Transjakarta kembali melaksanakan rekomendasi KNKT terkait aspek keselamatan layanan dan operasional. Selain pengecekan depo guna memastikan kelaikan kendaraan dan pramudi, juga tes ”fit to work” bagi pramudi KWK.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memastikan keselamatan angkutan dan kesiapan pramudi, PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta mulai menjalankan rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi, antara lain pengecekan depo, sarana, dan pemeriksaan kebugaran pramudi. KNKT memastikan terus memantau dan memastikan Transjakarta menjalankan rekomendasi dan melakukan evaluasi terhadap semua program rekomendasi.
Angelina Betris, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas PT Transportasi Jakarta, melalui keterangan tertulis, Minggu (9/1/2022), menjelaskan, Transjakarta mulai menjalankan rekomendasi KNKT. Pada 5-6 Januari 2022, jajaran direksi melakukan inspeksi ke depo-depo. Ada enam depo yang menjadi tujuan inspeksi, yaitu Depo Cawang, Depo Kampung Rambutan, Depo Pesing, Depo Pinang Ranti, Depo Rawa Buaya, dan Depo Perintis.
Inspeksi ke depo dimaksudkan untuk melihat kondisi terkini depo. Hal itu antara lain pengecekan bus, perbaikan bus, pencucian bus, mess pramudi, dan toilet.
Menurut Betris, inspeksi juga ditujukan untuk pembenahan secara internal dalam sistem manajemen Transjakarta, utamanya dalam hal pengawasan. Depo, lanjut Betris, merupakan tempat terpenting karena di depolah bus bermalam dan dilakukan berbagai pengecekan.
Untuk itu, jelas Betris, Transjakarta ingin memastikan kondisi depo atau pul harus maksimal untuk memastikan setiap bus yang keluar adalah armada yang betul-betul siap beroperasi, begitu juga dengan pramudi yang bertugas. ”Kami akan terus melakukan pengecekan seperti ini secara berkala. Harapannya agar semua layanan Transjakarta bisa terus ditingkatkan tidak hanya dari sisi layanan tetapi juga fasilitas pendukung yang ada,” jelasnya.
Selain pengecekan depo, manajemen Transjakarta juga melakukan pemeriksaan kebugaran atau fit to work untuk pramudi mikrotrans, Sabtu (9/1/2022). Pemeriksaan dilakukan bersama Koperasi Wahana Kalpika (KWK) selaku mitra operator di kantor KWK Ukerwil I, Cipayung, Jakarta Timur, dan diikuti 120 pramudi yang menjalani serangkaian tes.
Bersama pemeriksaan kebugaran, jelas Betris, juga dilakukan pemeriksaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza). Menurut Betris, pemeriksaan kebugaran juga pemeriksaan napza merupakan salah satu upaya Transjakarta dan juga mitra operator dalam meningkatkan kepatuhan standar pelayanan minimun (SPM) untuk meningkatkan kualitas layanan dan keselamatan tidak hanya dari sisi armada, tetapi juga kesiapan SDM, dalam hal ini pramudi, juga keselamatan pelanggan.
Betris menambahkan, pemeriksaan fit to work dan pembinaan pramudi berlaku untuk semua pramudi. Karena itu, bukan hanya pengemudi KWK (mikrotrans), melainkan juga kepada pramudi bus besar dan bus sedang yang beroperasi di rute BRT dan non-BRT.
Pemeriksaan ini akan dilakukan kembali serentak di lima wilayah kerja KWK pada bulan ini. Selanjutnya rutin setiap enam bulan sekali akan dilakukan tes fit to work ini.
Seperti diberitakan, pada Desember 2021, KNKT melakukan serangkaian surveilans terhadap Transjakarta menyusul rentetan kecelakaan yang melibatkan bus-bus Transjakarta. Area yang menjadi fokus evaluasi KNKT adalah manajemen risiko Transjakarta, pemastian kelaikan armada, pemastian kesiapan awak, serta keselamatan/keamanan rute.
