Kota Tangerang Waspadai Bencana Terkait Cuaca Imbas La Nina
Dampak La Nina diperkirakan cukup kuat dan berisiko pada bencana hidrometeorologis sepanjang akhir 2021 hingga awal 2022.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kota Tangerang mengingatkan, pemerintah kota dan warga mewaspadai dampak fenomena La Nina sepanjang akhir 2021 hingga awal 2022. Fenomena tersebut berpotensi meningkatkan curah hujan mulai November hingga Januari yang bisa berujung bencana hidrometeorologis.
La Nina mengacu pada pendinginan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik khatulistiwa tengah dan timur, yang umumnya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun. La Nina berdampak pada meningkatnya intensitas hujan di sebagian wilayah Indonesia (Kompas, 18 Oktober 2021).
Kepala BMKG Kota Tangerang Suwardi menuturkan, Selasa (26/10/2021), pemantauan terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan bahwa nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina dan berpotensi terus berkembang hingga menjadi waspada bencana.
BMKG memprediksi La Nina berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang, setidaknya hingga Februari 2022. Dampaknya, berpotensi pada meningkatnya curah hujan bulanan berkisar 20-70 persen di atas normal.
”Pemerintah kota dan masyarakat Kota Tangerang perlu mewaspadai serta siap siaga terhadap potensi meningkatnya curah hujan hingga timbulnya bencana hidrometeorologis,” tuturnya, Selasa (26/10/2021).
Sehubungan dengan itu, langkah mitigasi harus mulai dilakukan, seperti gotong-royong membersihkan lingkungan, gorong-gorong atau saluran air, dan menyiapkam skema-skema tanggap darurat jika terjadi bencana hidrometeorologis, seperti banjir.
Warga juga bisa memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini melalui laman https://www.bmkg.go.id; https://iklim.bmkg.go.id; atau media sosial @infoBMKG.
Seiring peringatan BMKG Kota Tangerang, telah terjadi sejumlah bencana pasca-hujan deras dan angin kencang. Satu pohon setinggi 10 meter tumbang di pusat jajanan serba ada Food Yard, Kelurahan Poris Plawad Indah, Kecamatan Cipondoh, Senin (25/10/2021).
Pohon tumbang itu menimpa area tongkrongan sehingga perabotan seperti meja, kursi, payung besar, dan tiang listrik rusak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Di waktu yang sama, atap baja ringan dari satu bangunan roboh menimpa mobil yang terparkir di area parkiran pertokoan Jalan KH Hasyim Ashari, Cipondoh. Atap baja ringan itu terempas angin kencang.
Mitigasi
Pemerintah Kota Tangerang mulai melakukan sejumlah langkah mitigasi bencana. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang, misalnya, menormalisasi aliran sungai di ”Kota Benteng”. Aliran sungai itu, antara lain, Sungai Cisadane, Kali Angke, Kali Cantiga, Kali Cirarab, dan Kali Sabi.
Selain itu, tengah berlangsung pembangunan 117 saluran drainase dan 18 titik turap se-Kota Tangerang serta menyiagakan 233 pompa banjir di daerah rawan banjir dan genangan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang juga mengecek kelayakan 24 perahu, motor tempel, dan tenda pengungsian sebagai langkah mitigasi bencana. Tim reaksi cepat pun bersiaga 24 jam.
Di sisi lain, memperkuat sosialisasi mitigasi bencana ke 20 Kampung Tangguh Bencana se-Kota Tangerang dan berkoordinasi dengan Tim Bendungan Batu Belah guna memantau kondisi debit air harian.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah berharap upaya-upaya tersebut bisa mengantisipasi air kiriman dari hulu ataupun air dari hujan lokal. Di samping itu, warga diminta turut menjaga fasilitas pengendali banjir dan menjaga lingkungannya dengan tidak membuang sampah sembarangan karena bisa menghambat aliran air.
Hujan deras sering menimbulkan banjir di ”Kota Benteng”. Awal 2021, hampir semua rukun warga di Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, terdampak banjir pascahujan deras. Saat itu, ketinggian air mencapai atap rumah warga.
Setahun sebelumnya bahkan hujan merendam perumahan di Kecamatan Periuk lebih dari sepekan. Pemkot tak bisa berbuat banyak karena ketinggian air di kali sekitar perumahan lamban surut sehingga pompa tidak berfungsi.