Pemkot Bogor Akan Berikan Tarif Khusus Layanan Biskita
Salah satu upaya untuk makin menarik minat warga beralih ke transportasi publik dengan membuat rencana program tarif khusus. Penerapan tarif menurut rencana mulai berlaku pada Januari 2022.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, masih akan mengkaji tarif layanan transportasi umum Biskita Trans Pakuan dengan sistem buy the service. Pemkot Bogor berencana membuat program diskon atau potongan tarif bagi pengguna layanan Biskita Trans Pakuan agar menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, warga Kota Bogor antusias dengan kehadiran transportasi publik Biskita Trans Pakuan. Antusiasme warga perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan hingga nanti enam koridor beroperasi semua. Saat ini saja di koridor 5, dari data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), jumlah total penumpang mencapai 16.576 orang sejak awal uji coba, 2-10 November 2021.
Oleh karena itu, kata Dedie, salah satu upaya untuk semakin menarik minat warga beralih ke transportasi publik dengan membuat rencana program diskon atau potongan tarif, khususnya untuk aparatur sipil negara (ASN) Kota Bogor, TNI, Polri, mahasiswa, dan pelajar. Penerapan tarif menurut rencana akan mulai berlaku pada Januari 2022.
”Program BTS (buy the service)ini diharapkan menarik banyak minat warga. Penumpang Biskita Trans Pakuan makin meningkat. Antusiasme warga perlu ditingkatkan dengan pelayanan yang baik, salah satunya tarif khusus untuk ASN Kota Bogor, TNI, Polri, mahasiswa, dan pelajar,” ujar Dedie, Jumat (12/11/2021).
Program tarif itu, lanjut Dedie, sudah masuk dalam pembahasan untuk mendukung layanan BTS. Namun, pihaknya belum bisa memastikan kisaran diskon dan tarif tetap yang akan berlaku nanti. Diskon dan tarif tetap masih harus dikaji dan dibahas lebih lanjut.
”Sudah dalam pembahasan, tetapi implementasinya saat ini masih dalam tahap percontohan, sembari kita tinjau, observasi, kemudian kita ambil langkah-langkah konkret ke depan,” lanjut Dedie.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo menambahkan, budaya warga menggunakan transportasi umum di Kota Bogor dinilai sudah baik. Hanya saja, penataan transportasi dan layanannya masih harus diperbaiki. Oleh karena itu, tujuan utama dalam program layanan BTS adalah untuk menarik masyarakat memilih transportasi umum yang lebih teratur dan tertib.
Menurut Eko, banyak faktor penyebab masalah kemacetan di Kota Bogor, seperti terus bertambahnya jumlah kendaraan pribadi serta jumlah angkutan kota (angkot) dengan rasio jumlah penduduk yang tinggi. Belum lagi setiap akhir pekan kondisi akan semakin macet karena masuknya kendaraan dari luar kota berbaur dengan kendaraan warga Kota Bogor.
”Memang BTS tidak langsung mengatasi kemacetan. Namun, program ini perlu jalan agar membiasakan dan membudayakan transportasi publik secara tertata dan tertib secara perlahan bisa memberikan dampak luas. Program BTS akan terus berlanjut. Salah satunya menjadikan angkot sebagai pengumpan atau hanya sampai perbatasan wilayah Kota Bogor,” ujarnya.
Angkutan pengumpan
Eko menjelaskan, pihaknya bersama BPTJ dan operator akan terus mengevaluasi layanan BTS, salah satunya mengusulkan angkot menjadi angkutan pengumpan ke halte-halte Biskita Trans Pakuan atau ke titik pengumpan bayangan. Angkutan pengumpan akan dibahas dan diusulkan pada Desember 2021 ke pemerintah pusat.
”Jadi, dalam layanan BTS tidak hanya bus, tetapi juga layanan angkot. Itu sasaran kita agar penataan transportasi publik berkelanjutan,” kata Eko.