar Euro 6 atau lebih baik lagi menggunakan bus listrik,” kata Aditya.
Selain itu, kendaraan yang umurnya di atas 10 tahun memancarkan polutan lebih tinggi daripada kendaraan baru. Jenis kendaraan ataupun jenis bahan bakar dapat menghasilkan intensitas emisi yang berbeda.
Sepeda motor
Sebagai komponen terbesar dari arus lalu lintas di Indonesia, sepeda motor mengeluarkan CO (karbon monoksida) dan HC (hidrokarbon) lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan lain. Pemilik sepeda motor harus lebih banyak memberikan perhatian dan perawatan agar emisi bisa berkurang.
”Meskipun hanya mengumpulkan sedikit data emisi untuk sepeda motor selama studi, hasilnya menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak tindakan untuk mengatasi emisi sepeda motor,” ucap Ketua Kelompok Keahlian Pengelolaan Udara dan Limbah ITB Puji Lestari.
Rekomendasi untuk mengatasi masalah ini yakni memberlakukan inspeksi dan pemeliharaan wajib untuk sepeda motor. Lebih lanjut, Pemerintah Provinsi Jakarta dapat mendorong penyedia layanan transportasi daring untuk mempromosikan inspeksi dan perawatan.
Remot diletakkan di sisi kiri dan kanan jalan beserta kamera untuk menangkap pelat kendaraan.
Menawarkan insentif untuk mengganti armada sepeda motor lama dengan kendaraan roda dua listrik juga dianjurkan. Terakhir, pemerintah harus merencanakan penerapan standar Euro 5 untuk sepeda motor.
Studi ini dilakukan dari Januari hingga April 2021 menggunakan teknologi penginderaan jauh untuk mengukur tingkat emisi polutan dari 93.000 lebih kendaraan. Kendaraan yang dijadikan sampel yaitu kendaraan penumpang, bus, truk berat, truk ringan, sepeda motor, dan taksi.
Pengukuran dilakukan di 21 titik, yakni 15 jalan tol, 3 koridor Transjakarta, 2 perumahan, dan 1 tempat istirahat atau rest area. Lokasi tersebut di antaranya berada di Cempaka Putih, Rawamangun, dan Tanjung Duren.
”Remot diletakkan di sisi kiri dan kanan jalan beserta kamera untuk menangkap pelat kendaraan. Jadi, kami tidak perlu memberhentikan kendaraan,” kata Puji.