Mengembalikan Air ke Dalam Tanah di Kawasan Puncak
Beberapa rekayasa teknik dapat ditempuh untuk meningkatkan resapan air di Puncak, seperti membuat sumur resapan, drainase, dan membangun waduk kecil atau embung di sejumlah titik.
Oleh
Dhanang David Aritonang/Benediktus Krisna Yoga/Madina Nusrat
·3 menit baca
Rabu (20/01/2021), banjir bandang melanda kawasan perkebunan teh Gunung Mas, Cisarua, yang dikelola PT Perkebunan Nasional VIII. Sejak tahun 2016, bencana serupa kerap terjadi di kawasan Puncak dengan ketinggian sekitar 2000-3000 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan Pemetaan Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai-Hutan Lindung Citarum Ciliwung, terdapat 4.700 ha lahan (hampir separuh kawasan Puncak) yang masuk kategori lahan sangat kritis. Sementara lahan lain kondisinya agak kritis hingga kritis.
Nyaris tak tersisa lahan yang terjaga baik di kawasan itu. Kondisi ini berbeda dengan area Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dengan salah satu parameter berupa koefisien limpasan air permukaan tak lebih dari 0, 1 persen
“Kayak Baturraden (salah satu kawasan Gunung Slamet di Banyumas), hujan seberapa pun besarnya hanya 0,1 persen yang melimpas. Gunung itu masih hutan alam,” jelas ahli hidrologi IPB University Hidayat Pawitan.
Hampir separuh kawasan Puncak masuk kategori lahan sangat kritis. Sementara lahan lain kondisinya agak kritis hingga kritis
Pandangan senada disampaikan Transtoto Handadhari, mantan Kepala Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (BRLKT) Ciujung-Ciliwung. Tingginya limpasan air permukaan di Puncak menurutnya justru sudah terjadi pada 1987.
Saat itu, Transtoto menghitung infiltrasi air ke tanah di Puncak hanya 17,8 persen. Padahal tingkat infiltrasi tanah tak boleh kurang dari 40 persen. Erosi di Puncak pada masa itu 193 ton per ha per tahun, melampaui ambang batas 15 ton per ha per tahun. Saat ini tingkat erosi di Puncak diperkirakan mencapai level sangat berat, yakni 480 ton per ha per tahun.
Ahli kehutanan IPB, Hendrayanto pun mengungkapkan, BPDAS semestinya dapat menjadi pemandu untuk pemulihan kawasan Puncak. Namun yang terjadi di lapangan alih fungsi lahan di Puncak terus terjadi dan tak terkendali.
Rekayasa Teknik
Dalam kondisi Puncak telah dipadati bangunan, baik Hidayat maupun Transtoto dan Hendrayanto sama-sama menyarankan agar dilakukan rekayasa teknik hidrologi untuk pemulihan lingkungan di kawasan Puncak. Dengan demikian tidak perlu membongkar vila atau membebaskan lahan yang dapat memakan anggaran dalam jumlah besar.
Rekayasa teknik itu, menurut Transtoto, pernah ia terapkan di Taman Safari Indonesia, berupa pembuatan drainase, embung, hingga sumur resapan. “Misalnya ada air terjun, maka dibuatkan danau. Pada area yang dibangun tembok dan tempat parkir, dibuatkan biopori. Biopori ini dapat digunakan untuk menghitung berapa kubik air permukaannya,” jelasnya.
Perlu dilakukan rekayasa teknik hidrologi untuk pemulihan lingkungan Puncak sehingga tidak perlu membongkar vila atau membebaskan lahan yang memakan anggaran besar
Hidayat pun mengungkapkan, pembongkaran vila yang pernah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bogor dengan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi DKI beberapa tahun silam, tidak memberikan manfaat terhadap pemulihan lingkungan Puncak. Setelah dibongkar, tidak dilakukan apa pun di vila tersebut. Sebaliknya jika ingin melakukan konservasi air maka harus dibuatkan sumur resapan.
Menurut Hidayat, ada beberapa rekayasa teknik yang dapat ditempuh untuk meningkatkan resapan air di Puncak, membuat sumur resapan, drainase, dan membangun waduk kecil atau embung di sejumlah titik. Namun semua itu tetap harus melalui kajian geologi untuk menghindari lapisan tanah yang jenuh yang dapat menjadi beban sehingga menyebabkan timbulnya likuifaksi.
Merespons situasi di Puncak, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai-Hutan Lindung Citarum Ciliwung (BPDAS-HL Citarum Ciliwung) dalam waktu dekat meluncurkan hasil hitungan limpasan air permukaan di hulu DAS Ciliwung. Kepala BPDAS-HL Citarum Ciliwung, Pina Ekalipta berpendapat, tidak semua konservasi dilakukan dengan penghijauan. "Yang paling cocok adalah membuat sumur agar air hujan dapat masuk ke tanah,” jelasnya.