Ada sekitar 3,5 juta orang lanjut usia dan pelayan publik di Ibu Kota yang menjadi target vaksinasi Covid-19. Namun, di tahap kedua vaksinasi ini, belum semua sasaran bisa menerima vaksin.
Oleh
Aguido Adri
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya menerima 60.000 dosis vaksin untuk tahap kedua pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Vaksin yang datang pada Jumat (19/2/2021) pagi itu akan diberikan kepada orang lanjut usia atau lansia dan pelayan publik.
"Data sasaran orang lansia dan pelayan publik berdasarkan pembaruan data di DKI ada sekitar 3,5 juta orang. Terdapat 1.600 vaksinator di 44 kecamatan dan 512 fasilitas kesehatan. Kami secara paralel sedang berproses menambah vaksinator dengan berkoordinasi bersama organisasi profesi dan asosiasi rumah sakit atau klinik," kata Widyastuti, dalam keterangan pers virtual, Jumat.
Melihat jumlah vaksin yang diterima DKI hingga pertengahan Februari ini dan total sasaran pada tahap kedua vaksinasi, dipastikan jumlah vaksin belum memenuhi permintaan.
Jumlah vaksin yang diterima saat ini belum mencukupi untuk target 3,5 juta penerima vaksin.
Terkait sistem pendataan sasaran penerima vaksin, kata Widyastuti, masih dilakukan melalui satu pintu dari pemerintah pusat. Selain itu, berbeda dengan vaksin tahap pertama yang diberikan kepada tenaga kesehatan, yaitu menggunakan single dose (satu vial berisi 0,5 cc untuk satu orang), pada tahap kedua ini memakai multi dose.
"Vaksin ini bahan dasarnya sama, namun diformulasikan kembali oleh Bio Farma, namanya Covid Bio dan dikemas dalam bentuk satu botol berisi 5 cc untuk 10 orang, jadi multi dose. Pada praktiknya biasanya terpakainya untuk 8-10 orang," kata Widyastuti.
Pelaksanaan vaksinasi tahap 2 dimulai sejak Rabu (17/2) dengan sasaran para pedagang dan petugas penunjang lainnya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Provinsi DKI Jakarta ditunjuk menjadi percontohan pemberian vaksinasi di pasar, yang pada pelaksanaanya dilakukan dengan koordinasi bersama antara Kementerian Kesehatan, Perusahaan Umum Daerah Pasar Jaya, dan komunitas di pasar.
Jumlah sasaran yang sudah terdata berdasarkan data sensus dari Pasar Jaya sebanyak 10.000 orang. Hari pertama telah dilakukan vaksin kepada 1.404 orang, dan hari kedua 1.412 orang. Dalam sehari ditargetkan pemberian vaksin selama sepekan dengan sasaran 1.500 orang per hari. Untuk menghindari kerumunan, diatur pembagian calon penerima vaksin berdasarkan hari, jam, dan disebar di tiga titik lokasi.
Di tengah vaksinasi tahap kedua, pelaksanaan vaksinasi tahap pertama dengan sasaran para tenaga kesehatan terus berjalan. Saat ini, 90 persen sasaran vaksin tahap pertama di DKI telah menerima suntukan dosis pertama, dan 55 persen orang telah mendapatkan dosis kedua. Sisanya yang belum mendapatkan vaksin merupakan tenaga kesehatan penyintas, komorbid, ibu menyusui, ibu hamil, dan orang lansia.
Namun, kini sudah ada surat edaran Kementrian Kesehatan, yang menyatakan tenaga kesehatan yang eksklusi kini boleh menerima vaksin. "Kami akan segera memberikan 13 persen tenaga kesehatan yang ekslusi itu,” kata Widyastuti.
Kebutuhan bertambah
Di Kota Bogor, Jawa Barat, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, berdasarkan perhitungan untuk 1,1 juta penduduk kotanya, awalnya Bogor mengajukan 700.000 dosis vaksin ke pemerintah pusat. Namun, dengan kebijakan baru dari pemerintah yang mengizinkan komorbid, lansia, ibu menyusui, dan penyintas Covid-19 boleh menerima vaksin, maka ada penambahan kebutuhan vaksin hingga total memerlukan 900.000 dosis.
“Untuk memenuhi kebutuhan itu, kami akan mengomunikasikan dahulu.
Sementara untuk tahap kedua ini prioritas penerima vaksin kepada pelayan publik, tokoh agama, tokoh masyarakat. Total ada sekitar 16.000 calon penerima vaksin. Vaksinasi akan kita gelar pada Maret mendatang,” kata Dedie.
Vaksin yang akan digunakan di Kota Bogor masih dari Sinovac. Namun, Dedie mengaku belum mengetahui kapan pasokan vaksin tahap kedua akan dikirim ke Kota Bogor.
Vaksinasi tahap kedua akan diberikan kepada 13 kategori, seperti anggota DPRD Kota Bogor, TNI/Polri, pejabat Pemkot Bogor, ASN dan non-ASN di Pemkot Bogor, pegawai BUMD, guru/dosen, tokoh agama, pelaku pariwisata, pedagang pasar, penyelenggara angkutan umum, pengemudi ojek/taksi daring, dan wartawan.
Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya, Muzakkir mengatakan, sudah mendata pedagang yang akan menerima vaksin. Tercatat ada 7.734 pedagang di seluruh pasar sebagai calon penerima vaksin Covid-19 tahap kedua.
Di sisi lain, walau vaksinasi massal sudah berjalan hingga ke tahap dua di seluruh Indonesia, tetapi ada warga yang tidak yakin dengan upaya ini. Hal ini ditunjukkan oleh Edbert Gani Suryahudaya dari Centre for Strategic and Internasional Studie (CSIS) Indonesia, Ia mengatakan, dari hasil survei CSIS, 59,9 persen warga DKI percaya terhadap vaksin Covid-19. Namun, 38,8 persen tidak percaya vaksin Covid-19.
Survei CSIS dilakukan di dua kota, DKI dan Yogyakarta. Sebanyak 400 orang per provinsi diwawancarai secara langsung pada 13-18 Januari 2021. “Subjek penelitian berusia di atas 17 tahun," kata Gani.