Ada Rindu di Sentra Vaksinasi Pelajar Kota Tangerang
Vaksinasi Covid-19 untuk pelajar di Kota Tangerang menjadi tempat temu kangen setelah lama tak bersua. Banyak harapan supaya pembelajaran tatap muka kembali berlangsung.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
Rabu (1/9/2021) pagi, Pusat Pemerintahan Kota Tangerang di Banten ramai oleh siswa-siswi sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Mereka berbondong-bondong ikut vaksinasi Covid-19 jelang pembelajaran tatap muka.
Suasana perkantoran yang biasanya lengang itu mendadak ramai. Siswa-siswi asyik bercengkerama dengan teman sebaya. Tak terasa setahun lebih mereka kebanyakan bersua via layar perangkat komunikasi.
Orangtua yang mengantar pun tak mau kalah. Mereka ngalor-ngidul mulai dari berkeluh kesah tentang hari-hari menemani buah hati belajar daring hingga persiapan menjelang anak-anak kembali ke sekolah untuk pembelajaran tatap muka.
Idris (14) dan Umar Perdana (15) bertemu di area parkir supaya bisa divaksinasi berbarengan. Dua siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Kota Tangerang itu sudah janjian sejak malam supaya punya banyak waktu untuk ngobrol sebelum kembali ke rumah masing-masing.
”Senang banget bisa ketemu teman-teman, terus bisa ngobrol secara langsung. Selama ini paling lewat handphone karena enggak ke mana-mana. Lama-lama bosan juga,” kata Idris.
Keduanya saling menunggu mulai area pendaftaran ulang hingga selesai observasi. Lantas mereka terlibat obrolan sembari menunjukkan jari ke arah pelajar lain yang ada di situ. Obrolan pun diselingi cekikikan hingga terbahak-bahak.
Saking senangnya bertemu teman kelas dari SMP Negeri 24 Kota Tangerang, Basuki (13) lupa kalau pagi itu belum gilirannya untuk divaksinasi. Meski begitu, tidak ada kekecewaan karena dia bisa bersua dengan teman-teman yang sudah setahun lebih tak dijumpai.
”Tidak sabar ketemu teman-teman jadi lupa lihat tanggal. Pengin segera sekolah tatap muka karena tidak enak pakai handphone terus. Apalagi jarang ketemu teman-teman, mau main bareng,” ujarnya.
Belajar daring tidak begitu efektif. Di rumah kebanyakan main handphone dan rebahan.
Pemkot Tangerang memvaksinasi 15.062 pelajar pada Rabu dan Kamis esok. Vaksinasi dengan vaksin Pfizer itu menjelang pembelajaran tatap muka. Siswa membawa undangan vaksinasi dalam bentuk QR Code guna memudahkan proses pendaftaran ulang hingga penyuntikan.
Tatap muka
Kebanyakan siswa tak takut divaksinasi. Mereka justru senang divaksinasi karena dengan begitu bisa menghadiri sekolah tatap muka.
Muhamad Rangga (13) mengikuti arahan vaksinator untuk mengangkat lengan baju seragamnya. Sepersekian detik kemudian jarum suntik beserta vaksin Pfizer masuk ke dalam tubuhnya.
Siswa kelas 7 SMP Negeri 7 Kota Tangerang itu hanya ingin sehat supaya bisa menghadiri pembelajaran tatap muka. Dia sudah jenuh belajar daring karena tak bisa berinterkasi dengan teman-teman maupun guru.
”Di rumah memang didampingi ibu dan ayah, tetapi ada yang kurang. Rasanya beda karena tidak bisa ketemu teman-teman dan guru,” ujarnya.
Zahra Nurtalifa (14) kegirangan usai observasi 30 menit setelah penyuntikan vaksin. Dia berulang-ulang mengatakan sebentar lagi akan kembali ke sekolah. Dengan begitu bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-temanya di kelas 8 SMP Negeri 18 Kota Tangerang.
”Selama ini cukup sulit belajar daring. Kalau kurang paham, bingung bertanya ke siapa karena tidak ada interaksi langsung,” katanya.
Rangga dan Zahra bahkan sudah membeli buku dan alat tulis baru meskipun belum ada tanggal pasti dimulainya pembelajaran tatap muka. Orangtua mereka pun telah menyiapkan masker, antiseptik, dan lainnya sebagai protokol kesehatan ketika kembali ke sekolah.
Interaksi sosial
Pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan ketat menjadi harapan sebagian orangtua supaya anaknya punya interaksi sosial, aktif dalam tumbuh kembang, dan tidak kecanduan gawai.
Susanti Putri (37) mengantar anaknya yang duduk di bangku kelas VIII SMP Negeri 27 Kota Tangerang untuk divaksinasi. Warga Gebang Raya itu mendukung pembelajaran tatap muka ketika sekolah mengadakan pemungutan suara lewat angket.
”Belajar daring tidak begitu efektif. Beda dengan di sekolah karena ada aktivitas lain. Di rumah kebanyakan main handphone dan rebahan. Kalau di sekolah ada aktivitas fisik dengan teman-teman,” ujarnya.
Ibu dua anak itu kelimpungan karena harus menjaga warung kelontong sembari menemani dua anaknya belajar daring. Alhasil dia lebih sering menemani si bungsu yang duduk di bangku kelas III sekolah dasar ketimbang kakaknya.
Menjelang sekolah tatap muka, dia sudah membeli peralatan tulis. Tidak lupa masker, antiseptik, tisu, dan lainnya demi kelancaran pembelajaran tatap muka.
”Mudah-mudahan lancar. Saya juga ingatkan kakak (anaknya) ikuti omongan guru dan aturan baru di sekolah. Jangan bandel,” katanya.
Sama juga dengan Wahidin (47) yang mendukung kembalinya pembelajaran tatap muka. Warga Sukasari itu kerepotan membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak belajar. Belum lagi kalau anaknya yang duduk di bangku kelas V sekolah dasar itu bingung dengan materi pelajaran.
Wahidin menuturkan, tak jarang istrinya ngedumel karena menemani anak belajar sembari merampungkan pekerjaan rumah. ”Ujung-ujungnya ada pekerjaan yang tidak beres. Situasi ini sulit bagi kami yang kerja serabutan dengan upah harian,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang melaporkan telah memvaksinasi 30 persen remaja usia 12-17 tahun dari sasaran 178.803 jiwa. Menjelang pembelajaran tatap muka, akan berlangsung vaksinasi massal kepada pelajar supaya terbentuk kekebalan kelompok.
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin berharap belum memastikan tanggal dimulainya pembelajaran tatap muka. Meski begitu, orangtua diharapkan membawa anaknya untuk vaksinasi supaya meminimalkan risiko pembelajaran tatap muka.