Omicron Jangkiti Warga, Empat RT di Krukut Diisolasi
Sebanyak 36 warga di 4 RT di RW 002 Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, terkonfirmasi Covid-19 dan diisolasi di RSDC Wisma Atlet. Empat RT itu ditutup sementara dan upaya ”tracing” lanjutan dilakukan.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penutupan mikro diberlakukan di empat RT di RW 002, Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, setelah 36 warga setempat terkonfirmasi Covid-19. Setidaknya satu dari 36 kasus tersebut dipastikan terduga terjangkit varian Omicron. Upaya penelusuran kontak erat kepada warga di lingkungan RW tersebut terus dilakukan.
Lurah Krukut Ilham Nurkarim yang dihubungi, Minggu (9/1/2022) menjelaskan, kasus terkonfirmasi di wilayahnya berawal dari satu warga, seorang ibu berinisial R (55). R disebut usai melakukan perjalanan ke luar kota. Ketika kembali, ia merasakan gejala atau keluhan dan kemudian memeriksakan diri di RS Taman Sari. Dari dua kali tes usap, yaitu pada 1 dan 2 Januari 2022, R terkonfirmasi positif. Kemudian RS mengajukan ke laboratorium untuk melakukan tes genome sequencing untuk diketahui variannya.
”Pada 4 atau 5 Januari, saya mendapat informasi, yang bersangkutan suspect Omicron,” kata Ilham.
Lockdown kami terapkan sejak Kamis (6/1/2022) lalu, berlaku selama 14 hari, dan kami evaluasi per minggu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia secara terpisah menyatakan, ketika seseorang terkonfirmasi atau supect Omicron, sesuai regulasi ia mesti dirawat di ruang isolasi terkendali di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ilham melanjutkan, pihak kelurahan bersama Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat langsung melakukan penelusuran kontak erat. Pada tahap pertama, Kamis (6/1/2022) dari hasil tes antigen ada 13 warga positif. Setelah ditindaklanjuti dengan tes PCR, kembali ke-13 warga tersebut positif.
Kemudian pihak kelurahan dan sudinkes kembali melakukan penelusuran kedua, Jumat (8/1/2022). Dari 63 warga yang ditelusuri, ada 20 warga yang terkonfirmasi positif.
”Di luar itu ada warga yang melakukan pemeriksaan sendiri sehingga bersama kasus pertama total ada 36 warga yang terkonfirmasi positif. Ke-35 warga menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet dan satu warga di RS Tanjung Duren karena tengah hamil sehingga penanganannya harus berbeda,” kata Ilham.
Warga yang terkonfirmasi itu berasal dari RT 008, 010, 011, dan 014 di RW 002. Total di Kelurahan Krukut terdapat 112 RT dan 008 RW.
Dengan jumlah warga terkonfirmasi sebanyak itu, pihak kelurahan memberlakukan karantina mikro atau pembatasan mobilitas bagi warga di empat RT tersebut. ”Lockdown kami terapkan sejak Kamis (6/1/2022), berlaku selama 14 hari, dan kami evaluasi per minggu,” kata Ilham.
Dwi Oktavia menambahkan, prinsip karantina adalah membatasi jangan sampai orang terlalu banyak berinteraksi, sementara Satgas Covid-19 masih berusaha mengidentifikasi faktor risiko orang. ”Tetap dibatasi keluar masuk, dan mereka yang punya riwayat kontak harus karantina. Makanya dibatasi sampai kondisi membaik dan rantai penularan bisa dihentikan, akan bisa dibuka lagi,” katanya.
Karena termasuk zona merah, warga dari luar tidak boleh masuk ke kawasan empat RT itu. Demikian juga warga dari empat RT itu apabila hendak keluar, mesti menunjukkan hasil tes usap negatif. Di kawasan empat RT tersebut kini sudah disemprot disinfektan dan penutupan rumah ibadah.
”Karena dibatasi, kami membantu dari sisi logistik. Sekarang ada bantuan beras 500 kilogram dan kami tengah mengajukan ke Dinas Sosial DKI supaya ada bantuan makanan siap saji,” kata Ilham.
Untuk memutus rantai penularan, Dwi melanjutkan, upaya penelusuran kontak erat akan terus dilakukan di wilayah itu. Dari kedua penelusuran awal, sudah sekitar 160 warga dites. Upaya penelusuran kontak erat akan terus dilakukan.
Menurut Ilham, penelusuran lanjutan akan dilakukan Senin (10/1/2022) pagi besok. ”Kita akan lakukan tracing lanjutan ketiga dengan bantuan dari personel sudin kesehatan, koramil, dan polsek di RT 008 RW 002. Harapannya targetnya 100 warga bisa menjalani tes usap dan mudah-mudahan sampai 200, tetapi disesuaikan dengan jumlahnya. Kami merencanakan tes usap dari pintu ke pintu,” ujarnya.
Sebagai bentuk kewaspadaan, pihak kelurahan bersama Satgas Covid-19 terus melakukan ronda. Petugas kelurahan akan berkeliling wilayah kelurahan untuk mengingatkan kembali warga tetap menjaga jarak. Operasi yustisi akan dilakukan kalau ada warga yang melanggar protokol kesehatan seperti tidak pakai masker atau ada tempat usaha yang melanggar aturan.
Menurut Dwi, sosialisasi dan kampanye terus-menerus untuk mengingatkan warga bahwa Covid-19 masih ada harus dilakukan. Varian Omicron diperkirakan akan lebih banyak menjangkiti warga dengan gejala yang tidak diketahui. Itu sebabnya, melalui petugas di kelurahan, di RT, dan antarwarga sendiri saling mengingatkan Covid-19 masih ada, masker harus dipakai, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mencuci tangan.