Sebanyak 1.667 Sapi Terpapar PMK, Pemkab Kuningan Siapkan Dana Rp 500 Juta
Penyakit mulut dan kuku telah menyerang 1.667 sapi dan menyebabkan puluhan sapi mati di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pemkab menyiapkan anggaran sekitar Rp 500 juta untuk obat-obatan ternak.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengajukan dana sekitar Rp 500 juta untuk penanganan penyakit mulut dan kuku atau PMK. Penyakit menular tersebut telah menyerang 1.667 sapi dan menyebabkan puluhan sapi mati.
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Peternakan Kuningan, hingga Selasa (14/6/2022), tercatat 1.667 sapi terpapar PMK. Dari jumlah itu, 310 sapi atau 18,6 persen sembuh dan 1.231 sapi atau 73,8 persen masih menderita PMK.
Bahkan, 47 sapi mati dan 79 sapi lainnya terpaksa dipotong bersyarat setelah terinfeksi PMK. Semua kasus PMK tersebar di 35 desa dan 18 kecamatan. Daerah itu antara lain Cibingbin, Cigugur, Garawangi, Cilebak, Kramatmulya, Lebakwangi, dan Luragung.
Kepala Diskanak Kuningan Dadi Hariadi, Rabu (15/6/2022), mengatakan, upaya pencegahan dan pengobatan kasus PMK telah dilakukan, mulai dari pengawasan lalu lintas ternak dari luar daerah, lockdown, hingga pemberian obat-obatan, vitamin, dan antibiotik kepada peternak.
”Untuk pengobatan yang pernah kami berikan, menurut info di lapangan, obatnya sudah menipis. Oleh karena itu, kami sudah mengajukan dana BTT (belanja tak terduga) untuk obat-obatan tahap pertama sekitar Rp 500 juta. Ini cukup untuk dua kali pengobatan sapi yang kena,” ujarnya.
Menurut dia, penggunaan dana BTT untuk penanganan PMK diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2022. ”Pak Bupati (Kuningan Acep Purnama) sudah acc (setuju) nota dinas kami. Namun, kami belum tahu kepastian berapa (dana) yang akan turun,” ungkapnya.
Kepala Bidang Peternakan Diskanak Kuningan Lya Prilyawati mengatakan, pengajuan dana PMK akan ditambah jika kasusnya terus meningkat. ”Di daerah lain, infonya sudah susah dapat obat-obatan. Jangan sampai uangnya ada tetapi barangnya enggak ada,” katanya.
Lya berharap, Pemerintah Provinsi Jabar dan pusat dapat membantu pengobatan dan pemberian vaksin PMK di Kuningan. Terlebih lagi, Kuningan termasuk sentra sapi perah dengan total sekitar 7.000 ekor. Adapun populasi sapi potong mencapai 29.000 ekor dan domba 120.000 ekor.
Pihaknya memastikan, daging dan susu sapi yang terpapar PMK masih aman jika pengolahannya sesuai ketentuan. Daging sapi, misalnya, harus dipanaskan 70 derajat celsius setidaknya selama 30 menit. ”Dengan begitu, virusnya mati. Jadi, konsumen jangan khawatir,” ungkapnya.
John Nais, Koordinator Lapangan Unit Respons Cepat PMK Koperasi Serba Usaha Karya Nugraha Jaya, mengatakan, 1.615 sapi perah di Kecamatan Cigugur terpapar PMK. Akibatnya, puluhan pedet sapi mati dan produksi susu segar menurun hingga 80 persen.
Puluhan pedet sapi mati dan produksi susu segar menurun hingga 80 persen. (John Nais)
Dalam kondisi normal, seekor sapi bisa menghasilkan 15-20 liter per hari. Namun, kini produksi dari seekor sapi hanya 2 liter per hari. Di Cigugur, terdapat sekitar 7.000 sapi milik lebih dari 1.000 peternak. Sebelumnya, produksi susu mencapai 25.000 liter per hari. Namun, kini diperkirakan 23.000 liter per hari.
”Kami berharap ada bantuan obat-obatan untuk sapi yang sakit dan vaksin untuk yang sehat. Kalau bisa, peternak yang terdampak juga dapat bantuan langsung tunai dan penangguhan kredit di perbankan,” ujarnya.