”Buy the service” atau BTS menjadi arah bagus dalam penataan transportasi dan menciptakan budaya baru bertransportasi bagi masyarakat Kota Bogor sehingga mengurangi kemacetan dan polusi udara.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Penyelenggaran layanan angkutan umum dengan cara baru di Kota Bogor, Jawa Barat, segera mengaspal pada Selasa (2/11/2021). Program bertajuk buy the service atau BTS diharapkan tidak saja untuk mengurangi jumlah angkutan perkotaan, tetapi juga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi warga.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, pihaknya terus berupaya membenahi transportasi di Kota Bogor dengan berbagai langkah program akselerasi.
Sejumlah program pun terus direalisasikan, mulai dari penataan ulang rute bus, peremajaan, hingga konversi 3:1 (3 angkutan kota menjadi 1 bus). Program tersebut sebagai penguatan dalam penyelenggaraan (BTS) sebagai upaya penataan transportasi Kota Bogor.
Dalam realisasi program akselerasi, kata Bima, saat melihat proses produksi bus untuk program BTS di karoseri Laksana, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/10/2021), Bus Kita Trans Pakuan hasil kolaborasi Pemerintah Kota Bogor dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sudah tersedia dan siap mengaspal di jalan raya Kota Bogor. Bus itu saat ini dalam perjalanan menuju Kota Bogor.
”Bus berukuran tiga per empat ini dijadwalkan mengaspal pada hari Selasa dengan melayani koridor 5. Ini menjadi arah bagus dalam penataan transportasi dan menciptakan budaya baru bertransportasi,” Kata Bima, Sabtu (30/10/2021).
Dalam uji coba, untuk sementara BTS melayani koridor 5, yaitu rute Ciparigi, Warung Jambu, Ahmad Yani, Air Mancur, Fly Over Martadinata, Merdeka, Jembatan Merah, dan Stasiun Bogor. Kemudian dari Stasiun Bogor kembali lagi menuju Ciparigi melalui Jalan Juanda, Sudirman, Pemuda, Warung Jambu, Sholeh Iskandar, Talang, dan Simpang Pomad.
”Program ini tidak saja untuk mengurangi jumlah angkutan perkotaan (angkot), tetapi juga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi warga,” ucap Bima.
Bima Arya mengatakan, Bus Kita Trans Pakuan diproyeksikan menggantikan angkot-angkot di Kota Bogor dengan sistem konversi. Jadi, tiga unit angkot akan digantikan menjadi satu unit bus Trans Pakuan jenis ini. Kehadiran 49 bus dari BPTJ akan menggantikan 147 angkot sampai akhir tahun 2021.
”Inilah penampilan Bus Kita Trans Pakuan yang sedang diproduksi di karoseri Laksana. Kerja sama dengan BPTJ Kemenhub. Insya Allah 49 bus siap meluncur di November ini, menggantikan 147 angkot. Konversi tiga angkot menjadi satu bus,” ujarnya.
Terkait nasib para sopir angkot, lanjutnya, mereka akan menjadi pengemudi bus dengan sistem sif atau kerja bergilir sesuai jadwal yang ditentukan. Sementara yang tidak menjadi pengemudi bus akan dilatih menjadi mekanik atau ditempatkan di bagian perawatan.
Sekretaris BPTJ Zamrides menyatakan, kehadiran Bus Kita Trans Pakuan ini merupakan implementasi program BTS sebagai bentuk kolaborasi peremajaan transportasi di seluruh Indonesia, khususnya di Kota Bogor yang menjadi kota pertama melaksanakan BTS Jabodetabek.
”Karena ini untuk perbaikan sistem transportasi, kita harus mulai dari BTS. Ada subsidi kepada penumpang agar mereka mau naik angkutan umum,” kata Zamrides.
Ia menambahkan, awalnya BPTJ merencanakan menghadirkan 75 bus di Kota Bogor. Namun, proses teknis dan waktu untuk segera melakukan uji coba, pihaknya sementara hanya bisa menyalurkan 49 bus secara bertahap.
”Bus Kita Trans Pakuan diluncurkan pada awal November dan sudah langsung beroperasi. Untuk awal, gratis hingga akhir tahun. Nanti kami evaluasi, bisa saja kalau sudah berbayar, bayarnya setengah atau seperti apa skemanya. Tapi, tetap ada subsidi,” tuturnya.
Hadirnya kenyamanan dalam bertransportasi melalui program BTS, lanjutnya, bertujuan agar masyarakat yang semula menggunakan kendaraan pribadi beralih ke bus. Dengan menggunakan angkutan umum, diharapkan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) oleh masyarakat. Di sisi lain, dapat meminimalkan dampak kerugian ekonomi dan kehilangan waktu akibat dari kemacetan, mengurangi polusi udara yang mencemari lingkungan.
”Kita integrasikan dengan stasiun dan terminal. Kita integrasikan semua sehingga masyarakat dimudahkan dan diberikan kenyamanan saat naik angkutan umum,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo mengatakan, beroperasinya program BTS menjadi progres penataan transportasi berkelanjutan di Kota Bogor.
Untuk menyukseskan program BTS ini, kata Eko, semua prosedur pelayanan harus diawasi dan dievaluasi secara berkala, seperti pembekalan dan pelatihan bagi pengemudi bus, cek halte, sosialisasi kepada masyarakat, hingga survei kondisi lalu lintas.
Jenis Bus Kita Trans Pakuan mengusung konsep Nucleus 5 dan dilengkapi berbagai fasilitas. Dari sisi eksterior, yang paling mencolok adalah fasilitas rak khusus sepeda yang dipasang di moncong bus untuk memudahkan para pengguna sepeda atau goweser. Melalui konsep futuristik, bus ini mendapat sentuhan desain batik Bogor.
Pada interior, bus terpasang penyejuk ruangan, CCTV, sistem penghitung penumpang, ramah disabilitas, peralatan keamanan APAR, dan pintu darurat atau emergency. Kapasitas penumpang sebanyak 35 orang, di antaranya 20 tempat duduk dan 15 berdiri.