Merebaknya virus PMK menyebabkan pemasok ternak sapi di wilayah Kota Bekasi harus berhati-hati saat membeli sapi dari luar daerah. Pemasok sejauh ini membeli sapi dari daerah yang masih bebas atau aman dari virus PMK.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Jumlah ternak yang terserang penyakit mulut dan kuku atau PMK di Kota Bekasi, Jawa Barat, sebanyak 78 ekor dan tersebar di delapan kecamatan. Pemerintah Kota Bekasi memperketat alur distribusi ternak dari luar daerah ke wilayah Kota Bekasi.
Hingga Rabu (15/6/2022) sore, berdasarkan laman siagapmk.id, jumlah ternak yang sakit di Kota Bekasi sebanyak 78 ternak. Secara nasional, sebaran PMK di Indonesia saat ini terdeteksi di 18 provinsi dan 190 kabupaten/kota. Total hewan sakit sebanyak 170.018 ekor dan ternak sembuh 46.549 ekor.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Bekasi Herbert Panjaitan mengatakan, sebaran PMK sudah teridentifikasi di 8 kecamatan dari total 12 kecamatan di wilayah itu. Sumber penularan PMK berasal dari ternak yang didatangkan dari luar daerah. ”Sejauh ini belum ada (ternak yang mati). Kami sudah melakukan layanan kesehatan dan kondisi ternaknya sudah mulai membaik,” kata Herbert pada Rabu siang di Bekasi.
Meningkatnya sebaran PMK di Kota Bekasi diantisipasi dengan memperketat alur masuk distribusi ternak ke wilayah tersebut. Pengetatan yang dilakukan bersama Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bekasi adalah mengecek kelengkapan dokumen dari hewan yang dikirim ke Bekasi.
”Jadi, jika ada transportasi hewan yang masuk, terutama dari luar Kota Bekasi, (diperiksa) surat hewannya dari mana, surat keterangan sehat, dan surat (bebas) PMK. Itu antisipasi kami,” katanya.
Siasat pedagang
Merebaknya virus PMK menyebabkan pemasok ternak sapi di wilayah Kota Bekasi harus berhati-hati saat membeli sapi dari luar daerah. Pemasok sejauh ini membeli sapi dari daerah yang masih bebas atau aman dari virus PMK.
”Tahun ini, kami beli khusus dari Bali. Di daerah lain, kami tidak berani karena isu yang beredar saat ini," kata Ardi (35), salah satu pengelola kandang ternak sapi di Bekasi.
Sapi yang didatangkan dari Bali terlebih dahulu disuntik vitamin. Pihak peternak juga harus terlebih dahulu memberi kesempatan kepada ternak-ternak tersebut untuk beristirahat hingga tubuhnya kembali pulih sebelum kembali dijual atau ditawarkan ke pembeli ternak.
Selama PMK merebak di Indonesia, kata Ardi, harga sapi di wilayah Kota Bekasi meningkat sekitar 10 persen. Satu ekor sapi satu tahun sebelumnya biasa dijual dengan harga Rp 60 juta per ekor. Saat ini harganya Rp 68 juta-Rp 70 juta per ekor. ”(Kenaikan harga terjadi), karena izin-izin sekarang itu urusnya agak susah. Terus, sapi bali menjelang Idul Adha itu biasanya dicari orang,” tuturnya.