PAM Jaya memulai operasi masa transisi menjelang berakhirnya kerja sama pengelolaan air bersih Jakarta antara PAM Jaya dengan Palyja dan Aetra. Operasi itu dimulai sejak 1 Agustus lalu.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kerja sama pengelolaan air bersih Jakarta antara PAM Jaya dengan Playa dan Aetra akan berakhir 31 Januari 2023. PAM Jaya sudah memulai shadow operations atau operasi masa transisi sebelum benar-benar mengelola sendiri penyediaan air bersih Jakarta.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin, Rabu (14/9/2022) usai rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta menjelaskan, dengan kerja sama pengelolaan air bersih dengan Palyja dan Aetra akan segera berakhir, Pam Jaya memulai operasi masa transisi. Operasi itu sudah dimulai dari 1 Agustus 2022 silam.
Operasi masa transisi itu perlu dilakukan karena selama 25 tahun terakhir pengelolaan air bersih di Jakarta dilakukan oleh dua mitra operator PAM Jaya, yaitu Palyja dan Aetra. PAM Jaya memulai operasi masa transisi secara bertahap.
Arief menjelaskan, ada sejumlah tahapan yang dikerjakan PAM Jaya yang tertuang dalam sembilan poin yang dikerjakan secara bertahap dalam operasi masa transisi, di antaranya tentang sumber daya manusia, keuangan, dan yang paling penting adalah PAM Jaya melakukan inventarisasi aset supaya aset itu tidak ada yang hilang.
”Selebihnya ada yang soal akuntansi, pelayanan, pemeliharaan,” katanya.
Dari aspek sumber daya manusia, PAM Jaya dan kedua mitra menandatangani kesepakatan bersama tentang pengalihan aspek sumber daya manusia dalam masa transisi. Kesepakatan tersebut dibuat untuk memastikan masa transisi tidak mengganggu operasional pelayanan air di Jakarta.
PAM Jaya akan melakukan rekrutmen karyawan Palyja dan Aetra sesuai dengan ketentuan rekrutmen PAM Jaya, serta pengalihan atas hal-hal lainnya yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
”Sesuai kesepakatan, PAM Jaya dapat mempekerjakan karyawan kedua mitra dengan menyesuaikan kualifikasi yang dibutuhkan PAM Jaya dan mempertimbangkan sejarah karier, kepangkatan, dan pengalaman karyawan tersebut,” ujar Arief.
Dalam kesepakatan tersebut, lanjut Arief, kedua mitra sepakat tetap memperhitungkan hak masa kerja karyawan kedua mitra sebelum dialihkan kepada PAM Jaya. Kesepakatan ini juga akan mencakup pengalihan pengetahuan sehubungan dengan aspek SDM, uji tuntas dan kajian lain yang berkaitan dengan SDM, pemetaan dan pemahaman mengenai aspek SDM yang berada di mitra, serta identifikasi informasi-informasi dan dokumen-dokumen mitra yang terkait SDM.
Hal lain yang juga dikerjakan PAM Jaya dalam operasi masa transisi adalah menginventarisasi aset yang sempat diserahkan kepada kedua mitra operator di awal kerja sama tahun 1998.
”Dari tahun 1998 ada inventaris, ada aset yang diserahkan ke mereka waktu itu. Itu yang kemudian kami lakukan check and recheck,” kata Arief.
Dari investarisasi, diperkirakan aset yang akan diterima kembali oleh PAM Jaya senilai Rp 7 triliun.
Operasi masa transisi tersebut akan berlangsung sampai dengan 31 Januari 2023. Per 1 Februari 2023, pengelolaan air bersih Jakarta akan sepenuhnya dilakukan PAM Jaya.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, memastikan, dalam operasi masa transisi, perlu dilakukan evaluasi dan pengawasan. ”Kami akan masuk ke sana,” katanya.