Batasi Tempat Wisata di Banten Sembari Promosikan Kesehatan
Pembatasan mobilitas hendaknya dibarengi promosi kesehatan secara terus-menerus.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·2 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Senja di Pantai Cilurah Indah di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (28/12/2019). Pariwisata di pesisir barat Baten itu berupaya untuk bangkit pascabencana tsunami pada akhir Desember 2018. Pada libur Natal dan Tahun baru ini, pantai-pantai di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang mulai ramai dikunjungi.
TANGERANG, BANTEN — Epidemiolog mengingatkan pemerintah dan warga untuk tidak larut dalam euforia atau gegabah karena situasi masih pandemi. Artinya, masih ada potensi penularan SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 seiring pelonggaran aktivitas warga, termasuk liburan dan berwisata.
”Pandemi belum selesai walaupun sudah mereda. Jangan gegabah, lengah. Kewaspadaan harus tetap ada. Di luar negeri terjadi mutasi virus, jangan sampai muncul di Indonesia,” kata Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ede Surya Darmawan saat dihubungi dari Tangerang, Banten, Sabtu (27/11/2021).
Ia menyarankan pentingnya untuk terus mempromosikan, mengingatkan, atau mengulang-ulang pesan kesehatan supaya setiap orang sadar pentingnya kesehatan. Salah satu caranya dengan memanfaatkan tempat atau destinasi wisata sebagai sarana tersebut.
Situasi itu tak lepas dari tempat atau destinasi wisata yang tetap akan kedatangan pengunjung meskipun ada pembatasan kendaraan, pembatasan kapasitas, dan larangan-larangan. Dengan begitu, protokol kesehatan, terutama jaga jarak, harus ada saat masuk, di dalam area, dan keluar atau pulang.
”Ingatkan kalau Covid-19 masih, harus jaga jarak. Bisa tambahkan pesan wisata berjalan kaki untuk membakar kalori, tersedia makanan yang sehat tidak hanya cepat saji sehingga wisata membawa pikiran senang, hati gembira, dan badan sehat serta tambah pengetahuan baru,” katanya.
Untuk itu, tempat atau destinasi wisata setidaknya harus punya Satgas Covid-19 tersendiri. Manajer, penanggung jawab area atau petugas keamanan bisa memimpin satgas tersebut.
Kompas/Priyombodo
Yahya, seorang badut, mengenakan masker bergambar wajah badut saat menghibur warga yang akan mengikuti vaksinasi massal di RW 904 Sudimara Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten, Selasa (14/9/2021).
Ede mengatakan, keberadaan satgas itu akan membantu tugas puskesmas setempat dalam promosi kesehatan. Nantinya puskesmas tinggal menginspeksi atau memantau kesiapan sarana prasarana dan lainnya di tempat atau destinasi wisata.
”Jadinya, setiap orang bisa belajar banyak perilaku baru, terutama protokol kesehatan. Pemerintah juga wajib mengawasi area perbatasan dan perlintasan orang agar tak ada varian baru,” ucapnya.
Pembatasan mobilitas jelang Natal dan Tahun Baru diperkirakan berdampak pada pelaku wisata, seperti perhotelan dan restoran. Achmad Sari Alam dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten mengatakan, PPKM level 3 memang akan merugikan insan usaha hotel dan restoran. Namun, itu harus didukung demi kesehatan dan supaya pandemi cepat selesai.
”Kami harus mendukung putusan pemerintah sehingga setelah 2 Januari 2022, ekonomi bisa bergerak, bangkit kembali karena sudah 20 bulan pariwisata menderita,” katanya.
Gubernur Banten Wahidin Halim turut mengingatkan warganya tetap waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan, terutama ketika beraktivitas di luar rumah. ”Covid-19 masih ada. Jangan euforia atau terlena meskipun libur Natal dan Tahun Baru. Di rumah saja,” ujarnya.
Ia meminta kerja sama semua pihak mengikuti kebijakan pemerintah supaya pandemi cepat selesai. Dengan begitu, masyarakat sehat dan ekonomi kembali bangkit dari hantaman pandemi Covid-19.