Trotoar Jakarta Belum Ramah terhadap Kelompok Rentan
Pembangunan trotoar di Jakarta dinilai membuahkan hasil yang baik. Meskipun demikian, kebutuhan kelompok rentan, orang tua dan penyandang disabilitas, belum sepenuhnya terakomodasi.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keinginan DKI Jakarta menjadi kota maju ramah bagi pejalan kaki diwujudkan dengan pembangunan trotoar Ibu Kota. Meskipun demikian, pembangunan jalur pejalan kaki itu masih jauh dari sempurna. Di sejumlah titik seperti seperti terlihat hari ini, Selasa (4/10/2022), trotoar masih dikeluhkan oleh kelompok rentan.
Pukul 10.30 pagi tadi, sejumlah pekerja proyek revitalisasi trotoar sedang merapikan guiding line atau pemandu arah di Jalan Cikajang, Jakarta Selatan. Proyek Dinas Bina Marga DKI Jakarta ini belum rampung. Di lokasi, terdapat lubang-lubang galian yang belum ditutup dengan diberi tanda garis kuning. Trotoar tersebut termasuk dalam program revitalisasi trotoar DKI tahun 2022 bersama dengan ruas jalan lainnya.
Trotoar ini menghubungkan ke arah Jalan Wolter Monginsidi yang pengerjaan trotoarnya baru selesai tahun 2021. Trotoar anyar itu telah diokupasi oleh parkir liar kendaraan yang menutupi jalur pejalan kaki.
Trotoar selebar 1,5 meter sampai 2 meter itu sebenarnya nyaman dengan dilengkapi beberapa bangku. Berbagai jenis pohon dan tanaman menambah kenyamanan para pejalan kaki dengan suasana teduh pada siang hari.
Selain parkir liar, warga juga mengeluhkan belum adanya akses trotoar yang terhubung ke Halte Transjakarta Rawa Barat, Jakarta Selatan. Komarudin (52) beserta istrinya, warga Ciledug, Kota Tangerang, ini menyayangkan sejumlah akses trotoar dan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang masih terputus-putus itu.
Menurut mereka, yang sedang dalam perjalanan pulang seusai mengantarkan pesanan katering makan siang untuk karyawan di daerah perkantoran Jakarta Selatan, trotoar yang masih terputus ini berpotensi membahayakan pengguna. Terlebih letaknya bersisian dengan jalur kendaraan di jalan raya.
Untuk akses ke jembatan penyeberangan orang dan ke Halte Rawa Buaya dinilai menyulitkan dengan keterbatasan karena harus menaiki anak tangga yang curam. ”Lutut istri saya sakit kalau menaiki tangga JPO yang curam apalagi faktor usia sudah 50-an tahun,” katanya.
Lutut istri saya sakit kalau menaiki tangga JPO yang curam apalagi faktor usia sudah 50-an tahun.
Pendapat berbeda diungkapkan Nirwansyah (70), warga asal Salatiga, Jawa Tengah. Ia mengatakan, perubahan trotoar Ibu Kota dengan lebar sekitar 5 meter lebih telah mempermudah pejalan kaki. Walaupun beberapa ruas trotoar masih belum sepenuhnya ramah bagi para pengguna, salah satunya pemandu arah buat penyandang disabilitas.
Ia berada di Jakarta untuk menghadiri kegiatan Perkumpulan Spesialis Bedah Umum Indonesia di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. ”Jalur pejalan kaki di sini bersih dan banyak pepohonan, buat saya jadi nyaman berjalan kaki. Akan tetapi, kalau sudah ke tempat lain, trotoarnya masih banyak yang kecil dan tidak ramah buat kalangan rentan seperti saya,” katanya.
Sebelumnya, David Tjahjana, Advisor Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional, ditemui saat peluncuran buku Trotoar untuk Kota Berkelanjutan di Pos Bloc Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022), mengatakan, perkembangan pembangunan trotoar di Jakarta hingga kini semakin baik, meskipun dari unsur material, desain, serta aspek aman dan nyaman belum dirasakan oleh kelompok rentan, seperti perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan warga lansia.
Ia menekankan, dalam menggunakan fasilitas umum, seperti pengguna kursi roda harus bisa berjalan dengan mudah di trotoar ataupun naik ke atas angkutan umum. Adapun operasionalisasi lift di JPO, David juga sering menemui keterbatasan jam pengoperasian fasilitas lift. Ia menyarankan agar fasilitas lift bisa dioperasikan selama 24 jam agar dapat membantu para kelompok rentan.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugraha mengatakan, tahun ini pengerjaan revitalisasi trotoar sudah mencapai 90 persen dari target pengadaan jalur trotoar sepanjang 23 kilometer. Ia memperkirakan, Oktober ini sudah rampung 100 persen.
Berdasarkan data Dinas Bina Marga DKI Jakarta, pada 2018 panjang trotoar yang bisa ditata 132 km, tahun 2019 sepanjang 93 km, dan 2020 hanya terealisasi 2 km. Untuk tahun 2021, sepanjang 15 km dan Bina Marga DKI merencanakan untuk 2022 sepanjang 23 km.
Pada 2022, terdapat sejumlah lokasi pembenahan trotoar yang dikerjakan oleh Dinas Bina Marga DKI. Lokasi revitalisasi trotoar itu di antaranya ada di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, di Jalan Cikajang, Jalan Trunojoyo, Jalan Gunawarman, Jalan Pattimura, dan Jalan Sultan Hasanudin. Adapun proyek di kawasan Jakarta Pusat, terentang dari Jalan Juanda sampai Jalan Pecenongan dan dari Jalan Proklamasi hingga Jalan Penataran.