Antusiasme warga tak terbendung kala para pebalap MotoGP melintas di jalanan Ibu Kota. Mimpi warga penggemar balap motor menyaksikan para pebalap di depan mata seketika menjadi kenyataan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
Gaung perhelatan MotoGP Indonesia di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat, 18-20 Maret 2022, menggema hingga Ibu Kota. Ratusan warga tumpah ruah ke jantung Jakarta untuk menyaksikan pebalap dari jarak dekat. Mereka sejenak meninggalkan aktivitas sehari-hari demi momen langka tersebut.
Jalur pedestrian di seputar Bundaran Hotel Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, yang semula lengang mulai dipadati warga jelang pukul 10.00 WIB, Rabu (16/3/2022). Mereka menanti di tepi jalan, menunggu parade pembuka kegiatan pebalap MotoGP sebelum berlomba di Mandalika.
Di bawah terik matahari, tidak sedikit dari mereka yang membawa anak-anak. Ratusan pasang mata menatap lekat-lekat ke arah jalan raya. Di kawasan tempat Patung Selamat Datang itu, warga bersiap menyambut kedatangan 16 pebalap elite MotoGP dari Istana Merdeka.
Ketika raungan motor yang bersahut-sahutan terdengar dari kejauhan, warga yang tadinya duduk sontak berdiri. Mereka yang berdiri di tepian jalan mendekat ke jalan raya sembari mengeluarkan gawai, siap untuk memotret momentum bersejarah itu.
Teriakan histeris mulai terdengar kala para pebalap MotoGP muncul mengendarai motor mereka. Petugas keamanan terlihat kerepotan menahan warga yang mencoba maju ke tengah jalan. Para pengguna jalan yang melintas menghentikan sejenak kendaraannya untuk menyaksikan keriuhan ini. Banyak pengendara sepeda motor yang memarkir kendaraannya di tepi jalan dan lari bergegas bergabung dalam kerumunan untuk mengambil foto.
Pebalap tim Repsol Honda, Marc Marquez, enam kali juara dunia MotoGP dan wajah paling dikenal warga, menjadi salah satu pebalap yang memimpin barisan. Ia melambaikan tangan membalas antusiasme warga.
Untuk menyaksikan parade ini, Khairul (39) memilih tidak mencari penumpang setengah hari. Sejak pagi, pengemudi taksi yang biasa mangkal di kawasan Palmerah itu berdiri di jalur pedestrian Jalan MH Thamrin bersama dua rekannya sesama pengemudi, mengenakan seragam tempat mereka bekerja.
Sebelum para pebalap tiba, Khairul dan rekannya bergantian berfoto dengan latar belakang Patung Selamat Datang. Mereka membawa bendera hijau bertuliskan Valentino Rossi, lengkap dengan nomor 46 saat berfoto.
”Hari ini enggak narik dulu dari pagi. Parade ini jadi daya tarik tersendiri karena ini, kan, momen langka,” ujarnya.
Meski Rossi, pebalap idolanya, telah pensiun akhir musim lalu, Khairul tetap antusias untuk menyaksikan para pebalap dari dekat. Khairul menggilai dunia balap motor sejak masih di bangku sekolah.
Hari ini enggak narik dulu dari pagi. Parade ini jadi daya tarik tersendiri karena ini, kan, momen langka.
Dia sempat bercita-cita menjadi pebalap motocross meski roda kehidupan menuntunnya sebagai pengemudi taksi di jalanan Ibu Kota. Namun, kecintaan Khairul terhadap dunia balap motor tidak luntur.
Karena itu, mendengar Mandalika masuk kalender balapan MotoGP, 25 tahun setelah Sirkuit Sentul terakhir kali menjadi tuan rumah balap motor kelas elite pada 1997, dia senang sekali.
Khairul pada akhirnya hanya menyaksikan para pebalap melintas selama beberapa detik. Ia juga tidak bisa mengamati pebalap dari dekat karena kalah bersaing di tengah kerumunan warga. Meski begitu, tiada raut kecewa terpancar dari wajahnya.
”Kami bisa melihat helm para pebalap itu dari dekat saja sudah girang,” ucapnya sembari tertawa.
