Hasil Revitalisasi TMII Kental Nuansa Wisata Ramah Lingkungan
TMII akan diperkenalkan kembali sebagai destinasi wisata yang lebih ramah lingkungan pada uji coba terbatas untuk pengunjung umum pada Minggu (20/11/2022). Kendaraan bermotor tidak akan diizinkan beroperasi di TMII.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Taman Mini Indonesia Indah atau TMII akan menerima pengunjung umum secara terbatas mulai Minggu (20/11/2022). Pascarevitalisasi sejak Januari 2022 hingga Oktober 2022, TMII akan diperkenalkan kembali sebagai destinasi wisata yang inklusif, ramah lingkungan, mendorong digitalisasi, dan berkebudayaan.
Salah satu aspek paling menonjol dalam revitalisasi adalah memperkenalkan wajah baru TMII yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dilakukan dengan melarang kendaraan bermotor beroperasi di kawasan TMII, Jakarta Timur, DKI Jakarta, hingga menyediakan lebih banyak ruang terbuka hijau untuk dinikmati pengunjung.
Executive Vice President TMII Emilia Eny Utari menyebutkan, konsep revitalisasi TMII adalah mendorong masyarakat untuk menikmati wisata tanpa kendaraan bermotor. Salah satu upayanya adalah membangun jalur yang ramah pejalan kaki dan dilengkapi blok pemandu (guiding block) di trotoar untuk penyandang disabilitas.
”Konsepnya memang mendorong masyarakat untuk mengurangi emisi karbon. Fasilitas yang ada didesain untuk mendukung itu, seperti jalur pejalan kaki yang lebih teduh dan aman. Sambil berjalan santai, pengunjung dapat menikmati berbagai atraksi budaya dan anjungan dari tiap-tiap provinsi di Indonesia. Tersedia juga jalur lari sejauh 1,5 kilometer (km) di area danau,” tutur Emilia dalam acara ”Uji Coba TMII Bersama Media” di Jakarta Timur, Rabu (16/11/2022).
TMII membangun area parkir khusus yang mampu menampung hingga 700 mobil dan lebih dari 300 sepeda motor. Pengunjung dapat memarkirkan kendaraan di area ini kemudian berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan skuter untuk berkeliling TMII.
TMII juga menyediakan 10 bus listrik ulang-alik (shuttle) yang mampu menampung hingga 16 orang dengan satu sopir. Emilia menambahkan, jumlah bus ulang-alik ini akan ditambah menjadi 30 unit pada awal 2023.
”Inovasi lain pascarevitalisasi ialah dua unit trem dengan panjang jalur hingga 2 km. Masing-masing mampu menampung hingga sepuluh orang,” kata Emilia.
Baik trem, bus, skuter, maupun sepeda akan disewakan untuk pengunjung. Nominal harganya saat ini belum ditentukan. Meskipun begitu, Emilia menjamin harga yang dipatok untuk sekali sewa masih akan terjangkau.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC BPRB) Edi Setiyono mengatakan, ke depannya pengunjung didorong menggunakan transportasi publik menuju TMII. PT TWC BPRB merupakan badan usaha milik negara yang mengelola TMII.
”Pintu masuk akan diarahkan ke gerbang tiga yang lebih luas dan terhubung dengan halte bus serta angkutan umum. Nantinya, halte ini juga akan terhubung dengan stasiun terintegrasi light rail transit (LRT). Upaya ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon, termasuk mobilitas di dalam TMII,” kata Edi.
TMII juga memperluas ruang terbuka hijau dari 30 persen menjadi 70 persen luas total kawasan tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengonversi bangunan terbengkalai yang konstruksinya sudah lapuk menjadi ruang terbuka hijau, seperti pada Museum Telekomunikasi dan Plaza Gadjah Mada.
”Ke depannya, TMII juga akan mendata pohon-pohon yang ada dan kontribusinya dalam menyuplai oksigen di udara. Selain kita akan merawat pohon-pohon ini,” ujar Edi.
Konsep revitalisasi TMII tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga inklusif, mendorong pemanfaatan digital, dan berkebudayaan. Inklusif yang dimaksud adalah menyediakan fasilitas yang mudah diakses oleh kelompok rentan seperti orang lansia dan penyandang disabilitas seperti blok pemandu di trotoar.
Adapun unsur berkebudayaan terlihat pada anjungan dari berbagai provinsi dan atraksi budaya yang akan ditambah secara frekuensi penampilannya. Digitalisasi juga dilakukan TMII dengan melayani penjualan tiket secara daring. Nantinya, masyarakat yang masuk ke TMII tinggal memindai kode dari pembelian daring.
Edi menambahkan, selama proses transisi ini TMII tetap akan menyediakan pos penjualan untuk membantu masyarakat yang kesulitan. Adapun harga tiket masuk TMII pascarevitalisasi tidak mengalami perubahan, yaitu Rp 25.000 per orang.
Ida (22), warga Bogor, Jawa Barat, yang sedang menghadiri acara di salah satu gedung TMII, juga melihat hasil revitalisasi. Menurut dia, fasilitas TMII kini semakin memadai dengan trotoar yang ramah pejalan kaki, jalur sepeda, hingga trem. Hal ini semakin baik karena mengurangi polusi. Selain itu, juga lebih aman untuk anak kecil yang suka berlari-lari.
Pengunjung lainnya, Erni Kusrini (47), mengakui ada beberapa wahana permainan baru untuk anak. Ia juga mencoba berjalan dari Gedung Sasono menuju Danau TMII.
”Saya sih kelelahan. Semoga orang-orang pada kuat berjalan. Nanti juga ada bus kecil berbayar untuk pengunjung, tapi sepertinya tidak mahal,” ujar warga asal Cakung, Jakarta Timur, ini.
Pedagang minuman keliling di area TMII, Nani (57), mengatakan, ia belum tahu dampak revitalisasi ini kepada pedagang seperti dia. Selama pandemi, pendapatannya menurun hingga sepertiga dari pendapatan normal. Jika sebelumnya Nani mendapat Rp 300.000 per hari, selama pandemi ia hanya membawa pendapatan kotor Rp 100.000.
”Ketika TMII tutup, saya tidak berjualan karena tidak ada orang. Saya hanya berjualan ketika ada acara seperti ini atau saat ada petugas proyek,” tutur Nani, yang sudah 20 tahun berdagang di TMII.