Pascahujan deras, banjir kembali melanda Kabupaten Lebak di Banten.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Setidaknya 150 rumah di Kabupaten Lebak, Banten, terendam banjir setelah hujan deras pada Senin (1/11/2021) sore hingga malam. Banjir setinggi 50 sentimeter hingga 1 meter itu berasal dari luapan Sungai Cikambui dan Sungai Ciranjieun.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lebak menyebutkan, 80 rumah terendam banjir di Rangkasbitung Timur, 70 rumah di Nameng, dan rumah-rumah lain masih dalam pendataan di Narimbang. Seorang warga hanyut terseret arus banjir sebelum diselamatkan dan dua warga pingsan karena terkejut.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama di Rangkasbitung menyebutkan, dua perahu karet sudah mengevakuasi warga karena jalan antarkampung terendam banjir dan jembatan penghubung antardesa rusak.
”Banjir sudah mulai surut. Situasi masih waspada karena cuaca ekstrem,” ujarnya, Selasa (2/11/2021).
Pada kondisi yang mengharuskan evakuasi, setiap warga perlu menerapkan protokol kesehatan selama proses penyelamatan dan di pos pengungsian untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah memperingatkan potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang di Banten hingga Selasa ini. Artinya, wilayah "”Tanah Para Jawara” berada dalam level siaga potensi ancaman bencana hidrometeorologi.
Kabupaten Lebak memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi berdasarkan analisis inaRISK, portal kajian risiko bencana milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dalam kurun 2015-2020, terjadi 29 kali banjir di wilayah itu. Salah satunya banjir bandang pada awal Januari 2020. Banjir dan material pada saat itu menerjang Kecamatan Sajira hingga menewaskan sembilan warga, dua orang hilang, serta menyebabkan 2.389 rumah warga dan 45 fasilitas umum rusak.
Sebelumnya banjir juga melanda Kecamatan Rangkasbitung dan Kecamatan Cibadak di Kabupaten Lebak setelah hujan deras selama empat jam pada Senin (13/9/2021) malam. Sebanyak 614 rumah warga di 13 kampung terendam luapan air setinggi 50 hingga 70 sentimeter dan 62 warga mengungsi.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengimbau warga untuk waspada dan siaga bencana hidrometeorologi. Sejumlah langkah pencegahan dapat dilakukan di tingkat keluarga, seperti membatasi aktivitas di luar rumah, mematikan arus listrik dengan segera, menghindari saluran air atau gorong-gorong, dan menyiapkan tas siaga bencana.
”Pada kondisi yang mengharuskan evakuasi, setiap warga perlu menerapkan protokol kesehatan selama proses penyelamatan dan di pos pengungsian untuk menghindari penyebaran Covid-19,” katanya.