Pegiat Ekonomi Sirkular di DKI Mendapat Rp 1 Juta-Rp 3,5 Juta
Penerima dana pembinaan merupakan kategori pengembangan sampah yang mampu membantu mendongkrak ekonomi masyarakat.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·3 menit baca
AYU OCTAVI ANJANI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berfoto dengan penerima penghargaan sekolah adiwiyata dalam acara Apresiasi Masyarakat Peduli Lingkungan 2022 di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Selasa (11/10/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Penerima penghargaan di tiga kategori dalam kegiatan Apresiasi Masyarakat Peduli Lingkungan 2022 mendapatkan dana pembinaan dari sejumlah kolaborator. Penerima dana adalah warga pegiat aksi peduli lingkungan dan ekonomi sirkular.
Dana pembinaan tersebut diberikan kepada warga yang berhasil dalam program pengurangan sampah di DKI Jakarta. Termasuk dalam program tersebut adalah budidaya maggot atau larva pengurai sampah, sekolah adiwiyata, dan bank sampah.
Apresiasi Masyarakat Peduli Lingkungan 2022 digelar di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Selasa (11/10/2022). Terdapat 10 kategori yang mendapatkan penghargaan, tetapi hanya tiga kategori yang mendapatkan dana pembinaan.
Ke-10 kategori tersebut adalah pengelolaan sampah lingkup RW, bank sampah, pegiat maggot, sekolah adiwiyata, kampung iklim, Jakarta berkantong belanja ramah lingkungan (KBRL), peduli e-waste, kolaborator bidang persampahan, uji emisi terbaik, dan partisipan uji emisi. Dana pembinaan hanya diberikan kepada pegiat bank sampah, maggot, dan sekolah adiwiyata.
Eni Widowati, Ketua Bank Sampah Unit Kenanga RW 004 Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, mendapatkan dana pembinaan Rp 3,5 juta. Akbar, pendiri Budidaya Maggot Gubuk Larva RW 006, Cakung, Jakarta Utara, juga menerima dana pembinaan sebesar Rp 3,5 juta.
”Kami dapat dana pembinaan ini dengan besaran yang berbeda-beda, mungkin kategori dan kolaboratornya juga berbeda sehingga besaran dananya tidak sama,” kata Eni dan Akbar.
Saya kurang tahu kenapa jumlah dananya berbeda-beda, tapi, ya, menurut saya ini termasuk jumlah yang kecil. Belum lagi nanti pencairannya yang bertahap.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Contoh larva maggot dewasa yang dibudidayakan di Laboratorium Maggot Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (18/11/2020).
Berbeda dengan Eni dan Akbar, Afifudin, Kepala Sekolah SDN Duri Kepa, yang merupakan kategori sekolah adiwiyata, mendapatkan dana pembinaan Rp 1 juta. Afifudin mengaku tidak mengetahui alasan adanya perbedaan nominal pemberian dana pembinaan tersebut.
”Saya kurang tahu kenapa jumlah dananya berbeda-beda, tapi, ya, menurut saya ini termasuk jumlah yang kecil. Belum lagi nanti pencairannya yang bertahap,” katanya.
Sri Mulyati, Subkoordinator Badan Urusan Lingkungan dan Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan, dana pembinaan yang diberikan dari kolaborator dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tidak diberikan kepada semua pemenang. Sejumlah kategori terkait dengan ekonomi yang berhak mendapatkan dana pembinaan.
Mengangkat ekonomi
”Tiga kategori yang memiliki sirkular ekonomi, seperti budaya maggot, sekolah adiwiyata, dan bank sampah, mendapatkan dana pembinaan karena dapat mengangkat perekonomian masyarakat sekitarnya,” kata Sri Mulyati.
Adapun besaran dana pembinaan yang diberikan dengan jumlah berbeda-beda berdasarkan alasan yang telah dipikirkan sebelumnya. Besaran dana yang berbeda tergantung dari kolaborator yang memberikan kepada para penerima penghargaan.
”Memang beberapa kategori dapat dana pembinaan dengan jumlah yang berbeda, tergantung kolaborator dan tingkat kekhawatiran terkait lingkungan juga,” kata Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Tingkat kekhawatiran yang dimaksud adalah bagaimana mereka dapat melakukan pengembangan sampah, tetapi juga berdampak pada ekonomi masyarakat. Penerima dana pembinaan sempat menceritakan pengalaman mereka selama menjalankan pengembangan sampah di wilayahnya.
Budidaya maggot atau larva milik Akbar telah mampu mengurai sampah sebanyak 3-4 ton per hari. Larva merupakan sumber protein tinggi yang baik untuk pakan ternak dan ikan.
Selain itu, saat ini Akbar telah mampu membuka lapangan pekerjaan dan mempekerjakan empat karyawan. Produk maggot kering menjadi salah satu produk yang menurut dia lebih mudah dipasarkan.
Sama halnya, sekolah adiwiyata SDN Duri Kepa juga melakukan daur ulang sampah yang dilakukan oleh para murid. Sampah tersebut kemudian dijual dan uang hasil penjualan kemudian masuk ke rekening mereka sebagai tabungan pelajar.
Kolaborator yang memberikan dana pembinaan kepada warga antara lain Bank BNI, Bank DKI, dan aplikasi daur ulang sampah Octopus. Dana pembinaan yang diberikan kepada sejumlah kategori tersebut diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap pemanfaatan ulang sampah.
Namun, dana pembinaan ini tidak selalu diberikan. Pemberian dana pembinaan pada beberapa tahun sebelumnya sempat terhenti. Selain itu, pemberian dana pembinaan hanya dilakukan sekali dan bukan rutin setiap bulan, dengan tujuan untuk mendorong masyarakat peduli sampah.
”Adanya pemberian penghargaan dan dana pembinaan ini merupakan sebuah ikhtiar untuk bertanggung jawab. Artinya, masyarakat penerima ini sudah menjadi masyarakat yang sadar sampah,” kata Anies Rasyid Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.