Rehabilitasi pesisir Tangerang di Banten masih jadi pekerjaan rumah sekalipun citra satelit menunjukkan pertumbuhan hutan mangrove dari 79,8 hektar menjadi 121 hektar dalam kurun 5 tahun terakhir.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
Pemerintah Kabupaten Tangerang bersama warganya terus berjuang mengatasi abrasi di pesisir pantai utara Tangerang. Mereka mengupayakan penanaman mangrove secara rutin untuk menekan laju abrasi.
Salah satunya penanaman 2.000 mangrove di Ketapang Urban Aquaculture, Kecamatan Mauk, Sabtu (24/7/2021). Penanaman tersebut dilakukan Project Management Office Integrated Coastal Management (Organisasi Kemitraan Pengelolaan Laut dan Pesisir Negara-negara di Asia Timur) Kabupaten Tangerang bersama warga setempat yang tergabung dalam relawan pesisir mengajar.
Pemkab Tangerang bergabung dengan Organisasi Kemitraan Pengelolaan Laut dan Pesisir Negara-negara di Asia Timur sejak tahun 2016. Salah satu tujuannya ialah menyelamatkan pesisir pantai dari abrasi.
Masih ada pekerjaan rumah merehabilitasi setidaknya 500 hektar lahan kritis karena abrasi.
”Kami berencana menanam mangrove secara reguler 2 atau 3 bulan sekali karena pesisir pantai utara Tangerang abrasinya cukup tinggi. Setidaknya abrasi menerjang 579 hektar daratan. Perbatasan Marga Mulya dan Ketapang (Kecamatan Mauk) paling tinggi abrasinya,” ucap Hari Mahardika, staf di Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Senin (26/7/2021).
Abrasi di wilayah Kabupaten Tangerang tidak hanya terjadi di wilayah Tanjung Kait, Mauk, Sukadiri, Kosambi, dan Teluk Naga. Abrasi sudah mencapai wilayah Sepatan dan Pasar Kemis.
Pemkab dan Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor dalam kajiannya mencatat laju abrasi pesisir pantai Tangerang dari 95 hektar menjadi 579 hektar dalam kurun 1995-2015. Sementara citra satelit menunjukkan pertumbuhan hutan mangrove dari 79,8 hektar menjadi 121 hektar dalam lima tahun terakhir.
”Masih ada pekerjaan rumah merehabilitasi setidaknya 500 hektar lahan kritis karena abrasi,” ujarnya.
Sejauh ini pemkab bersama warga telah menanam setidaknya 200.000 mangrove di Ketapang Urban Aquaculture. Di lahan seluas 14,5 hektar itu tumbuh 14 jenus mengrove, seperti Rhizopora stilossa, Avicienna marina, Bruguiera cylindrica, Sonneratia casiolaris, Ceriop tagal, Xylocarpus granatum, Lumnitzera racemosa, dan Nypa fruitican.
Dukungan
Warga pesisir pantai, seperti di Kecamatan Mauk, sangat mendukung penanaman mangrove. Mereka khawatir kehilangan tempat tinggal karena laju abrasi. Fuqron (32), salah satunya. Warga Mauk ini bersama relawan pesisir mengajar terlibat rehabilitasi pesisir pantai Tangerang sejak tahun 2016.
Ia mengatakan, dulu warga berperilaku serampangan. Banyak yang senaknya menebang mangrove. Padahal, mangrove melindungi pantai dari abrasi. ”Miris melihat kondisi abrasi. Waktu kecil rasanya kalau main di pantai jauh sekali dari jalan raya. Sekarang pantai sudah terlihat dari jalan,” ucapnya.
Situasi tersebut mendorong warga terlibat dalam rehabilitasi. Mereka bahu-membahu menanam mangrove. Tujuannya hanya satu melindungi ekosistem di mana mereka hidup.