Pemkot Bogor Siagakan 1.300 Tempat Tidur di Fasilitas Kesehatan
Mobilitas di masa libur Natal dan pergantian tahun masih terus diwaspadai terkait sebaran varian baru Omicron.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor menyiapkan fasilitas kesehatan dan terus meningkatkan capaian vaksinasi untuk mencegah penularan luas Covid-19, terutama varian Omicron. Fasilitas kesehatan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Ciawi serta di IPB University akan diaktifkan dengan 1.300 tempat tidur disiagakan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, meski saat ini kasus positif di Kota Bogor landai, kewaspadaan akan potensi kenaikan kasus Covid-19 terus ditingkatkan. Tidak hanya faktor libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, tetapi juga saat ini sudah ditemukan varian Omicron di Indonesia.
Menindaklanjuti rapat koordinasi penanggulangan pandemi Covid-19 oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin serta sesuai arahan Wali Kota Bogor Bima Arya, Retno menyebutkan, pihaknya menyiagakan tracing, testing, treatment (3T), serta menyiapkan fasilitas kesehatan rumah sakit dan fasilitas isolasi.
”Semua tetap siaga dan waspada. Edukasi prokes (protokol kesehatan) ke masyarakat terus dilakukan. Disiplin prokes tetap yang utama karena itu yang menjadi tameng,” kata Retno.
Sebagai upaya mengantisipasi penyebaran varian baru dan lonjakan kasus, saat ini Pemkot Bogor meminta perpanjangan kesepakatan fasilitas kesehatan di Ciawi dengan Kepala Pusdiklat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) hingga Maret 2022. Fasilitas isolasi IPB University juga akan diaktifkan kembali setelah dinonaktifkan selama dua bulan.
”Kapasitas rumah sakit sebanyak 504 tempat tidur, tetapi sesuai komitmen jika terjadi lonjakan akan disiagakan sampai 1.300 tempat tidur lagi. Rumah sakit lapangan akan disiagakan puls. Saat ini masih terkendali, tingkat keterisian 2,5 persen,” ujarnya.
Sementara itu, tingkat capaian vaksinasi Kota Bogor sebesar 96,61 persen. Pemkot Bogor akan mengejar target sekitar 27.000 warga agar mencapai 100 persen. Adapun capaian vaksinasi anak-anak per 26 Desember 2021 sudah 52 persen.
”Capaian target vaksinasi berkat bantuan TNI dan Polri juga. Kita tingkatkan capaian vaksin dan tetap protokol kesehatan ketat. Jangan abai demi kesehatan keluarga kita,” ujarnya.
Dalam rapat koordinasi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta kepala daerah dan forkopimda aktif dalam mengawasi kepatuhan protokol kesehatan ketat dalam upaya mengantisipasi mobilitas warga di masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 serta mitigasi virus Covid-19 varian Omicron terhadap mobilitas masyarakat serta potensi kerumunan.
Menurut Tito, dari pengalaman tahun lalu, libur Natal dan Tahun Baru menjadi momentum tingginya mobilitas massa sehingga berpotensi terjadi kerumunan yang bisa mengakibatkan penularan. Hal tersebut menjadi faktor yang sangat penting untuk diwaspadai agar tidak lengah dan tidak lalai.
”Pertama, apa pun varian yang dihadapi, protokol kesehatan menjadi kunci utama, khususnya pemakaian masker dan menghindari kerumunan. Jangan lelah untuk mengampanyekan penggunaan masker melalui kanal media yang dimiliki dan penegakan penggunaannya oleh aparat. Tolong betul-betul ditegakkan,” tegas Tito dalam keterangan tertulisnya.
Strategi lainnya, tambah Tito, pengetatan kedatangan dari luar negeri dan imbauan kepada masyarakat untuk tidak ke luar negeri, penggunaan dan penegakan aplikasi Peduli Lindungi di ruang publik, penerapan PPKM berbasis level dan pengaktifan PPKM berbasis mikro, serta mempersiapkan fasilitas dan kelengkapan rumah sakit dan isolasi terpusat.
Selain itu, kata Tito, memperkuat 3T dan percepatan vaksinasi juga harus intens sesuai arahan yang secara konsisten disampaikan Presiden Joko Widodo. Terakhir, pemerintah pusat berupaya keras mempercepat riset varian Omicron untuk menjawab tiga pertanyaan utama, yaitu tentang kecepatan penularan, dampak keparahan, serta kemampuan netralisasi antibodi, sehingga ada kebijakan lebih lanjut untuk menanganinya.
”Antisipasi agar tidak lengah, khususnya pada Natal dan Tahun Baru, apalagi varian Omicron sudah masuk. Kepala daerah follow up dan koordinasi segera dengan forkopimda hingga ke tingkat pimpinan perangkat daerah dan tingkat masyarakat, karena itu kuncinya,” jelas Tito.
Menkes menjelaskan, varian Omicron banyak menyebar di Eropa dan Amerika. Saat ini Omicron menjadi varian dominan di Afrika dan di Eropa. Kesimpulan dari Omicron adalah penularan lebih cepat dari varian Delta, menurunkan efektivitas vaksin, dan keparahan tidak separah Delta.
Di Indonesia, menurut Budi, kasus Omicron berawal dari 3 kasus kemudian naik menjadi 19 kasus dan sekarang sudah meningkat menjadi 46 kasus dengan identifikasi didominasi kedatangan dari Turki, Inggris, dan Uni Emirat Arab.
Menkes melanjutkan, sebanyak 74 persen pasien yang tertular varian Omicron sudah menerima vaksin lengkap, 80 persen di antaranya gejala ringan, sedikit demam, dan yang lainnya tanpa gejala. Status kewarganegaraan hanya dua orang warga negara asing.
”Kesimpulannya, kalau mau liburan, sebaiknya di dalam negeri, karena saat ini, alhamdulillah, negara kita sedang aman. Negara lain tidak lebih aman. Vaksin, 3T, dan protokol kesehatan ketat, itu kuncinya,” ujar Budi.