Temuan 35 kasus positif di perumahan di Bubulak, Kota Bogor, menjadi alarm untuk semakin siaga mengantisipasi penyebaran Covid-19 seusai Lebaran.
Oleh
Aguido Adri/Stefanus Ato
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Kluster perumahan Griya Melati, Bubulak, Bogor Barat, bertambah menjadi 35 kasus. Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor memberlakukan karantina wilayah di sekitar perumahan agar tidak ada warga yang bebas keluar masuk.
Wakil Wali Kota Dedie A Rachim, saat meninjau posko kesehatan di area Perumahan Griya Melati, Kamis (20/5/2021) siang, mengatakan, sebanyak 158 kontak erat sudah menjalani tes usap PCR dan 32 di antaranya terkonfirmasi positif. Dari pembaruan data Dinas Kesehatan Kota Bogor menyebutkan, ada penambahan tiga kasus dari hasil tes usap mandiri. Dengan demikian, total terkonfirmasi positif sebanyak 35 kasus. Sehari sebelumnya, tercatat ada 25 kasus.
”Satgas Covid-19 terus berupaya melakukan pelacakan. Tambahan 35 orang positif itu dari 15 rumah di Griya Melati. Saat ini kita memberlakukan karantina di area tersebut. Kita beri atensi khusus, ini masuk sebagai kejadian luar biasa (KLB),” kata Dedie, kemarin.
Upaya tracing, treatment, testing (3T) berjalan maksimal sehingga menekan penyebaran luas Covid-19. Pemerintah Kota Bogor juga sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Kota Bogor dan Komando Distrik Militer 0606 Kota Bogor untuk mengawasi keluar masuk warga perumahan dan warga luar perumahan.
Kluster perumahan Bubulak menjadi peringatan keras agar semua pihak memperkuat protokol kesehatan, 3T, kewaspadaan, dan kesiagaan penyebaran Covid-19 pascalibur Lebaran. (Bima Arya)
”Memastikan warga mendapatkan logistik seperti obat dan kebutuhan lainnya agar warga di rumah saja, tidak boleh keluar. Kita pastikan juga sampah-sampah medis terkelola dengan baik. Sebanyak mungkin melakukan tracing kepada kontak erat. Dari tracing awal ternyata berkembang lebih banyak dan ini kita masih tunggu berapa jumlah warga yang masuk dalam tracing lanjutan setelah ada tambahan kasus positif,” tambah Dedie.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan personel khusus untuk mengawasi pergerakan warga yang keluar masuk.
Polisi juga bekerja sama dengan Perusahaan Daerah (Perumda) Pasar Pakuan Jaya untuk menyiapkan pasar RT/RW atau pasar mobile yang akan melayani kebutuhan warga Griya Melati yang sedang menjalani isolasi. Pasar RT/RW itu disiapkan agar aktivitas warga hanya di lingkungan perumahan. Sementara keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri mendapat pelayanan khusus, seperti semua kebutuhan logistik langsung diantar ke rumah.
Saat ini satgas sedang memetakan sejumlah warga untuk dievakuasi ke pusat isolasi di Pusat Diklat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi. Dinkes Kota Bogor sudah membawa marbot masjid dan petugas keamanan perumahan untuk menjalani perawatan intensif di pusat isolasi Pusdiklat BPKP Ciawi. Selain mendirikan posko kesehatan, petugas kesehatan dari Dinkes Kota Bogor, dan tim puskesmas, ambulans juga disiagakan 24 jam untuk mengantisipasi kejadian darurat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, dari pembaruan data, ada penambahan 45 kasus harian. Sebanyak 35 kasus di antaranya disumbang dari kluster perumahan Bubulak sehingga total kasus konfirmasi positif sebanyak 15.757 kasus. Adapun yang masih sakit 279 kasus, selesai isolasi atau sembuh sebanyak 15.220 kasus, dan meninggal 256 kasus.
