Jaklingko Tambah Perangkat Pembaca Kartu Uang Elektronik Penumpang Transjakarta
Untuk mengurai antrean panjang penumpang karena kebijakan baru ”tap in tap out”, PT JakLingko Indonesia menambahkan alat pembaca kartu dan meningkatkan kecepatan baca hingga kurang dari 1 detik.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sampai hari ketiga penerapan sistem baru pembayaran di halte Transjakarta, sejumlah kendala masih ditemui. PT JakLingko Indonesia baru menambah puluhan perangkat pembaca kartu uang elektronik untuk meningkatkan kecepatan baca dan mengurangi antrean di halte Transjakarta.
Direktur Utama JakLingko Indonesia Muhamad Kamaluddin, Kamis (6/10/2022), menjelaskan, pihaknya sudah mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul, seperti antrean panjang di halte dan kecepatan alat di gerbang pembayaran membaca kartu.
Antrean terjadi karena sebelumnya ada halte-halte yang tidak pernah menerapkan tempel kartu uang elektronik penumpang saat keluar. Dalam sistem baru, penumpang perlu menempelkan kartu saat masuk-keluar halte sehingga terjadi antrean panjang.
Untuk mengantisipasi masalah serupa timbul lagi, menurut Kamaluddin, Jaklingko akan menambah sejumlah perangkat pembaca di gerbang pembayaran. ”Jadi, ada beberapa halte yang kami lihat akan kami tambah perangkat pembaca kartu uang elektronik karena jumlahnya kurang,” kata Kamaluddin.
Untuk perangkatnya, menurut Kamaluddin, juga sudah dipercepat kemampuan membaca kartunya menjadi kurang dari 1 detik per penumpang. ”Memang walaupun sudah dipercepat 1 detik, perangkat tetap harus ditambah. Ini per hari ini akan kita tambah puluhan perangkat pembaca di halte-halte sibuk,” kata Kamaluddin.
Kurangi antrean
Ia berharap penambahan alat baca dan kecepatan membaca akan membantu mengurangi antrean penumpang di halte-halte sibuk tersebut.
Untuk mesin pembaca kartu di bus-bus yang beroperasi di rute selain bus rapid transit (BRT), menurut Kamaluddin, tidak ada penambahan dan pembaruan sistem.
Sementara dalam pantauan Kamis ini, penumpang bus selain BRT mengalami kendala saat hendak keluar halte. “Tadi saya mau turun di halte Sarinah. Saat hendak menempelkan kartu dari bus 1P Tanah Abang - Blok M, mesin pembaca memunculkan kata eror,” kata Maria (26), karyawan swasta di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
Pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Aditya Dwi Laksana, menyesalkan tidak adanya sosialisasi yang intensif saat hendak menerapkan kebijakan baru tersebut. Terkait perubahan sistem tersebut, Aditya mengatakan, tidak masalah dengan kebijakan menempelkan kartu uang elektronik saat masuk-keluar halte, juga satu penumpang satu kartu. “Itu secara bertahap sudah seharusnya seperti itu,” jelasnya.
Perubahan sistem menyebabkan kartu yang tadinya baik-baik saja jadi eror. Walaupun normal sudah menempelkan kartu, ketika dipakai jadi eror di gerbang tertentu.
“Selain masalah sosialisasi, ini artinya Jaklingko dan Transjakarta belum bisa menjamin sistem yang mulus untuk kartu-kartu yang normal,” jelas Aditya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, kejadian tiga hari ini menjadi evaluasi, pembelajaran bagi Transjakarta. Manajemen harus mengecek kembali, apa sesungguhnya yang terjadi pada kartu atau justru pada perangkat pembaca itu sendiri.
“Kami mohon maaf, yang terjedi ini tentu menjadi evaluasi bagi kita. Transjakarta sudah mengerti dan akan terus dicarikan solusi,” jelas Ahmad Riza.