Empat Anak Jadi Korban Predator Lansia di Tangerang Selatan
Warga di Kelurahan Serua Indah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, memperkirakan jumlah korban kekerasan seksual lebih dari 10 anak lantaran pelaku lansia itu kerap membawa anak-anak ke dalam rumahnya.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Empat anak di bawah umur menjadi korban kekerasan seksual oleh Azis Haerudin (63) di Kelurahan Serua Indah, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Warga setempat saat ini memperkirakan jumlah korban lebih dari 10 anak lantaran pelaku kerap membawa anak-anak beragam rentang usia ke dalam rumahnya.
Azis merupakan seorang duda. Calo tanah itu tinggal sendirian. Ia kini mendekam dalam tahan Polres Tangerang Selatan setelah tiga korban bersama keluarganya melapor ke polisi. Belakangan satu korban lain turut melapor didampingi tim dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Tangerang Selatan.
Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Tangerang Selatan Tri Purwanto menuturkan, tiga korban menyampaikan bahwa telah diperkosa pelaku. Satu korban mengatakan, ia dicabuli pelaku.
”Keempat korban sudah didampingi dan dimintai keterangan oleh polisi. Mereka trauma atas perbuatan pelaku. Sejauh ini ada satu korban yang sudah mendapatkan bantuan pemulihan trauma. Korban lainnya akan dapatkan bantuan juga,” katanya pada Rabu (2/11/2022).
Anak-anak diberikan uang, jajan. Ada juga yang diberikan gawai. Tujuannya supaya mereka betah bermain dan bisa disetubuhi (diperkosa) atau dicabuli.
Warga RT 001 RW 008 mengenal Azis sebagai orang yang mau berbaur dengan warga dalam berbagai kegiatan. Kesehariannya pun tampak biasa atau seperti warga pada umumnya. Namun, ia sering mengajak anak di bawah umur untuk bermain di rumahnya. Bahkan, anak-anak tersebut beberapa kali bermain hingga larut malam.
”Kalau warga sini ada satu yang jadi korban. Kebanyakan anak perempuan yang dibawa ke rumahnya berasal dari luar (bukan warga di sini),” ucap Mulyadi, Ketua RT 001 RW 008 Serua Indah.
Iming-iming
Azis menyetubuhi atau mencabuli korbannya dengan iming-iming uang dan memberikan barang. Jumlahnya mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Salah satu korban Azis adalah anak berusia 14 tahun warga RT 001 RW 008 Serua Indah. Pelaku membiayai kontrakan korban dan keluarganya selama satu tahun penuh. Rata-rata biaya kontrakan di lingkungan tersebut sebesar Rp 700.000 per bulan. Saat kejadian ini mengemuka, keluarga korban baru tahu dan kaget bukan kepalang.
”Anak-anak diberikan uang, jajan. Ada juga yang diberikan gawai. Tujuannya supaya mereka betah bermain dan bisa disetubuhi (diperkosa) atau dicabuli,” kata Mulyadi.
Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Tangerang Selatan Tri Purwanto membenarkan iming-iming uang sebagai cara pelaku untuk bisa melecehkan para korban. Akan tetapi, rinciannya masih dalam pengusutan oleh penyidik Polres Tangerang Selatan.
Azis sebagai predator anak menambah deretan kasus kekerasan seksual di Kota Tangerang Selatan sebagai kota ramah anak. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Tangerang Selatan menerima 219 aduan kekerasan terhadap anak dan perempuan dalam kurun Januari hingga September 2022.
”Paling dominan kekerasan psikis, seksual, dan fisik. Korbannya 103 perempuan dan 116 anak-anak. Ada 38 anak laki-laki dan 78 anak perempuan. Kasus paling banyak ada di Pondok Aren (44 kasus), Ciputat (41 kasus), dan Pamulang (40 kasus).
Salah satu contoh kasus, H (7), yang dicekoki minuman keras hingga tak sadarkan diri, lalu dicabuli oleh RR (43), tetangganya di Kelurahan Jombang, Ciputat. Aksi keji itu ketahuan setelah korban muntah-muntah dan pingsan dibawa ke rumah sakit. Dalam pemeriksaan ditemukan luka dan cairan sperma di kemaluan korban.