Guru di Jakarta Perlahan Mulai Mendapat Vaksinasi Covid-19
Saat ini baru 60 guru madrasah telah menerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama di SMAN 70 Jakarta.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemberian vaksin Covid-19 untuk guru-guru sekolah umum dan madrasah di Ibu Kota telah berjalan bagi sebagian kecil pendidik. Sudah ada sejumlah guru yang menerima surat panggilan untuk vaksinasi kedua, tetapi lebih banyak guru yang tengah menunggu giliran.
”Surat tugas untuk pemberian vaksinasi tahap kedua telah keluar pada tanggal 10 Maret,” kata pejabat hubungan masyarakat Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah, ketika dikontak pada Kamis (11/3/2021).
Surat itu ditandatangani Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Agus Ramdani. Di dalamnya terlampir daftar nama 182 guru, mulai dari taman kanak-kanak hingga SMA/SMK dari lima kotamadya dan satu kabupaten di Jakarta. Mereka dipanggil untuk menerima dosis kedua vaksinasi Covid-19 pada Jumat, 12 Maret 2021, di Gedung C Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang terletak di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Saat ini baru 60 guru madrasah telah menerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama di SMAN 70 Jakarta. (Nurpawaiduddin)
Menurut Taga, untuk guru-guru yang lain telah mengisi formulir vaksinasi dan tengah menunggu giliran untuk dipanggil. Waktu dan tempat vaksinasi belum bisa disebarluaskan kepada publik. Berdasarkan Data Pokok Pendidikan Kemendikbud untuk semester genap 2020/2021, di DKI Jakarta ada 95.290 guru.
Jumlah ini mencakup guru TK, tempat penitipan anak, kelompok belajar, sekolah luar biasa (SLB), sekolah dasar dan menengah formal, serta pusat kegiatan belajar masyarakat atau yang biasa dikenal dengan istilah Kejar Paket. Apabila dikerucutkan untuk guru TK, SD, SMP, dan SMA/SMK saja jumlahnya ada 87.475 guru. Jumlah ini belum mencakup tenaga kependidikan seperti petugas tata usaha sekolah, petugas perpustakaan, dan petugas teknologi infomasi dan komunikasi.
Hal serupa juga terjadi untuk guru-guru madrasah dan pondok pesantren yang pengelolaan dan kebijakannya diatur oleh Kementerian Agama (Kemenag). Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kemenag DKI Jakarta Nurpawaiduddin mengungkapkan, di Ibu Kota ada 33.748 guru beserta tenaga kependidikan.
”Data mereka semua sudah diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Disdik. Saat ini baru 60 guru madrasah telah menerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama di SMAN 70 Jakarta,” ujarnya.
Hal serupa juga terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Ketua Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia wilayah Tangsel Moh Tajudin mengatakan, ada 800 guru agama di kota tersebut. Mereka bekerja di sekolah-sekolah umum. Menurut dia, sejak pekan lalu beberapa guru mulai mengikuti proses vaksinasi. Semua kegiatan diatur melalui sekolah masing-masing.
Tatap muka
Guru SDN Rawajati 06 Kalibata, Jakarta Selatan, Uswatun Hasanah, mengharapkan kondisi bisa segera aman dan pandemi terkendali. Jika keadaan telah memungkinkan, ia memilih agar pembelajaran tatap muka dapat segera dilakukan.
”Masalah PJJ (pembelajaran jarak jauh) bukan di soal pulsa dan gawai. Kalau untuk di Jakarta, dua hal itu bisa tertanggulangi,” ujarnya.
Masalah PJJ, lanjut Uswatun, ialah hilangnya pendidikan subliminal yang diperoleh murid-murid melalui interaksi langsung dengan teman, guru, dan orang sekitar. Ia menjelaskan, pendidikan sejatinya tidak sebatas transfer pengetahuan teknis mengenai berbagai pelajaran. Faktor terpenting ialah pengembangan karakter dan budi pekerti.
Aspek kecerdasan emosional ini hanya bisa berkembang jika murid mengalami langsung. Misalnya melihat keteladanan guru dalam berperilaku. Ia kemudian mempraktikkan ketika berinteraksi dengan teman-temannya seperti cara meminta tolong, cara bercanda tanpa perlu menyinggung perasaan, dan cara berkonfrontasi atau berdebat yang sehat.
”Kalau soal ada atau tidaknya pulsa dan keterbatasan ekonomi keluarga murid, selama ini relatif tidak menjadi masalah karena saya bisa mengatur jam anak tertentu menyerahkan tugas. Juga bisa membuat modul pemelajaran yang ringkas dan disebar lewat Whatsapp atau blog. Permasalahan dari PJJ ini membuat situasi steril dan susah memantau perkembangan emosi anak-anak,” paparnya.
Meskipun begitu, secara umum, para guru meminta kepastian penanganan pandemi dari pemerintah pusat dan daerah. Mereka tidak mau sekolah terburu-buru dibuka untuk pembelajaran tatap muka. Selama risiko penularan virus ada, guru memilih langkah yang paling aman dan tetap melakukan PJJ walaupun banyak kekurangan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jakarta, persentase kasus positif sepekan terakhir adalah 14 persen atau lebih dari dua kali batas aman global, yaitu 5 persen.