Masyarakat Belum Sepenuhnya Siap Migrasi ke Siaran Digital
Di negara lain, migrasi dilaksanakan ketika alat penerima siaran digital oleh masyarakat sudah di atas 90 persen dari populasi. Di Jakarta, berdasarkan data Nielsen hingga akhir September 2022 baru sekitar 40 persen.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga di DKI Jakarta khawatir dengan rencana migrasi siaran televisi analog ke digital. Salah satu kekhawatiran terkait dengan biaya pembelian set top box televisi digital yang dinilai mahal. Mereka mengharapkan bantuan atau subsidi perangkat televisi digital dari pemerintah bisa tepat sasaran.
Sebelumnya, rencana penghentian siaran televisi analog terestrial di wilayah siaran Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) akan berlangsung mulai Rabu (5/10/2022). Namun, rencana itu diundur hingga bulan November.
Meskipun sudah ada penundaan, Omah (54), warga Kelurahan Joglo, Jakarta Barat, masih khawatir. Ia telah mendengar informasi dari para tetangga di sekitarnya terkait dengan penghentian siaran televisi analog di wilayahnya.
Informasi yang didengarnya, jika tidak membeli perangkat televisi digital seperti set top box (STB), maka tidak dapat menonton televisi lagi. Hingga kini ia masih menggunakan siaran televisi analog di rumahnya. Ia berharap dapat menerima STB gratis dari pemerintah.
Jika nantinya terpaksa membeli perangkat televisi digital tersebut, ia memilih dengan cara kredit dengan angsuran dan bunga serendah mungkin. Selama ini ia hanya menonton televisi untuk mencari hiburan ketika berada di rumah.
”Harga STB berkisar Rp 200.000 hingga Rp 300.000. Uang sebanyak itu tidak bisa diperoleh dalam satu hari,” kata pedagang sayur itu, Kamis (6/10/2022).
Sikap berbeda ditunjukkan oleh Desy Mulyaningsih (29). Warga Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, itu, mengatakan, televisi di rumahnya sudah menggunakan alat penerima siaran digital pada pertengahan tahun lalu. Ia menggunakan televisi digital karena kualitas televisi analog yang kurang jernih dan beberapa kanal siaran yang sudah hilang.
”Daripada tidak bisa menonton televisi, jadi langsung beli STB dengan harga sekitar Rp 250.000. Kabarnya juga bakal menerima secara gratis, tapi itu yang di luar Jakarta,” katanya.
Yubaidah (57), warga Kelurahan Joglo, Jakarta Barat, mengaku telah menerima alat penerima siaran digital dari pemerintah tersebut sekitar satu bulan yang lalu di wilayahnya. Pihak RT setempat mendata orang-orang untuk menerima bantuan perangkat televisi digital tersebut.
Setelah menggunakan STB yang diberikan pemerintah, ia bisa menonton siaran televisi dengan kualitas gambar ataupun suara yang jernih. Kanal siaran juga lebih banyak sekitar 40 stasiun televisi ketimbang sebelumnya hanya 15 kanal.
Penghentian siaran televisi analog atau analog switch off (ASO) di Jabodetabek telah disetujui Kementerian Komunikasi dan Informatika agar ditunda dan akan dilaksanakan pada 2 November 2022.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Gilang Iskandar mengatakan, untuk migrasi siaran ke digital, perlu diperhatikan kesiapan sosial masyarakatnya. Di negara lain, ASO dilaksanakan ketika alat penerima siaran digital oleh masyarakat sudah di atas 90 persen dari populasi. Padahal, di Jakarta, berdasarkan data Nielsen hingga akhir September 2022 baru sekitar 40 persen.
Tak hanya itu, kesiapan industri televisi dan industri terkait, menurut dia, juga perlu diperhatikan. Angka alat penerima STB di masyarakat masih jauh dari 90 persen populasi yang bisa berdampak luas pada industri terkait. Apalagi, ketika masa transisi satu sampai enam bulan sejak ASO dilakukan, akan banyak masyarakat yang tidak bisa menonton siaran televisi.
Pemberitaan Kompas,Selasa(4/10/2022), hasil penelitian Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jakarta mengenai kesiapan migrasi ke digital berdasarkan pemantauan dan evaluasi menunjukkan, baru 58 persen responden siap untuk menonton siaran televisi digital. Sebanyak 48,7 persen responden telah memiliki perangkat televisi digital; 13,3 persen sudah memiliki STB; dan 9,3 persen berlangganan siaran televisi berbayar.
Sementara itu, komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jakarta, Thomas Bambang Pamungkas, mengatakan, DKI Jakarta siap untuk migrasi ke siaran digital.
”Saat ini masih rapat dengan Menkominfo. Keputusan terakhir ada di Menkominfo,” ujarnya seusai rapat koordinasi kesiapan ASO di Jakarta, Selasa.
Penelitian ini dilakukan bersama peneliti tiga Program Studi Ilmu Komunikasi dari Universitas Nasional, Universitas Pancasila, serta Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta. Penelitian berlangsung pada Juni-Juli 2022 dengan sampel 150 responden secara proporsional dari lima kota administrasi dan satu kabupaten administrasi di Jakarta. Tujuannya untuk mengetahui gambaran dan peta kesiapan warga Ibu Kota menyongsong ASO.