Dalam diskusi yang digelar Institut Studi Transportasi (Instran), 29 Desember 2021, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta M Yana Aditya menjelaskan, sebagai upaya Transjakarta menjalankan rekomendasi KNKT, sejumlah aksi terkait keselamatan disiapkan dan akan dikerjakan Transjakarta. Hal itu antara lain penyediaan tempat istirahat di ujung-ujung terminal, realokasi penempatan patrol jalur berdasarkan hasil road hazard mapping, pemberlakuan rencana operasi mingguan, serta memastikan pramudi dan armada melayani di rute atau koridor yang tetap. Selain itu, penyusunan risk journey untuk tiap-tiap rute, pemberlakuan pemeriksaan kesehatan untuk seluruh pramudi yang bertugas di Transjakarta, tes acak narkoba untuk pramudi, penyusunan dan pelaksanaan SOP bugar bekerja pramudi dan pengeceken berkala bagi pramudi, serta perbaikan proses pengecekan kelaikan kendaraan sebelum beroperasi.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, yang dihubungi terpisah, mengatakan, terkait sejumlah rekomendasi KNKT kepada Transjakarta, ia juga sudah melakukan pemantauan. Aksi keselamatan, seperti pemeriksaan bugar bekerja, sebagian sudah mulai dilakukan. Demikian juga tes acak narkoba dan pengecekan kelaikan armada di depo. Adapun pembentukan divisi keselamatan dijadikan satu dengan direktorat operasi.
Sementara untuk rekomendasi KNKT lainnya, seperti penyediaan fasilitas istirahat bagi pengemudi, pengemudi langsir, dan sekolah mengemudi bagi pengemudi, dalam persiapan, begitu juga dengan rekomendasi lainnya. Saat ini Transjakarta juga masih menyusun SOP terkait standar pelayanan, hingga pengecekan kelaikan kendaraan yang bisa dipatuhi para operator.
”Mereka menyusun, kami mendampingi. Kami juga terus memonitor,” kata Soerjanto.
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Subkomite IK Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan menambahkan, terkait rekomendasi KNKT kepada Transjakarta, KNKT melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap semua program rekomendasi KNKT. ”Kami akan memastikan hal ini dijalankan dengan baik dan benar,” kata Wildan.
Soerjanto menambahkan, dalam evaluasi KNKT atas pelaksanaan rekomendasi oleh Transjakarta, KNKT nanti akan melihat kesulitan, efektivitas pelaksanaan, kenapa tidak efektif, dan juga KNKT akan mengevaluasi apakah rekomendasi KNKT kurang tepat.
Ia lalu menyebut dalam proses pembenahan ini masih terjadi lagi kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta pada Jumat (7/1/2022) siang. Dengan kecelakaan yang masih terjadi, KNKT meminta operator mitra membuat laporan lengkap penyebab kecelakaan bisa terjadi. Kemudian dari Transjakarta yang sudah mendapatkan panduan juga pelatihan KNKT, disebutkan Soerjanto, harus mulai bisa melakukan investigasi internal, mitigasinya, perencanaan aspek keselamatan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan rekomendasi yang mereka keluarkan sendiri.
”Kita latih Transjakarta untuk mandiri. Jadi dengan kecelakaan kemarin menjadi uji coba bagi Transjakarta untuk melatih fungsi-fungsi organisasi tadi. Tidak apa-apa aspek keselamatan menjadi satu dengan direktorat operasional asalkan bisa berfungsi sesuai rekomendasi KNKT,” kata Soerjanto.
Dengan adanya struktur keselamatan, Soerjanto menegaskan struktur baru itu mencari hazard-hazard dalam operasi, kemudian dilakukan analisis, mitigasi, dan mereka mesti membuat rekomendasi. Lalu juga melakukan evaluasi dan efektivitas dari rekomendasi yang dibuat.
”Pembenahan tidak bisa seperti membalik telapan tangan. Tapi kami melihat sudah mulai ada perbaikan,” kata Soerjanto. (HLN)