Peti Terbatas, Banyak Jenazah di RSUD Koja Belum Dapat Dimakamkan
Pasien yang meninggal di RSUD Koja, Jakarta Utara, setiap hari rata-rata 10 orang. Sementara petugas pemulasaran dan peti jenazah terbatas sehingga banyak jenazah yang telantar.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, kewalahan mengurusi jenazah warga lantaran peti jenazah dan petugas pemulasaran terbatas. Akibatnya, masih banyak jenazah di rumah sakit yang menunggu selesai diproses agar dapat dimakamkan.
”Belum bisa dimakamkan karena prosesnya kami harus melapor ke dinas pertamanan dan hutan kota dan menunggu peti dan pemulasaran. Kalau prosesnya sudah selesai, baru bisa dimakamkan,” kata Direktur Utama RSUD Koja Ida Bagus Nyoman Banjar pada Kamis (1/7/2021) saat dihubungi dari Bekasi.
Banjar mengatakan, petugas pemulasaran jenazah di RSUD Koja terbatas atau hanya lima petugas. Sementara pasien yang meninggal dan harus dimakamkan dengan protokol pemakaman Covid-19 setiap hari rata-rata 10 orang.
”Jenazah dari kemarin itu juga masih ada sisa. Misalnya, hari ini ada 10 jenazah, yang mampu diangkut lima, berarti masih ada lima lagi. Tetapi, jumlahnya dinamis setiap hari,” katanya.
Belum bisa dimakamkan karena prosesnya kami harus melapor ke dinas pertamanan dan hutan kota dan menunggu peti dan pemulasaran.
Sampai saat ini, Banjar mengatakan, proses pemulasaran jenazah kian lama lantaran dua petugas pemulasaran jenazah sedang sakit sehingga yang bertugas hanya tiga orang. Proses pemulasaran juga tak bisa berjalan cepat karena peti jenazah yang didatangkan jumlahnya lebih sedikit dari jumlah jenazah yang membutuhkan pemulasaran.
Banjar menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Wali Kota Jakarta Utara untuk mencari sukarelawan agar dapat membantu rumah sakit melakukan pemulasaran jenazah. RSUD Koja juga tengah berupaya menjalin komunikasi dengan pihak swasta untuk membantu menyiapkan peti jenazah.
”Kami akan mencoba ini untuk membantu dinas pemakaman termasuk soal ambulans. Kami bersama-sama berupaya mengurai jenazah yang masih tertahan di sini,” katanya.
Wakil Wali Kota Bekasi positif
Sementara itu, di Kota Bekasi, Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, melalui akun Instagram-nya mengumumkan bahwa dirinya positif Covid-19. Ia menyebut kondisi kesehatannya kini relatif stabil dan tidak ada gejala yang dirasakan. Saat ini, Tri tengah menjalani isolasi mandiri.
”Alhamdulillah kondisi kesehatan saya saat ini relatif stabil dan tidak ada sesuatu yang saya rasakan. Tentunya saya akan menjalankan isolasi mandiri sesuai protokol dan prosedur yang diperintahkan,” katanya.
Terkait tugasnya sebagai wakil kepala daerah, Tri mengaku masih bisa menjalankan tugas secara daring atau virtual. Ia juga memastikan Pemkot Bekasi akan terus berupaya dengan optimal dalam pengendalian Covid-19 di daerah itu.