Banjir Banten Mulai Surut, Warga Waspada Banjir Susulan
Curah hujan yang tinggi mengakibatkan Sungai Cibanten meluap sehingga puluhan kawasan terendam banjir di Kota Serang, Banten.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
SERANG, KOMPAS - Banjir mulai surut di Kota Serang, Banten, Rabu (2/3/2022) siang. Sebagian warga kembali beraktivitas dan membersihkan sisa-sisa banjir, sedangkan lainnya masih mengungsi. Warga diimbau mewaspadai potensi banjir susulan karena cuaca buruk.
Banjir melanda 43 titik di Kota Serang pascahujan deras Senin (28/2/2022) malam menyusul meluapnya Sungai Cibanten, Selasa (1/2/2022). Dampaknya, lima warga meninggal karena tersengat listrik, tertimpa longsor, dan hanyut, sedangkan 1.500 rumah terendam air dan 3.500 warga mengungsi.
Satu rumah rumah warga hancur diterjang banjir di Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan dan dua rumah disapu arus Sungai Cibanten di Kecamatan Kasemen.
Sementara itu, hasil analisa dan evaluasi Kepolisian Daerah Banten, wilayah terdampak banjir di Kota Serang ialah Kecamatan Kasemen, Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Curug, dan lima desa. Setidaknya 2.203 rumah terendam, 700 warga mengungsi, dan lima warga meninggal.
Warga Kampung Jabang Bayi di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, pun mulai membersihkan sisa-sisa banjir setinggi dua meter yang melanda permukiman di bantaran Sungai Cibanten. Banjir menyapu dua rumah panggung di bantaran sungai, menyisakan pilar-pilar beton yang patah. Satu rumah lainnya bergeser dari posisi semula dan miring. Material seperti kayu, asbes, ranting, dan sampah tersangkut di bantaran maupun jembatan menuju Kampung Jabang Bayi.
Warga setempat, Adi Purwanto (31), Rabu pagi masih membersihkan lantai dan dinding rumah serta perabotan dari sisa-sisa tanah dan lumpur. Menurut dia, banjir surut sejak Selasa malam sehingga warga yang mengungsi ke ketinggian mulai membersihkan rumah.
"Kami dapat bantuan dari relawan mulai Selasa siang. Selama puluhan tahun tinggal di bantaran sungai, baru kali ini banjir parah terjadi. Kami tidak menyangka bakal begini," katanya.
Hujan deras Senin malam berimbas pada meluapnya Sungai Cibanten. Air naik perlahan ke permukiman hingga mencapai dua meter. Warga yang terbiasa dengan luapan air yang hanya sampai pekarangan pun panik menyelamatkan diri.
Warga di Kampung Sukadiri, Desa Kasunyatan, juga mulai membersihkan rumah dari sisa-sisa banjir. Warga lainnya masih mengungsi di area Keraton Surosowan yang tak jauh dari kampung lantaran rumah mereka masih terendam banjir setinggi 10 cm hingga 30 cm. Mereka mendirikan tenda darurat dari terpal di area keraton yang ada pada ketinggian.
Hilmi (31) salah satu warga yang mengungsi. Dia mengatakan, warga berlari menyelamatkan diri ke Keraton Surosowan karena air dari sodetan Sungai Cibanten terus naik. Padahal, biasanya luapan sodetan tidak sampai ke dalam rumah. "Pertama kali banjir gede. Tinggi banjir sampai dada orang dewasa. Semua perabotan terendam air," katanya.
Selain permukiman, banjir merendam kompleks Masjid Agung Banten yang berdekatan dengan Keraton Surosowan di Kawasan Wisata Banten Lama. Ketinggian air di halaman masjid berkisar 10 cm hingga 30 cm.
Luapan air juga menghanyutkan sebagian lapak-lapak dagangan di kawasan tersebut. Pemilik lapak menyelamatkan perabotan dan barang yang tersisa. Aktivitas perekonomian berhenti untuk sementara.
Banjir juga masih merendam sebagian rumah di Kampung Ciputri, Desa Banten. Sebagian warga mengungsi ke sekitar Stasiun Kereta Karangantu. Mansur (26) buruh lepas bersama sejumlah warga tengah menunggu datangnya bantuan.
Dia menuturkan, banjir merendam jalan akses masuk keluar warga hingga motor dan mobil mogok. Air yang terus naik membuat warga berlari ke Keraton Surosowan dan stasiun. "Kami masih tunggu bantuan. Baru sekali bantuan nasi bungkus," ujarnya.
Wali Kota Serang Syafrudin menyebutkan, banjir kali ini merupakan yang pertama melanda nyaris seluruh wilayah Kota Serang. Pemerintah Kota Serang secara langsung menyalurkan bantuan ke titik banjir, dan mendirikan dapur umum.
"Warga kami imbau tetap di pengungsian untuk sementara karena dikhawatirkan cuaca buruk menyebabkan banjir susulan," ucapnya.
Pandeglang
Banjir juga terjadi di Kabupaten Pandeglang. Titiknya di Kecamatan Labuan, Kecamatan Cadasari, Kecamatan Patia, Kecamatan Saketi, Kecamatan Pandeglang, Kecamatan Mandalawangi, Kecamatan Pulosari, dan 17 desa. Sedikitnya 1.757 rumah terendam.
Bupati Pandeglang Irna Narulita meninjau banjir di Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang dan Desa Teluk, Kecamatan Labuan. Ketinggian banjir mencapai dua meter sebelum surut hingga puluhan cm. Dia mengimbau warga untuk mengungsi ke pengungsian yang disiapkan pemerintah. "Khawatir curah hujan yang tinggi membuat air naik lagi dan warga terjebak banjir,” katanya.
Di sisi lain, dalam masa tanggap bencana, Polda Banten mengerahkan 511 personel untuk bantuan dan pelayanan kepada warga yang terdampak banjir. Peralatan yang digunakan antara lain dua mobil, satu bus, satu ambulans, dua perahu karet, dan peralahan pencarian dan pertolongan. Polda juga menyalurkan 500 paket sembako kepada warga terdampak banjir.