Untuk mendukung pembiayaan elektrifikasi bus, PT Transjakarta menjajaki penerbitan obligasi hijau di London Stock Exchange. Transjakarta menargetkan di akhir 2030 mengoperasikan 10.047 bus listrik di Jakarta.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta secara bertahap akan mengalihkan bus dari bus berbahan bakar fosil ke bus listrik yang dinilai lebih berwawasan lingkungan. Untuk membiayai pengadaan bus listrik, PT Transportasi Jakarta menjajaki penerbitan obligasi berwawasan lingkungan atau green bond.
Kepala Departemen Komunikasi Korporasi dan CSR PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Iwan Samariansyah, Senin (16/5/2022), menjelaskan, penjajakan itu dilakukan dengan kunjungan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta M Yana Aditya dan Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta Yoga Adiwinarto ke London Stock Exchange, Kamis (12/5/2022). Pertemuan tersebut dihadiri langsung Kepala Departemen Pasar Modal dan Produk London Stock Exchange Shery Kholi.
Dalam keterangan tertulis PT Transjakarta, Yana Aditya menjelaskan, penjajakan penerbitan surat utang hijau di London Stock Exchange itu sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah mencapai target net zero emission atau pengurangan emisi karbon.
Dalam diskusi dengan pihak London Stock Exchange, Yana menjelaskan, ia memaparkan rencana Transjakarta mengembangkan bus listrik dan transportasi berkelanjutan di Jakarta. Adapun pengembangan bus listrik dan sustainability transport di Jakarta itu sejalan dengan konsep Green Bond London Stock Exchange yang berorientasi pada perlindungan lingkungan.
”Untuk mendukung itu, kami ingin adanya dukungan pembiayaan,” ujar Yana.
Penjajakan penerbitan surat utang hijau menjadi opsi Transjakarta untuk bisa mengembangkan program elektrifikasi bus. Bus listrik diperkirakan dapat menurunkan polusi hingga 28 persen dibandingkan pada bus diesel. Selain itu, emisi CO2 pada gas buang bus listrik dapat berkurang hingga 50,3 persen dibandingkan gas buang bis diesel.
Saat ini, dengan layanan di 167 rute, Transjakarta mengoperasikan 3.590 bus dengan berbagai tipe. Dengan dampak baik bus listrik pada lingkungan, Transjakarta menargetkan pada akhir 2030 akan memiliki 10.047 bus listrik di mana peralihan itu dilakukan secara bertahap.
Pada Maret 2022, Transjakarta melalui operator mitra Mayasari Bakti mengoperasikan bus listrik. Saat ini baru satu rute non-BRT yang dilayani bus listrik, yaitu rute 1P Terminal Senen-Bundaran Senayan.
”Kami berharap dapat bekerja sama dengan London Stock Exchange untuk mengurangi emisi karbon, khususnya dalam sektor transportasi publik,” kata Yana.
Dari sisi armada, PT Transjakarta juga menjajaki kerja sama dengan Switch Mobility Limited, produsen bus listrik. Kerja sama itu untuk menghadirkan bus listrik di Jakarta.
Kerja sama itu dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Direktur Utama PT Transportasi Jakarta M Yana Aditya dan Sarwant Singht selaku Chief Planning Officer Switch Mobility Limited, Jumat (13/5/2022).
Dari keterangan resmi Transjakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turut hadir di acara tersebut menyatakan, melalui MOU tersebut diharapkan Transjakarta memiliki akses yang lebih luas kepada penyedia bus listrik.
”Bukan hanya penyedia dari lokal, melainkan juga dari belahan dunia lain, terutama Inggris. Mengingat Inggris memiliki inovasi di bidang teknologi, pembiayaan, serta model pengadaan yang cukup berkembang pesat,” kata Anies.
Yana menambahkan, bagian dari penjajakan, Switch Mobility Limited, menurut rencana, akan melakukan uji coba bus mereka di jalur Transjakarta. Uji coba dilakukan sesuai dengan standar pelayanan minimum (SPM) yang berlaku dari aspek pengujian dan prosedur standar operasi Transjakarta.
”Kami ingin memastikan pemenuhan kebutuhan implementasi bus listrik bagi pelanggan bisa terpenuhi secara maksimal,” kata Yana.
Proses uji coba diharapkan bisa berjalan pada kuartal II-2023. Apabila uji coba berjalan sesuai harapan, kedua belah pihak bisa melanjutkan kerja sama untuk secara resmi beroperasi melayani pelanggan.
Saya mengapresiasi keberanian Transjakarta membuka opsi ini untuk mengundang investor berinvestasi di bus listrik. Khususnya investor yang tentunya memiliki misi iklim.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya S Dillon mengapresiasi keberanian Transjakarta melakukan penjajakan penerbitan surat utang hijau.
”Saya mengapresiasi keberanian Transjakarta membuka opsi ini untuk mengundang investor berinvestasi di bus listrik, khususnya investor yang tentunya memiliki misi iklim,” ujar Harya.
Upaya itu menunjukkan Transjakarta yakin, percaya diri, program elektrifikasi bus ini baik untuk lingkungan. ”Karena yang mereka sasar adalah green bond, mereka yakin atas manfaat lingkungan, manfaat iklim dari program elektrifikasi bus ini,” ujarnya.
Namun, di sisi lain, Harya mengingatkan, kepercayaan diri itu juga semestinya diimbangi langkah-langkah untuk mengurangi angka kecelakaan. ”Jangan sampai niat baik buyar karena angka kecelakaan tidak bisa diturunkan,” tegasnya.
Manajer Operasional Mayasari Bakti Daryono secara terpisah menyatakan, langkah-langkah yang dilakukan Transjakarta di London itu sebagai terobosan. Namun, sampai saat ini ia belum mendapatkan informasi jelas, tujuan dari penjajakan penerbitan surat utang ataupun kerja sama dengan Switch Mobility itu.
”Tujuan kerja sama itu apa? Supaya harga per unit murah? Supaya semua mitra dapat pinjaman dari terobosan yang dilakukan Transjakarta? Kita tidak tahu. Kita belum paham,” katanya.
Sebagai operator mitra, mitra tentu berharap Transjakarta bisa membantu pengadaan bus listrik dengan harga lebih murah. Berkaca pada pengadaan bus listrik, Mayasari Bakti membayar Rp 5,1 miliar per unit.
Harga itu dua kali lipat dari harga per unit bus berbahan bakar diesel. Untuk program elektrifikasi bus, Mayasari Baktı melakukan pengadaan 30 unit bus listrik. Untuk pengadaan ini, operator mengandalkan perbankan. Artinya, kepercayaan bank diperlukan.
”Justru kami berharap kerja sama itu bisa menurunkan harga. Itu akan lebih baik karena pembayaran rupiah per kilometer oleh Transjakarta kepada operator mitra bisa turun,” kata Daryono.