Kelaparan Bukan Alasan Tunggal Kematian Misterius Keluarga di Kalideres
Laboratorium kedokteran forensik hingga laboratorium siber dimanfaatkan untuk menyelidiki penyebab kematian misterius empat orang dalam satu rumah itu.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyebab meninggalnya satu keluarga di Kompleks Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, terus didalami kepolisian. Laboratorium kedokteran forensik hingga laboratorium siber dimanfaatkan untuk menyelidiki penyebab kematian misterius empat orang dalam satu rumah itu.
Polda Metro Jaya kini ikut mendukung Polres Metro Jakarta Barat untuk menguak motif kematian pasangan suami-istri RY (70) dan RN (68); DF (42), anak perempuan mereka; serta BG (69), adik laki-laki RY. Jasad mereka ditemukan warga pada Kamis (10/11/2022) dengan perkiraan sudah meninggal beberapa pekan sebelumnya.
”Secara induktif, olah TKP sudah dilaksanakan. Kami sedang menunggu hasil dari kedokteran forensik ataupun laboratorium forensik, toksikologi, dan histopatologi mengenai sebab-sebab kematian secara akurat. Termasuk laboratorium siber terkait alat bukti elektronik yang kami dapatkan,” ujar Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi, di Jakarta, Minggu (13/11/2022).
Secara deduktif, polisi juga mendalami informasi dari tetangga dan pihak lainnya untuk mendalami segala macam kemungkinan sebab dan motif dari kejadian tersebut. ”Artinya, diksi kematian disebabkan karena kelaparan itu belum bisa dipertanggungjawabkan,” kata Hengki.
Sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Taufik Ikhsan menyampaikan, hasil pemeriksaan forensik sementara korban meninggal lebih kurang tiga minggu yang lalu. Namun, dari pembusukan jasadnya, keempat korban meninggal pada waktu berbeda. Jasad RY dan RN sudah mengering saat ditemukan, sedangkan BG dan DF dalam kondisi berair.
Selain itu, tim forensik tidak menemukan tanda kekerasan pada mayat tersebut. Namun, diduga para korban sudah tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama karena lambung mereka kosong dan otot-otot mengecil (Kompas.id, 11/12/2022).
Berdasarkan keterangan tetangga, mereka meninggal dalam rumah yang terkunci rapat. Pintu pagar yang ditutup fiber digembok dari dalam. Pintu utama rumah yang terbuat dari kayu juga terkunci. Di dalam, jasad keluarga itu menyebar, RY ditemukan di kamar belakang, BG di ruang tamu dalam posisi bersandar di sofa, sedangkan RN dan DF di ruang kamar depan.
Kepala Polsek Kalideres Ajun Komisaris Syafri Wasdar mengatakan, di dalam rumah, polisi menemukan serbuk bedak bayi dan kapur barus. Menurut dokter forensik, Syafri melanjutkan, secara umum kedua barang tersebut bisa digunakan untuk menyerap bau.
Reza Indragiri, pakar psikolog forensik, mengatakan, kasus kematian keluarga ini tidak dapat ditarik dengan kesimpulan tunggal. Ia menilai polisi harus memilah satu per satu penyebab kematian masing-masing orang. ”Kalau dikaitkan dengan kelaparan dan bukti perut kosong, belum menjelaskan penyebab kematian mereka,” ujarnya.
Temuan perut kosong bisa ditelusuri lebih lanjut dengan temuan yang lebih mendalam. Sebagai contoh, apakah mereka tidak makan karena ada yang mengarahkan sehingga bisa diindikasikan sebagai pembunuhan (homicide).
Kemungkinan lain, melaparkan diri jadi keputusan bersama sehingga menjadi bentuk bunuh diri (suicide). ”Perkiraan saya, ini homicide-suicide,” ujarnya saat dihubungi lewat telepon.