Berdasarkan data kesiapan di 21 rumah sakit, dari 737 tempat tidur isolasi saat ini jumlah yang terisi sebanyak 118 tempat atau 16 persen. Adapun ruang ICU terisi 16 tempat tidur atau 34 persen.
Dari hasil pelacakan, kata Retno, munculnya kluster perumahan di Bubulak terjadi karena satu warga terpapar dari istrinya. Penelusuran selanjutnya, istri yang memapari anak dan suaminya itu memiliki riwayat perjalanan ke luar kota sebelum hari-H Lebaran.
”Dari hasil tracing ada satu warga yang tertular dari istrinya. Lalu, ia melakukan kegiatan ibadah, di situ terjadi penularan. Nah, warga itu tidak tahu jika ia terpapar. Ia baru tahu setelah istrinya menjalani tes cepat antigen dan hasilnya positif pada Sabtu kemarin. Satu keluarga itu positif semua,” kata Retno.
Peringatan keras
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, kasus kluster perumahan Bubulak menjadi peringatan keras agar semua pihak memperkuat protokol kesehatan, 3T, kewaspadaan, dan kesiagaan penyebaran Covid-19 pascalibur Lebaran. Perlu pengawasan terhadap pemudik yang kembali ke Kota Bogor.
”Ini harus menjadi pelajaran bagi kader-kader RW Siaga di wilayah lainnya. Ini angka (positif) yang sangat besar dalam satu lingkungan. Tentu ini menjadi atensi khusus bagi satgas dan RT/RW se-Kota Bogor agar tidak lalai mengidentifikasi orang yang baru datang dari luar kota,” kata Bima.
Untuk mengantisipasi warga yang baru datang dari luar kota, lanjut Bima, penguatan di wilayah harus ketat. ”Saya dan Kapolresta menginstruksikan RT/RW untuk mengikuti prosedur yang telah disepakati. Kalau ada yang pulang dari luar kota, langsung lapor, tes antigen, protokol kesehatannya ketat,” ujarnya.
Dedie melanjutkan, ia khawatir dengan perkembangan kasus kluster perumahan Bubulak bisa menghambat pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli mendatang. Alasan larangan mudik dan pembatasan kegiatan selama Ramadhan dan Lebaran dari pemerintah, salah satu tujuannya agar menekan angka kasus penyebaran sehingga PTM bisa berlangsung.
”Anak-anak ini sudah setengah tahun di rumah. Jadi, sudah ada instruksi persiapan dan uji coba pada Juli dengan syarat status wilayah zona kuning atau hijau. Nah, Bogor yang zona oranye saat ini, kan, menjadi rentan, apalagi penambahan kasus yang sangat signifikan seperti ini,” kata Dedie yang menyesalkan masih ada warga yang belum disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Dedie mengimbau warga yang pulang mudik untuk melapor dan menunjukan surat hasil negatif tes antigen. Warga di wilayah RT/RW pun harus membantu dan membendung pemudik yang bandel tanpa syarat surat negatif Covid-19.
Sasar petani
Di Kabupaten Bekasi, untuk mengantisipasi penyebaran wabah Covid-19, antara lain, dengan melakukan tes usap antigen terhadap ratusan petani yang baru kembali seusai mudik Lebaran 2021. Tes usap antigen dilakukan di areal pertanian di wilayah Desa Sukatenang, Sukawangi.
Kepala Kepolisian Sektor Tambelang Ajun Komisaris Shodirin mengatakan, petugas puskesmas dibantu anggota TNI dan Polri mendatangi langsung para petani yang sedang bekerja di lahan pertanian mereka, Kamis. Para petani yang sedang bekerja itu diminta satu per satu mengikuti tes usap antigen.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Masrikoh mengatakan, pada 16-19 Mei 2021, sebanyak 2.898 pemudik yang balik ke Bekasi mengikuti tes Covid-19. ”Dari dua posko tes Covid-19 di PT NCS dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 34, sampai kemarin ada 12 pemudik positif. Dua warga Kabupaten Bekasi dan 10 lainnya dari luar Bekasi,” katanya.