Durian runtuh
Bagi para penggemar MotoGP seperti Khairul, kesempatan menyaksikan para pebalap secara cuma-cuma itu bagaikan durian runtuh. Khairul dan rekan-rekannya mengaku sangat ingin menyaksikan balapan MotoGP di Mandalika secara langsung. Namun, mereka terkendala biaya akomodasi yang cukup mahal untuk sampai ke Lombok. Karena itu mereka mencoba mengais serpihan-serpihan magnet dan euforia MotoGP yang dibawa para pebalap tersebut.
Durian runtuh juga diperoleh Afis (21) yang mendapat kesempatan bersalaman dengan pebalap Ducati Lenovo Team, Francesco ”Pecco” Bagnaia. Sebagaimana Khairul, Afis yang sehari-hari bekerja di sebuah bengkel mobil di Jakarta ini juga mengambil izin tidak bekerja untuk menyaksikan parade.
Setelah para pebalap mengitari Bundaran HI dan masuk Hotel Kempinski, ratusan warga tidak mau beranjak dari kawasan itu. Mereka menyemut di sekitar tembok dan pintu masuk hotel. Afis termasuk salah satu dari sekian banyak warga yang memanjat tembok hotel untuk menyaksikan pebalap.
Untuk bisa mendekati Pecco, Afis berjibaku dengan warga lainnya hingga bisa ke titik terdekat antara tembok dan halaman hotel. Ketika Pecco melintas, Afis menjulurkan tangannya. Beruntung baginya uluran tangannya disambut Pecco.
”Untungnya bisa kebagian salaman sama Pecco walau harus berdesak-desakan dan kena sikut orang. Tidak rugi saya enggak masuk kerja hari ini,” katanya. Afis tidak bisa menghilangkan senyum di wajahnya usai bisa bersalaman dengan Pecco yang selama ini hanya bisa ia saksikan di televisi.
Magnet MotoGP juga membuat Usep (40) menempuh perjalanan dari Bandung ke Jakarta menyaksikan parade MotoGP. Ia bersama dua anggota keluarganya tiba di Jakarta menggunakan jasa angkutan travel pada malam sebelumnya. Penggemar pebalap tim Aprilia Racing Aleix Espargaro itu ingin merasakan atmosfer kembalinya balapan MotoGP ke Indonesia sejak terakhir kali pada 1997.
Parade yang dilepas Presiden Joko Widodo dari depan Istana Negara itu diikuti 16 pebalap MotoGP, dua pebalap Tim Pertamina Mandalika SAG yang berlaga di Moto2, serta dua pebalap muda Indonesia, Mario Suryo Aji (18) yang berlaga di Moto3 dan Veda Ega Pratama (13) di ajang Idemitsu Asia Talent Cup.
Sebelum berparade, Marquez dan rekan-rekannya beramah-tamah dengan Presiden di teras depan Istana Merdeka dan berfoto di ruang kredensial.
Presiden Joko Widodo hadir bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan Ketua MPR Bambang Soesatyo yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI). Hadir pula Chief Executive Officer Dorna Carmelo Ezpeleta, Managing Director Dorna Carlos Ezpeleta, dan Wakil Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association Cahyadi Wanda.
”Tadi saya sampaikan (kepada para pebalap) bahwa Indonesia memiliki 122 juta motor. Jadi, fans Anda di Indonesia banyak sekali, (mereka) senang semua,” ujar Presiden menceritakan obrolan singkatnya dengan para pebalap.
Carlos Ezpeleta menjelaskan, kehadiran para pebalap MotoGP di Jakarta sebelum berlomba di Mandalika, akhir pekan ini, adalah bentuk apresiasi atas kerja keras Pemerintah Indonesia mempersiapkan MotoGP di Indonesia. ”Ini tahun pertama dari 10 tahun kerja sama. Sebagai respek kami, para pebalap bertemu dengan Presiden Joko Widodo,” ujarnya.
Matahari kian meninggi, tetapi kerumunan warga masih bertahan di depan hotel tempat para pebalap menginap. Meski cuaca panas, dahaga mereka terbasuh dengan kehadiran para pebalap pujaan di jantung Ibu Kota. (INA)