Benda menyerupai bom yang ditemukan di Kampung Caman, Jakasampurna, Kota Bekasi, merupakan bagian dari tindakan teror. Polisi kian meningkatkan kewaspadaan.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
Warga Kota Bekasi, Jawa Barat, digegerkan oleh temuan benda misterius menyerupai bom, Senin (23/8/2021) pagi. Dari hasil penyelidikan polisi, benda itu dirakit mirip bom, tetapi tak mengandung bahan peledak. Aparat masih menelusuri dan meningkatkan kesiagaan lantaran tindakan itu bagian dari teror.
Senin pagi sekitar pukul 06.00, tiga orang tak dikenal naik dua sepeda motor dan melintas di jalan kawasan Kampung Caman, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat. Tiga orang itu mengenakan helm, masker, dan ransel hitam. ”Sampai di dekat tong sampah, ada salah satu dari mereka keluarkan bungkusan hitam. Bungkusan itu dimasukkan pelan-pelan ke tong,” kata Tambunan (52), salah seorang warga sekitar yang melihat kejadian itu.
Warga sekitar pun panik lantaran seusai menyimpan benda misterius itu, tiga lelaki tak dikenal tersebut langsung memacu kendaraannya. Suami Tambunan kemudian meminta warga tak mendekati tong sampah berwarna biru itu. Warga yang panik kemudian menelepon polisi. Polisi dari Kepolisian Sektor Bekasi Kota tiba di lokasi satu jam kemudian.
Senin sekitar pukul 10.00, jalanan ke lokasi pembuangan benda mencurigakan itu dijaga ketat aparat kepolisian. Garis polisi dipasang di sekitar lokasi. Warga ikut berkerumun dengan penuh tanya untuk mengetahui hasil penyelidikan polisi.
Pada saat bersamaan, tim Gegana dari Polda Metro Jaya terus menyiapkan peralatan untuk mengidentifikasi benda itu. Salah satu petugas yang mengenakan pakaian pembuang bom memeriksa benda tersebut.
Saat itu pula polisi memperluas jarak aman warga dengan meminta warga menjauhi lokasi kejadian dari radius awal 50-200 meter. Polisi juga meminta warga mematikan telepon seluler karena sinyalnya bisa mengganggu pendeteksi bom dari tim Gegana. Satu jam identifikasi, bahan mencurigakan itu kemudian diledakkan.
Tanpa bahan peledak
Menurut Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Aloysius Supriyadi, benda mencurigakan di tong sampah itu tidak mengandung bahan peledak. Kesimpulan itu diambil polisi setelah benda mencurigakan tersebut diledakkan. ”Ada kabelnya, ada paku, dan MCB. Bentuknya menyerupai bom, tetapi tidak mengandung bahan peledak,” kata Aloysius.
Meski tak mengandung bahan peledak, pembuangan benda menyerupai bom itu merupakan bentuk teror. Polisi masih terus bekerja mulai dari mengumpulkan alat bukti, saksi, hingga memeriksa sejumlah kamera pengawas (CCTV) untuk mengungkap para pelaku di balik tindakan teror itu.
”Saat ini saksi sedang kami lidik. Bisa berkembang karena pembuangnya satu, tetapi ada dua motor. Satu motor sendiri, satu lagi berboncengan. Semuanya laki-laki,” ucap Aloysius.
Polisi sampai saat ini belum mendeteksi adanya dugaan jaringan teroris yang terlibat di balik temuan benda menyerupai bom itu. Meski begitu, pengamanan dan kesiagaan aparatur kian ditingkatkan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya keterlibatan jaringan terorisme.
Kesiapan aparat keamanan beralasan lantaran berdasarkan catatan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, penangkapan teroris, terutama yang terafiliasi dengan kelompok Jamaah Islamiyah (JI), meningkat tiga tahun terakhir. Pada 2019, Densus menangkap 25 tersangka, bertambah pada 2020 menjadi 64 tersangka, dan sepanjang Januari-Agustus 2021 terdapat 123 tersangka yang ditangkap.
Penangkapan pada 2021 salah satunya dilakukan sepekan terakhir, 12-20 Agustus 2021. Dalam periode waktu tersebut, Densus menangkap 55 anggota JI yang berasal dari sejumlah provinsi. Daerah yang dimaksud adalah Jawa Tengah, Sumatera Utara, Jambi, Banten, Kalimantan Barat, Lampung, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Maluku, dan Sulawesi Tengah.
Adapun dari keterangan para tersangka diketahui bahwa saat ini terdapat 1.600 anggota JI tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian dari mereka merencanakan serangan memanfaatkan momentum Hari Kemerdekaan RI, tetapi berhasil digagalkan.
”Sesuai dengan keterangan tersangka yang kami tangkap, memang kelompok JI ingin menggunakan momentum 17 Agustus 2021,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Raden Prabowo Argo Yuwono (Kompas, 23/8/2021).