Misteri kematian satu keluarga di kompleks perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, belum terungkap. Hal ini memunculkan dugaan-dugaan terkait penyebab kematian korban.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisan kembali mendatangi lokasi kasus meninggalnya satu keluarga yang terdiri dari empat orang di kompleks Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (14/11/2022). Mereka menemui sejumlah tetangga korban untuk dimintai keterangan tambahan terkait temuan terbaru hasil olah tempat kejadian perkara pada Minggu (13/11/2022).
Dari pantauan selama hampir tiga jam di lokasi kejadian, terlihat beberapa warga kompleks mengeluarkan kendaraan pribadinya dari balik pagar berteralis. Selain warga yang keluar dari kediamannya, tidak ada lagi warga lain yang beraktivitas di luar rumah.
Sekitar pukul 14.00, dua penyidik Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat mendatangi lokasi dan mencari tetangga korban yang beberapa waktu lalu memberikan keterangan. ”Saya dan beberapa tetangga lainnya akan dimintai keterangan. Nanti, saya bilang dulu ke Ketua RT,” kata Alvaro (33), salah satu tetangga.
Pada olah TKP ulang sebelumnya, polisi menemukan barang bukti baru berupa bekas bungkus makanan. Saat ini, tim gabungan Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Barat, bersama Laboratorium Forensik Polda Metro Jaya tengah mendalami barang bukti tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, tim gabungan itu melakukan olah tempat perkara ulang guna mencari barang bukti maupun petunjuk tambahan atas kasus tersebut. Tim kedokteran forensik, laboratorium forensik, dan digital forensik tengah mendalami motif dan penyebab kematian korban.
”Kami akan dalami semuanya, termasuk kapan yang bersangkutan terakhir makan. Kami sampaikan juga bahwa ternyata dari hasil penyelidikan lanjutan, kami menemukan bungkus bekas makanan. Akan kami dalami kapan korban terakhir makan, termasuk dari struk belanja di salah satu supermarket,” kata Hengki saat dihubungi dari Jakarta.
Mungkin butuh dalam hitungan hari atau minggu. Kita tunggu saja.
Pasangan suami-istri RY (70) dan RN (68); DF (42), anak perempuan mereka; serta BG (69), adik laki-laki RY, ditemukan tewas pada Kamis (10/11/2022). Mereka diperkirakan sudah meninggal beberapa pekan sebelumnya.
Hengki menambahkan, tim kedokteran forensik sudah melakukan otopsi dan tengah melakukan histopatologi atau mendiagnosis penyakit melalui pengamatan pada jaringan tubuh manusia. Pemeriksaan toksikologi atau mendiagnosis kandungan zat kimia yang dapat membahayakan manusia juga sudah dilakukan oleh laboratorium forensik.
Sampai saat ini, penyebab kematian keempat orang tersebut belum bisa dipastikan. Berdasarkan hasil otopsi awal, tidak ada sisa makanan serta cairan nutrisi di lambung korban. ”Berproses, kita teliti sekarang. Mungkin butuh dalam hitungan hari atau minggu. Kita tunggu saja,” lanjut Hengki.
Sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polres Jakarta Barat Komisaris Taufik mengatakan, dari hasil pemeriksaan forensik, diduga korban sudah meninggal sekitar tiga minggu. Berdasarkan keterangan dokter forensik, tidak ada tanda kekerasan pada keempat korban dan keempatnya meninggal pada waktu yang berbeda sehingga pembusukan jenazah tersebut juga berbeda (Kompas, 11 November 2022).
Saat ini keempat jenazah korban masih berada di RS Kramatjati, Jakarta Timur. Ketua RT 007/RW 015 Kelurahan Kalideres Asiung mengatakan, saat ini belum ada kabar dari pihak keluarga untuk mengambil dan mengkremasi keempat jenazah tersebut.
”Informasinya, masih ada pemeriksaan tambahan (dari kepolisian), jenazah masih di RS Polri Kramatjati. Tunggu saja informasi dari pihak kepolisian,” kata Asiung.
Sejauh ini, barang bukti dari lokasi kejadian yang sudah dikumpulkan oleh kepolisian, antara lain, kapur barus, bedak bayi, lilin, struk belanja, bungkus bekas makanan, gawai milik korban, serta berbagai dokumen administrasi keluarga.
Ada enam saksi yang sudah diperiksa oleh kepolisian, yakni Ketua RT 007/RW 015 Asiung, dua petugas keamanan kompleks, dua kerabat korban, serta petugas juru pemantau jentik (jumantik).
Terkait dugaan kelaparan yang menjadi perbincangan publik, Kepala Seksi Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Barat Fatmawati Amri mendatangi lokasi kejadian untuk memastikan dugaan itu, Jumat (11/11/2022) malam. Melalui keterangan dari Ketua RT dan kepolisian, Sudinsos Jakarta Barat tidak menemukan indikasi bahwa keluarga tersebut tidak mampu.
Melalui program bantuan Sudinsos, keluarga yang tidak mampu dapat menerima bantuan sosial melalui laporan Ketua RT setempat. Syaratnya, penerima adalah warga DKI Jakarta dan terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Setelah dua prasyarat itu terpenuhi, dinas sosial meninjau apakah orang tersebut benar-benar tidak mampu. ”Tidak ada laporan dari keluarga tersebut dalam beberapa waktu ke belakang,” kata Fatmawati.
Pengajar kriminologi Universitas Indonesia, Adrianus Eliasta Sembiring Meliala, mengatakan, ia memiliki dua pandangan yang mungkin terjadi terkait dugaan penyebab kematian keempat korban tersebut. Keduanya adalah pembunuhan berencana disertai bunuh diri dan kesepakatan untuk bunuh diri bersama.
”Kemungkin sebagian dari mereka, khususnya yang lansia, tidak kelaparan, tapi dilaparkan. Mereka tidak diberi makan sampai meninggal. Lalu, pihak keempat kemudian bunuh diri dengan cara tertentu yang bisa terlihat melalui otopsi,” kata Adrianus.
Terkait kemungkinan kedua, Adrianus menambahkan, keluarga tersebut diduga menganut sebuah keyakinan tertentu yang menyimpang, yakni tentang kehidupan setelah kematian. ”Tindakan melaparkan diri (puasa) adalah salah satu bagian untuk mencapai kesempurnaan hidup. Percaya yang mana? Terserah saja,” lanjutnya.