Sepanjang 2022, Sedikitnya 3 Ton Sabu Diselundupkan ke Indonesia
Lebih dari 3 ton sabu asal mancanegara masuk ke Indonesia sepanjang tahun 2022. Lemahnya kemampuan deteksi narkoba diduga menjadi celah barang haram tersebut masuk ke Indonesia.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
Kepala Polsek Senen Komisaris Resa Fiardy Marasabessy (tengah), Kepala Seksi Humas Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Sam Suharto (kiri), dan Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Senen Ajun Komisaris Ganang Agung Hartanto menunjukkan barang bukti yang disita dari pengedar narkoba jenis sabu di Polsek Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). Penyidik menetapkan lima tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Empat di antaranya merupakan bandar dan satu lainnya adalah kurir.
JAKARTA, KOMPAS — Sepanjang tahun 2022, lebih dari 3 ton sabu asal mancanegara diselundupkan ke Indonesia. Lemahnya kemampuan deteksi narkoba menjadi celah masuknya sabu asal Malaysia. Dalam kasus terbaru, narkoba jenis sabu asal Malaysia kembali ditemukan masuk ke Jakarta.
Pemberitaan Kompas sepanjang tahun 2022, mencatat, sedikitnya 3,07 ton sabu asal mancanegara masuk ke Indonesia. Jumlah tersebut berasal dari 13 kasus berbeda yang melibatkan 53 tersangka. Sebanyak 50 tersangka merupakan bandar dan hanya 3 tersangka yang berperan sebagai kurir.
Peredaran sabu didominasi oleh sindikat internasional. Sabu tersebut berasal dari negara Malaysia, Myanmar, Thailand, Laos, dan daerah Timur Tengah. Daerah perbatasan dengan negara lain tergolong rentan sebagai jalur masuk sabu ke Indonesia. Daerah tersebut di antaranya Kalimantan Barat, Aceh, Sulawesi, dan Tanjung Pinang.
Pada kasus terbaru, Polsek Senen di Jakarta Pusat menetapkan lima tersangka kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu, Senin (3/10/2022). Narkoba jenis sabu seberat 555,49 gram tersebut berasal dari Malaysia dan masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.
Dari penangkapan tersebut, polisi menemukan sabu yang dibungkus dalam enam kantong plastik klip. Satu kantong rata-rata berisi 101,02 gram sabu. Barang haram tersebut ditaksir bernilai Rp 1 miliar. Selain itu, tas selempang, timbangan digital, sejumlah uang tunai, dan gawai android juga ditemukan sebagai barang bukti.
Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Senen Ajun Komisaris Ganang Agung Hartanto mengatakan, operasi dilakukan selama dua minggu. Empat tersangka yang tertangkap meliputi HI, MFS, MGP, dan DP. Satu orang berinisial A disebut masih dalam pencarian.
Penangkapan pelaku dilakukan dengan cara observasi dan penyamaran sebagai pembeli narkoba. Pada kasus MFS, polisi menggeledah dan menemukan sabu di kontrakan pelaku, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022).
Pelaku mengedarkan sabu dengan cara menjualnya kepada pedagang pengecer. Kemudian para pengecer menjual ke wilayah sekitar mereka. Transaksinya dilakukan dengan menggunakan tas ataupun tempat sampah.
Atas perbuatannya, para pelaku disangkakan dengan Pasal 114 Ayat 2 Subsider 112 Ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Mereka diancam hukuman 5 tahun hingga 20 tahun penjara.
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
Barang bukti yang ditunjukkan polisi pada saat konferensi pers di Polsek Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). Barang bukti tersebut, antara lain, 6 kantong plastik klip seberat 555,49 gram sabu, 1 tas selempang, 1 timbangan digital, sejumlah uang tunai, dan gawai Android.
Secara terpisah, kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menyebutkan, peredaran sabu asal Malaysia disebabkan lemahnya deteksi atau pencegahan narkoba di pelabuhan ataupun bandara.
Sebelumnya, sabu diproduksi oleh pabrik-pabrik kecil di Indonesia. Seiring maraknya penindakan terhadap narkoba jenis sabu, menurut Adrianus, pabrik tersebut mulai tidak beroperasi. Akibatnya, pasokan sabu tidak terpenuhi dan menyebabkan kelangkaan. Kelangkaan tersebut menjadi alasan sabu bersumber dari Malaysia.
Salah satu metode distribusi adalah menggunakan jalur laut. Pemasok sabu dapat melakukan transaksi di tengah laut dengan kapal-kapal kecil, kemudian didaratkan di pelabuhan ilegal.
”Peningkatan kemampuan deteksi pada area yang sulit dijangkau menjadi salah satu upaya pencegahan narkoba agar tidak masuk ke Indonesia,” kata Adrianus saat dihubungi, Senin (3/10/2022).