Masih Banyak Warga Lansia di Tangerang Selatan Belum Divaksinasi
Stok vaksin yang terbatas dan jumlah vaksinator yang masih sedikit menghambat upaya vaksinasi di Kota Tangerang Selatan. Target kekebalan kelompok yang diharapkan, terancam tak bisa dicapai dalam waktu dekat.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/3/2021), memulai vaksinasi Covid-19 bagi kalangan lanjut usia di fasilitas-fasilitas kesehatan seluruh Tangsel. Hingga saat ini masih banyak warga lansia di Tangsel yang belum divaksinasi. Keterbatasan stok vaksin dan petugas vaksinator menjadi kendala.
Vaksinasi bagi penduduk lansia dilaksanakan di 69 fasilitas kesehatan yang ada di Tangerang Selatan (Tangsel). Selain untuk kalangan lansia, vaksinasi di fasilitas-fasilitas kesehatan itu turut menyasar petugas pelayan publik yang juga merupakan sasaran prioritas pada vaksinasi tahap kedua.
Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangsel menyebutkan, setidaknya terdapat 112.000 orang lansia yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Tangsel. Kalangan lansia itu harus berbagi stok vaksin yang ada dengan petugas pelayan publik.
Apabila jumlah vaksinasi menurun atau tergolong sangat sedikit per hari, itu akan berpengaruh ke capaian imunitas kelompok. (Budi Suhendar)
Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, ada 25.000 orang yang disasar dalam vaksinasi tahap kedua dosis pertama di Tangsel. Adapun perkiraan jumlah warga lansia yang telah divaksinasi baru sekitar 3.500 orang.
Para warga lansia itu menjalani vaksinasi di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) pada 13-14 Maret 2021. Kegiatan vaksinasi bagi kalangan lansia di ICE BSD diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan. Kota Tangsel mendapat kuota sebanyak 3.500 orang lansia.
Jumlah tersebut masih cukup jauh dan belum mencakup keseluruhan penduduk lansia di Tangsel. Hambatan vaksinasi bagi warga lansia adalah stok vaksin yang ada masih terbatas.
”Karena kami bertahap. Selain itu, vaksin yang didrop oleh Kementerian Kesehatan melalui Pemerintah Provinsi Banten juga bertahap,” ujar Benyamin.
Benyamin menyebut, Pemerintah Kota Tangsel sebelumnya mengajukan 100.000 lebih dosis vaksin kepada pemerintah pusat untuk vaksinasi tahap kedua. Namun, Kota Tangsel hanya mendapat 25.155 dosis vaksin.
Selain itu, hanya ada 140 tenaga vaksinator di Tangsel. Pemkot Tangsel kemudian mendapat tambahan bantuan tenaga vaksinator dari TNI-Polri yang sudah dilatih. Total saat ini ada 200 tenaga vaksinator di seluruh Tangsel. Kondisi ini juga yang menyebabkan vaksinasi bagi kalangan lansia di Tangsel terhambat.
Kepala Dinas Kesehatan Tangsel Allin Hendarlin Mahdaniar menyampaikan, mekanisme vaksinasi bagi kalangan lansia di Tangsel dilakukan melalui ketua rukun tetangga (RT) di wilayah masing-masing. Ketua RT bertugas mendata para warga lansia yang ada di lingkungan mereka.
Data tersebut kemudian diserahkan ke puskesmas setempat. Puskesmas lalu memanggil warga lansia yang sudah tercatat untuk divaksinasi. Menurut Allin, warga lansia yang tidak ber-KTP Tangsel juga berhak tercatat untuk menjalani vaksinasi di fasilitas kesehatan terdekat.
”Memang vaksin yang diberikan masih terbatas. Tentunya nanti pasti akan bertahap diberikan,” ujar Allin.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten Budi Suhendar menjelaskan, kecepatan vaksinasi kepada penduduk lansia atau petugas pelayan publik sangat bergantung pada stok vaksin yang tersedia. Menurut Budi, apabila pemerintah daerah ingin cepat mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), semakin banyak pula orang yang harus divaksinasi dalam satu hari.
Semakin lama vaksinasi tertunda atau lambat kemajuannya, jumlah orang yang tidak imun juga masih banyak. Itu membuat orang yang sudah divaksinasi berpeluang besar kembali terinfeksi Covid-19 meski gejala atau dampaknya tidak akan separah seperti saat sebelum divaksinasi.
”Jadi, apabila jumlah vaksinasi menurun atau tergolong sangat sedikit per hari, itu akan berpengaruh ke capaian imunitas kelompok,” kata Budi.
Oleh sebab itu, karena vaksinasi masih menemui banyak kendala, semua pihak wajib memahami aspek pencegahan penularan Covid-19. Salah satu caranya dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas apabila ada kegiatan di luar rumah yang tidak terlalu penting.