Enam Warga Terdampak Kebocoran dan Ledakan Pipa Industri di Cilegon
Kebocoran dan ledakan terjadi pada area reaktor sistem bagian produksi ”purified terephthalic acid” untuk bahan baku poliester atau benang.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Enam sopir truk tangki SPBE Pertamina PT Patra Trading terdampak ledakan akibat kebocoran pipa PT Mitsubishi Chemical Indonesia di Kota Cilegon, Banten, Rabu (23/2/2022). Para sopir yang tengah mengantre bahan bakar di depot TBBM Tanjung Gerem itu terkena cairan yang bocor sehingga mata dan hidung perih, sesak napas, mual, pusing, dan trauma.
Kapolres Cilegon Ajun Komisaris Besar Sigit Haryono menyebutkan, para korban berada di depot yang tidak jauh dari lokasi kebocoran dan ledakan. Keenamnya langsung dilarikan ke klinik dan sudah kembali ke rumah masing-masing. Kini, mereka berada dalam observasi tenaga kesehatan.
”Mereka terkena semburan cairan dari pipa sehingga sesak napas dan mual. Perusahaan berjanji akan bertanggung jawab kepada korban dan yang terdampak,” ujarnya, Kamis (24/2/2022).
Kebocoran dan ledakan terjadi pada area reaktor sistem bagian produksi purified terephthalic acid untuk bahan baku poliester atau benang. Unit kimia, biologi, dan radioaktif dari Brimob Polda Banten menduga kebocoran pipa terjadi karena tercampurnya crude therepthalic acid dengan air tawar di dalam pipa sehingga timbul tekanan 85 bar dan suhu 290 derajat celsius saat reaktor bekerja.
Demi keselamatan karyawan, cairan-cairan kimia yang baunya menyengat sudah dibersihkan.
Sigit menuturkan, pipa yang mesin reaktor dengan mesin filter dan mesin crystallyzer bocor karena perbedaan tekanan. Akibatnya, pipa meledak dan terangkat lebih kurang 40 derajat.
”Demi keselamatan karyawan, cairan-cairan kimia yang baunya menyengat sudah dibersihkan,” tuturnya.
Komandan Satuan Brimob Polda Banten Komisaris Besar Dwi Yanto Nugroho menambahkan, tidak ditemukan bahan kimia berbahaya bagi lingkungan dalam pengecekan dengan alat pendeteksi LCD 33 dan searchtech.
Dalam keterangannya, PT Mitsubishi Chemical Indonesia hendak memeriksa dan merawat mesin produksi secara berkala. Sebelum terlaksana, sudah terjadi insiden kebocoran dan ledakan. Perusahaan akan bertanggung jawab atas segala dampak yang terjadi karena insiden tersebut.