Turunnya jumlah kasus Covid-19 dan persentase keterisian ruang perawatan bukan jaminan pandemi akan segera berakhir. Disiplin protokol kesehatan serta menggencarkan pelacakan kasus didorong terus dilakukan.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra/Stefanus Ato/Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tingkat keterisian tempat tidur di ruang perawatan intensif maupun di ruang isolasi Tangerang Selatan dan Kota Bekasi merangkak turun. Meskipun demikian, hal ini bukan jaminan pandemi Covid-19 bakal stabil melandai.
Kedua kota itu merupakan bagian tak terpisahkan dari Jakarta dan sekitarnya. Tingkat mobilitas warga antarkawasan di Jabodetabek disinyalir masih tinggi dan ini memicu penularan. Pada Rabu (3/2/2021) di Jakarta terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 3.567 orang. Sejak 29 Januari 2021 hingga kemarin, angka penambahan di DKI terus berada di atas 3.000 kasus.
Data Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyebutkan, persentase keterisian tempat tidur di ruang perawatan intensif (intensive care unit/ICU) di 23 rumah sakit rujukan Covid-19 seluruh Tangsel hingga Rabu (3/2/2021) sebesar 76 persen. Jumlah itu turun dari beberapa pekan sebelumnya, saat tingkat keterisian tempat tidur ICU selalu mencapai 100 persen.
Selain itu, persentase keterisian tempat tidur di ruang isolasi mencapai 86 persen. Namun, angka ini masih di atas ambang batas aman yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 60 persen. ”Ini berkorelasi langsung dengan turunnya angka penderita Covid-19 di Tangsel,” ujar Benyamin Davnie, Wakil Wali Kota Tangsel.
Meski tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit menurun, sejak 24 Januari hingga 3 Februari jumlah korban meninggal bertambah setiap hari. Data terbaru menyebutkan, total ada 272 korban meninggal terkonfirmasi positif Covid-19 di Tangsel.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan Kota Tangsel belum dapat keluar dari zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19 karena jumlah korban meninggal tergolong tinggi di Banten. ”Disiplin masyarakat dalam penerapan prokes (protokol kesehatan) juga masih kurang,” kata Ati.
Ati menyebutkan, upaya Pemerintah Kota Tangsel terkait surveilans yang meliputi tes, lacak, dan isolasi masih kurang.
Sementara itu, Kepala Polres Tangsel Ajun Komisaris Besar Iman Imanuddin menyampaikan, polisi bersama jajaran TNI dan satuan polisi pamong praja akan membagikan 5.000-6.000 lembar masker per hari. Selain itu, operasi yustisi penegakan protokol kesehatan terus digencarkan. Warga yang melanggar belum dikenai sanksi dan hanya mendapatkan teguran atau edukasi dari petugas.
Tambah rumah sakit
Pemerintah Kota Bekasi kembali menambah satu rumah sakit berkapasitas 100 tempat tidur di wilayah Bekasi Utara untuk merawat pasien positif Covid-19. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, dengan beroperasinya RSUD Tipe D Bekasi Utara, layanan kesehatan untuk masyarakat diharapkan kian lebih dekat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati menambahkan, fasilitas kesehatan yang disiapkan di RSUD itu sementara hanya fasilitas untuk rawat inap dan belum dilengkapi poliklinik dan ICU.
Menurut dia, sejauh ini pasien Covid-19 masih bisa dirawat di RSUD dr Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, RSUD Bantargebang, RSUD Pondok Gede, RSUD Teluk Pucung, RSUD Tipe D Jatisampurna, dan Rumah Sakit Darurat Stadion Patriot Candrabhaga. Tingkat keterisian pasien di sejumlah rumah sakit itu hampir mencapai 90 persen.
Karantina wilayah
Di Jakarta, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menegaskan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat tidak efektif. Namun, untuk penanganan lebih detail, seperti pemberlakuan karantina wilayah di akhir pekan, DKI menyerahkan kebijakan itu ke pemerintah pusat. DKI kini fokus menyiapkan tempat isolasi bagi ibu hamil dan menambah RS rujukan.
”Karantina wilayah atau lockdown akhir pekan itu merupakan usulan dari DPR. Saya kira untuk lockdown akhir pekan itu disampaikan saja kepada pemerintah, kepada Presiden, kepada Satgas Pusat. Kami di pemprov akan mengkaji, menganalisis, membahasnya,” kata Ahmad Riza, kemarin.