Kematian Pasien Covid-19 Saat Isolasi Mandiri di Kota Bekasi Tinggi
Dari data LaporCovid19, kasus kematian pasien Covid-19 saat isolasi mandiri paling banyak terjadi di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Warga duduk di teras rumah sakit saat menunggui kerabatnya yang sedang dirawat di RSUD dr Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (26/6/2021).
BEKASI, KOMPAS — Seorang warga yang tengah menjalani isolasi mandiri karena positif Covid-19 kembali meninggal di Perumahan Duta Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Selasa (6/7/2021) pagi. Kasus ini menambah jumlah pasien Covid-19 di daerah itu yang meninggal saat isolasi mandiri. Tenaga kesehatan kesulitan mengawasi pasien isolasi mandiri karena terbatasnya jumlah tenaga medis.
Ketua RW 010 Kelurahan Bintara, Bekasi Barat, Mulyono, mengatakan, warga yang meninggal di wilayahnya merupakan ayah dari salah satu warga di RW 010. Ayah dari warga itu sebelumnya tinggal di luar wilayah RW 010, tetapi menjalani perawatan isolasi mandiri di rumah anaknya.
”Jadi, di dalam keluarga itu ada tiga orang yang meninggal terinfeksi Covid-19 dalam waktu satu hari. Dua orang meninggal saat dirawat di rumah sakit dan satu lagi meninggal saat isolasi mandiri,” kata Mulyono saat dihubungi pada Selasa (6/7/2021) di Bekasi, Jawa Barat.
Di wilayah RW 010, jumlah warga yang tercatat sementara positif Covid-19 sebanyak 90 orang dari jumlah keseluruhan warga yang mencapai sekitar 700 keluarga. Jumlah itu di luar dari warga yang tak melapor setelah dinyatakan positif Covid-19 karena malu atau takut mendapat stigma dari masyarakat setempat.
”Kami punya posko satgas Covid-19 tingkat RW. Ada juga petugas puskesmas yang memantau warga yang isolasi mandiri,” kata Mulyono.
Petugas medis yang setiap hari memantau warga saat isolasi mandiri hanya satu petugas. Oleh karena itu, petugas medis bersama satuan tugas Covid-19 tingkat RW tak mungkin memiliki kemampuan untuk mengawasi seluruh pasien di satu wilayah RW dalam satu hari. Pengawasan terhadap pasien yang tengah menjalani isolasi mandiri dilakukan secara acak atau mengutamakan komunikasi melalui pesan Whatsapp.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pasien Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG) berjemur sinar matahari seusai senam bersama di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). Pemerintah Kota Bekasi kembali mengoperasikan sebagian ruangan di Stadion Patriot Candrabhaga untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 dengan status orang tanpa gejala.
Kasus warga meninggal saat isolasi mandiri di rumah juga sebelumnya terjadi di wilayah Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede, pada 30 Juni 2021. Warga yang meninggal itu dinyatakan positif Covid-19 sejak 22 Juni 2021. Ia dianjurkan menjalani isolasi mandiri oleh puskesmas setempat.
Selama menjalai isolasi mandiri di rumah, pasien Covid-19 itu mendapatkan pemantauan dari petugas puskesmas. Petugas memantau secara berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien tersebut setelah terpapar Covid-19.
”Pada 30 Juni 2021 pukul 05.30, pasien itu mengalami kritis hingga pukul 09.00. Petugas puskesmas yang memeriksa sudah mendapati yang bersangkutan meninggal dunia,” ucap Kepala Subbagian Humas Polres Metro Bekasi Komisaris Erna Ruswing Andari, seperti dikutip dari Kompas.com.
Sebelumnya, pada 28 Juni 2021, salah seorang warga juga meninggal dalam keadaan positif Covid-19 ketika menjalani isolasi mandiri di rumahnya di wilayah Kelurahan Jatibening, Pondokgede. Madina, keluarga dari warga yang meninggal itu, mengatakan, pihaknya harus menunggu hingga malam hari sampai jenazah keluarga dievakuasi petugas Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi. Padahal, anggota keluarganya itu meninggal pada pagi hari.
Berdasarkan data LaporCovid19, selama periode Juni sampai 6 Juli 2021 sudah 76 warga yang terpapar Covid-19 di wilayah Kota Bekasi yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Data itu dikumpulkan dari pemberitaan media massa, media sosial, dan laporan masyarakat. Tingginya kasus kematian pasien Covid-19 di Kota Bekasi menempatkan daerah tetangga Ibu Kota itu sebagai daerah dengan angka kematian tertinggi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Vevie Herawati mengatakan, di kota itu pada 5 Juli 2021 jumlah warga yang terinfeksi Covid-19 dan tengah menjalani isolasi mandiri mencapai 3.738 orang. Adapun pada 5 Juli 2021, berdasarkan data laman corona.bekasikota.go.id, jumlah keseluruhan pasien Covid-19 di Kota Bekasi yang sedang menjalani isolasi atau perawatan sebanyak 4.676 kasus. Artinya, ada 79,94 persen pasien Covid-19 di daerah itu yang sedang menjalani isolasi mandiri.
KOMPAS/Dokumentasi Pemerintah Kecamatan Medan Satria
Petugas kepolisian bersama aparatur daerah Pemerintah Kota Bekasi melakukan karantina mikro dan melacak warga yang terinfeksi Covid-19 di RT 002 RW 025, Kelurahan Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, pada Kamis (10/6/2021). Kasus ini berawal dari kegiatan arisan dan pernikahan.
Vevie, saat dikonfirmasi terkait jumlah kematian pasien Covid-19 di Kota Bekasi saat menjalani isolasi mandiri, meminta Kompas untuk memastikan tanggal pasti kematian dari puluhan pasien itu. ”Kalau terkait jumlah, kan, harus jelas. Mulai dari tanggal berapa sampai berapa,” kata Vevie saat dihubungi pada Selasa sore.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, saat ditemui terpisah pada Senin (5/7/2021) di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, tak membantah tingginya kasus kematian pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Dia mengatakan, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri berpotensi mengalami perburukan dalam waktu cepat terutama kesulitan bernapas atau sesak napas.
”Sekarang tren Covid-19 ini, kan, sesak napas. Barusan Sekretaris Kelurahan Pejuang meninggal di tengah jalan karena sesak napas. Varian (Covid-19) ini cepat sekali,” kata Rahmat.
Adapun untuk mengatasi potensi meninggalnya pasien Covid-19 yang tiba-tiba mengalami perburukan, kata Rahmat, Pemkot Bekasi membangun posko di setiap RW. Petugas di posko yang terdiri dari Bintara Pembina Keamanan Ketertiban Masyarakat bersama aparatur kelurahan, kecamatan, hingga pengurus RW setiap saat berbagi tugas memantau kondisi kesehatan pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri.
Upaya ini untuk membantu tugas tenaga medis yang jumlahnya terbatas. ”Tim kesehatan kami terbatas dalam satu puskesmas di kelurahan. Kalau (warga positif Covid-19) tersebar, ya, tidak terpantau,” katanya.