Industri Perkuat Komitmen Daur Ulang Sampah Plastik
P&G Indonesia bersama dengan perusahaan rintisan pengolah sampah Octopus menginisiasi program Conscious Living di Jakarta. Ditargetkan sebanyak 40 ton sampah plastik dapat dikelola dengan melibatkan masyarakat.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pihak industri bekerja sama dengan pemerintah daerah memperkuat komitmen pengelolaan sampah plastik melalui program Conscious Living. Program ini berfokus pada upaya pengumpulan sampah plastik dari masyarakat untuk didaur ulang atau diolah kembali sehingga mengurangi timbulan sampah di tempat pembuangan akhir.
Program Conscious Livingdiinisiasi oleh P&G Indonesia bersama dengan perusahaan rintisan pengolah sampah Octopus dan didukung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Sebelumnya, program ini juga telah diluncurkan di Jawa Barat (Jabar) pada Oktober 2021 sebagai bentuk pertanggungjawaban P&G atas dampak bisnisnya terhadap lingkungan.
Sustainability Champion P&G Indonesia Ariandes Veddytarro mengungkapkan, hanya dalam waktu delapan bulan, program Conscious Livinguntuk pengurangan sampah di Jabar telah melebihi target yang ditetapkan. Melalui program ini, lebih dari 20.000 penduduk di Jabar telah menyetorkan 35,1 ton sampah plastik produk P&G ke Octopus Indonesia.
Kami terus berupaya memfasilitasi masyarakat dan para pelaku usaha dalam mengelola sampah, memanfaatkan, serta mengembangkan hasil daur ulang.
”Program Conscious Living di Provinsi Jabar juga telah menjangkau sebanyak 2.916 pelestari, yang 54 persendi antaranya merupakan perempuan dan kaum disabilitas,” ujarnya dalam dalam acara peluncuran program tersebut di Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Menurut Ariandes, program untuk pengurangan sampah tidak hanya berdampak terhadap aspek lingkungan, tetapi juga ekonomi. Masyarakat yang terlibat dalam program ini disebut telah mendapat pemasukan tambahan sebesar Rp 350.000-Rp 800.000 per bulan.
Berkaca dari kesuksesan di Jabar, P&G bersama Octopus melebarkan ekspansi program ini di wilayah Jakarta guna mencapai skala dan menghasilkan dampak yang lebih besar dalam menanggulangi permasalahan sampah. Ditargetkan sebanyak 40 ton sampah plastik dapat dikelola dan 30.000 masyarakat terlibat dalam menyetorkan sampah rumah tangganya.
”Selain penanggulangan sampah, kami pun memiliki target menjangkau 3.500 pelestari dari berbagai latar belakang profesi hingga kondisi ekonomi. Ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang baik bagi kehidupan mereka,” ucapnya.
Masyarakat yang terlibat dalam program ini nantinya diminta mengumpulkan kemasan saset atau multilayer dan plastik jenis polietilena berdensitas tinggi (HDPE) dari produk-produk P&G. Setelah itu, para pengguna dapat mengakses aplikasi Octopus dan menghubungi petugas atau disebut pelestari untuk untuk menyetorkan sampah tersebut.
Pelestari kemudian akan datang dan mengambil sampah kemasan produk yang sudah dikumpulkan dan dipilah konsumen. Selanjutnya, sampah tersebut akan diserahkan kepada pengusaha pengolah sampah untuk diproses dan diolah menjadi sumber energi terbarukan sehingga tidak sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Co-Founder dan CEO Octopus IndonesiaMoehammad Ichsanmengatakan, perluasan wilayah program Conscious Livingakan sangat membantu mengatasi persoalan sampah di Jakarta. Agar manfaat dari program ini semakin besar, ia pun mengajak semua pihak turut terlibat, mulai dari konsumen, pelestari, hingga para pengepul sampah.
”Kami berharap, melalui program ini, semakin banyak pihak yang terdampak dan dapat terus berkembang ke wilayah lainnya. Program Conscious Living diharapkan dapat mendorong konsumen P&G Indonesia dan masyarakatJakarta untuk terus memberikan langkah nyata dalam menyelamatkan lingkungan,” tuturnya.
Sampah di Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang turut hadir dalam peluncuran program tersebut mengapresiasi peran serta pihak swasta dalam membantu mengatasi persoalan sampah di Jakarta. Sebagai salah satu kota metropolitan dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, sampah memang masih menjadi persoalan di Jakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persenatau sekitar 11,6 juta ton merupakan sampah plastik. Jakarta menjadi wilayah penyumbang sampah ketiga dengan jumlah 2,59 juta ton atau memproduksi sebanyak 7.500 ton sampah per hari.
”Saat ini, kamiterus berupaya memfasilitasi masyarakat dan pelaku usaha dalam mengelola sampah, memanfaatkan, serta mengembangkan hasil daur ulang. Oleh karena itu, program Conscious Livingselaras dengan misi kami dalam pengelolaan sampah plastik di DKI Jakarta,” kata Riza.