Jakarta Siapkan Rp 23,8 Triliun untuk Penuhi Layanan Air Minum
Guna memperluas layanan air di Jakarta, Pemporv DKI akan membangun sejumlah sistem penyediaan air minum atau SPAM. Pembangunan dimulai pada 2023 dengan target penyelesaian di 2027. Adapun total investasi Rp 23,8 triliun.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memperluas layanan air bagi warga Jakarta, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun beberapa sistem penyediaan air minum atau SPAM. Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan anggaran Rp 23,8 triliun untuk pembangunan fasilitas tersebut.
Kepala Bidang Usaha Pangan, Utilitas, Perpasaran, dan Industri Badan Pembinaan (BP) BUMD DKI Jakarta Thomas, dalam acara diskusi yang digelar Koordinatoriat Wartawan Balai Kota-DPRD DKI Jakarta, Senin (14/11/2022), menjelaskan, SPAM itu akan dibangun mulai tahun depan sampai 2027.
SPAM yang dibangun adalah Jatiluhur I (area Cilincing dan Pondok Kopi) dan Karian Serpong (area Semanan) tahap satu tahun 2023-2024 dengan investasi Rp 2,1 triliun. Kemudian, Jatiluhur I (area Kanal Banjir Timur) dan Karian Serpong (area Semanan dan Pegadungan) tahap dua tahun 2023-2027 dengan investasi sebesar Rp 13,8 triliun.
Selain itu, ada pula SPAM internal DKI Jakarta kawasan hulu dan hilir di Buaran III dan Pesanggrahan-Ciliwung dengan investasi sebesar Rp 8,32 triliun (2023-2027).
Terkait kebutuhan investasi Rp 2,1 triliun untuk Jatiluhur I tahap satu, Thomas melanjutkan, akan dibiayai melalui APBN. Untuk Jatiluhur tahap dua, skema pembiyaannya melalui bundling dan telah ditandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Moya Indonesia.
Adapun SPAM internal DKI Jakarta, untuk pembangunan di Buaran III, menggunakan skema pembiayaan bundling. Untuk SPAM Pesanggrahan Ciliwung kini dalam pelaksanaan manajemen konstruksi yang dibiayai oleh penyertaan modal daerah (PMD) DKI Jakarta.
Thomas melanjutkan, skema pembiayaan bundling dapat mengakselerasi pembangunan SPAM di Ibu Kota. Kelebihan skema bundling adalah kontinuitas penyediaan air minum, 100 persen cakupan pelayanan SPAM, peningkatan layanan pelanggan, dan mencegah penurunan muka tanah (land subsidence).
”Untuk skema bundling, PAM Jaya nantinya dapat melakukan pembelian terhadap proyek, memiliki hak akses karena aset kerja sama dimiliki dan dikuasai oleh PAM Jaya, serta memiliki hak untuk menghentikan kerja sama,” ujarnya.
Terpisah, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan, mengacu pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air (SDA), negara menjamin hak rakyat atas air. Ini guna memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari bagi kehidupan yang sehat dan bersih dengan jumlah yang cukup, kualitas yang baik, aman, terjaga keberlangsungannya, dan terjangkau.
Demi mengakselerasi kebijakan itu, lanjut Heru Budi, pemerintah daerah memberikan subsidi atau dana public service obligation (PSO) yang bertujuan menumbuhkan kepedulian agar masyarakat memahami pentingnya air bersih dalam kehidupan. Tak hanya itu, kebijakan subsidi dilakukan untuk mendukung program peningkatan layanan air bersih bagi warga Jakarta.
Dampak positif lebih lanjut adalah peningkatan kesehatan masyarakat dan penurunan biaya hidup bulanan.
”Karena itulah, pemerintah hadir untuk memberikan hak dasar berupa air bagi warga daratan Jakarta ataupun Kepulauan Seribu. Dampak positif lebih lanjut adalah peningkatan kesehatan masyarakat dan penurunan biaya hidup bulanan,” ujar Heru.
Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan, cakupan layanan air di Jakarta baru 66 persen. Namun, pihaknya menargetkan akan memenuhi cakupan layanan air hingga 100 persen pada 2030.
”Kita bicara 34 persen cakupan lagi atau lebih kurang 12.000-13.000 liter per detik lagi (kapasitas produksi) yang dibutuhkan oleh Jakarta,” kata Arief. Kekurangan itulah yang akan coba dipenuhi dari keempat proyek, yakni Jatiluhur I, Buaran III, Karian Serpong, dan Jatiluhur II.
Dalam 25 tahun kerja sama dengan Palyja dan Aetra Jakarta, cakupan layanan air baru 66 persen dengan panjang pipa 12.075 kilometer. Kapasitas produksi air saat ini, ungkapnya, baru 20.752 liter per detik yang melayani 913.913 pelanggan. Adapun tingkat kebocoran (non-revenue water) sebanyak 46,67 persen.
Senada dengan penjelasan BP BUMD, Arief juga menyatakan, PAM Jaya akan membangun sejumlah SPAM di dalam Jakarta.