Pos Bekasi-Karawang Berjibaku dengan Membeludaknya Pemudik
Arus pemudik menjelang hari raya Idul Fitri terus melonjak. Pos penyekatan Kedungwaringin di perbatasan Bekasi-Karawang bobol oleh ribuan pemudik pada Senin (10/5/2021) dini hari.
Oleh
STEFANUS ATO/Melati Mewangi
·4 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pemudik sepeda motor memadati posko penyekatan di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang di Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/5/2021). Padahal, larangan mudik sudah diberlakukan.
BEKASI, KOMPAS — Polres Metro Bekasi pada Senin (10/5/2021) dini hari membuka posko penyekatan Kedungwaringin di perbatasan Bekasi-Karawang. Ribuan kendaraan akhirnya dibiarkan melintas lantaran panjangnya antrean yang mengakibatkan lalu lintas macet total lebih dari 5 kilometer. Polres Metro Bekasi berkordinasi dengan Polres Karawang, Purwakarta, Subang, Cirebon, untuk menyekat pemudik yang dibiarkan lolos di Bekasi.
Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Komisaris Besar Hendra Gunawan mengatakan, pembukaan pos penyekatan itu diskresi kepolisian karena padatnya lalu lintas yang penyebab kemacetan panjang. ”Tidak berarti kami lepas di sini, di sana tidak disekat. Ini karena terlalu padat dan kondisinya tidak terlalu kondusif sehingga, secara diskresi, saya ambil kebijakan dilepas,” kata Hendra, Senin, di Bekasi.
Kepadatan kendaraan, terutama sepeda motor, menyebabkan terjadinya kerumunan. Situasi itu dikhawatirkan menimbulkan kluster penularan Covid-19.
Hendra menambahkan, personel yang dikerahkan untuk penyekatan di Kedungwaringin tidak sebanding dengan lonjakan jumlah pemudik. Senin dini hari, jumlah personel yang dikerahkan untuk penyekatan di Kedungwaringin sebanyak 150 personel.
HUMAS POLRES METRO BEKASI
Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Komisaris Besar Hendra Gunawan
”Ada sembilan pos yang intensitas kegiatannya kurang, itu kami tarik ke sini (Kedungwaringin). Total ada 150 personel dari Polri, dinas perhubungan, TNI, dan Satpol PP. Kami juga minta penambahan dari Polda Metro Jaya,” ucap Hendra.
Menurut Hendra, kepadatan lalu lintas yang terjadi di jalur pantura dan didominasi kendaraan bermotor itu akibat intensitas pemudik yang terus meningkat menjelang hari raya Idul Fitri. Namun, ia memastikan, di sepanjang daerah di wilayah pantura, semua aparat kepolisian melakukan penyekatan.
Penyekatan di Karawang
Di Karawang, arus kendaraan roda dua yang melintas dari arah Bekasi meningkat pada malam hari saat akhir pekan, yakni Sabtu (8/5) hingga Senin (10/5) dini hari. Puncaknya terjadi dini hari tadi yang mengakibatkan kemacetan panjang di ruas jalan Tanjungpura.
Kepala Polres Karawang Ajun Komisaris Besar Rama Samtama Putra mengatakan setidaknya ada 15.000 kendaraan diputar balik di Pos Tanjungpura, Karawang. Dari jumlah itu, sedikitnya 90 persen atau 13.500 unit merupakan kendaraan roda dua. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Polres Bekasi untuk melakukan putar balik saat mengetahui rambu pembatas di pos sekat sebelumnya dibuka. Koordinasi untuk mencegah masuknya kendaraan ke jalur arteri Karawang.
Sebelumnya, di Karawang terjadi penerobosan pemudik di pos sekat Bundaran Kepuh, Sabtu (8/5) pukul 00.05 hingga 00.15. Para pemudik menerobos secara paksa barikade rekayasa dengan cara melawan arus saat diperintahkan petugas untuk putar balik.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pemudik sepeda motor membawa anak melintasi posko penyekatan di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang di Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/5/2021).
Penerobosan terjadi akibat jumlah personel yang tidak sebanding dengan jumlah pemudik, yang saat itu diperkirakan mencapai 500 kendaraan. Para petugas pun segera bergegas memasang rambu pembatas untuk menghalau pemudik yang bersiap tancap gas. Di atas pukul 00.15, situasi arus kendaraaan sudah terkendali dan pemudik yang terjaring diputar balik.
Berkaca dari pengalaman tersebut, pihaknya berupaya memperkuat penjagaan dengan pos sekat berlapis dan menambah personel di lapangan. Penyekatan kendaraan secara berlapis diterapkan di jalur arteri Karawang.
Ada sekitar 15 titik pos pengawasan yang tersebar di perbatasan kabupaten Karawang. Pos pantau di antaranya di Tanjungpura yang berbatasan dengan Bekasi, Kobak Biru (perbatasan Bekasi), Gerbang Tol Karawang Barat (perbatasan Bekasi), Curug (perbatasan Purwakarta), dan Pasar Cilamaya (perbatasan Subang).
Psikologi masyarakat
Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, saat dihubungi mengatakan, euforia masyarakat untuk mudik sebenarnya sudah mereda saat kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 resmi berlaku. Namun, muncul narasi-narasi berisi provokasi di media sosial yang mengajak masyarakat untuk mudik.
”Ditambah lagi, ada oknum pejabat yang meloloskan tenaga kerja asing. Jadi, ada rasa iri karena ada perbedaan, tidak adil buat masyarakat,” kata Djoko.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Foto udara pemudik yang didominasi sepeda motor memadati posko penyekatan di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang di Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/5/2021).
Sebelumnya, seperti dikutip dari Kompas.com, sebanyak 157 warga negara asing asal China sampai di Indonesia melalui Bandara Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Sabtu (8/5). Pihak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menegaskan bahwa para WNA tersebut telah memenuhi aturan keimigrasian.
”Seluruh WNA telah memenuhi aturan keimigrasian dengan jenis visa dan kegiatan yang sesuai dengan Peraturan Menkumham Nomor 26 Tahun 2020, yaitu untuk kegiatan bekerja, bukan untuk kunjungan wisata,” kata Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham Jhoni Ginting, Minggu (9/5).
Faktor lain yang mendorong warga untuk mudik, kata Djoko, juga dipengaruhi berbagai kebijakan yang tak begitu jelas disampaikan ke masyarakat. Misalnya, saat mudik dilarang dan wisata dibuka, harus diperjelas kalau pembukaan tempat wisata itu hanya bersifat lokal.