Pancaran Sinyal Kotak Hitam Pesawat Sriwijaya SJ-182 Terlacak
Hingga Minggu pukul 19.20 WIB telah diperoleh 10 kantong berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat dan 16 bagian potongan besar dari pesawat. Kemudian, 10 kantong jenazah yang berisi bagian tubuh manusia.
Oleh
STEFANUS ATO/PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Titik jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 di Perairan Kepulauan Seribu ditemukan tim SAR gabungan. Pancaran sinyal yang diduga kuat dari kotak hitam pesawat SJ-182 telah terpantau. Petugas gabungan sudah menandai posisi kotak hitam pesawat agar memudahkan pencarian.
Hal ini disampaikan Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto seusai meninjau langsung kegiatan operasi pencarian pesawat Sriwijaya SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu. Dalam kunjungan itu turut serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito, dan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran.
Hadi mengatakan, titik jatuhnya pesawat SJ-182 telah ditemukan. Namun, Hadi tidak menjelaskan titik pasti lokasi jatuhnya pesawat tersebut.
Lokasi yang diduga kuat titik jatuhnya pesawat SJ-182 berada di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang. Panglima TNI juga sudah memerintahkan KRI Rigel dan beberapa KRI lain menuju lokasi jatuhnya pesawat. Pencarian oleh Basarnas juga didukung instansi Polri, KPLP, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Badan Keamanan Laut RI, dan lain-lain.
”Saat ini seluruh prajurit TNI yang ada di lokasi, khususnya TNI Angkatan Laut, mendukung Basarnas untuk mengambil pecahan-pecahan, potongan-potongan dari pesawat SJ-182. Bagian-bagian yang kecil masih bisa kami ambil. Namun, bagian yang besar akan kami datangkan kapal yang memiliki kemampuan derek untuk mengangkatnya,” kata Hadi di Posko Terpadu Jakarta International Container Terminal (JITC) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021) sore.
Dari pantauan Kompas, sejak pukul 11.00, situasi di Posko Terpadu JICT 2 ramai dengan anggota TNI, Basarnas, Polri, PMI, jurnalis, hingga sukarelawan. Pengiriman tim penyelam oleh Basarnas hingga menerima temuan serpihan pesawat dan potongan pesawat pun terus berlangsung hingga malam hari. Sampai pukul 19.00, sedikitnya sudah delapan kali tim gabungan membawa berbagai serpihan dan bagian tubuh jenazah ke posko.
Beberapa temuan yang dicatat Kompas, yakni pada pukul 11.20, Basarnas kembali menerima serpihan pesawat atau bagian tubuh jenazah yang ditemukan tim gabungan. Serpihan pesawat yang diangkut oleh KRI Kurau itu berupa serpihan ban pesawat, sepotong celana pendek untuk anak-anak berwarna merah muda, dan berbagai serpihan lain yang diduga kuat badan pesawat. Berbagai serpihan itu ditemukan oleh penyelam TNI AL pada Minggu pukul 08.30 di lokasi penyelaman.
Tak lama kemudian atau sekitar pukul 13.40, Basarnas kembali menerima barang bukti dari tim pencarian dan penyelamatan di posko terpadu. Barang bukti yang diterima Basarnas itu berupa lima kantong berisi potongan tubuh jenazah dan tiga kantong berisi serpihan badan pesawat.
Proses evakuasi temuan serpihan pesawat dan bagian tubuh manusia masih terus berlanjut hingga malam hari. Serpihan-serpihan pesawat yang ditemukan beragam, mulai dari serpihan ban pesawat, turbin, pintu pesawat, hingga bagian-bagian badan pesawat lainnya.
Pencarian kotak hitam
Hadi menambahkan, tim gabungan juga terus berupaya menemukan kotak hitam (black box) pesawat. Saat ini ada dua sinyal yang diduga kuat berasal dari sinyal kotak hitam pesawat SJ-182.
”Dan sekarang sudah kami berikan penanda. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama black box tersebut bisa kami angkat sehingga jadi bahan bagi KNKT untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut,” ujarnya.
Sinyal tersebut merupakan pancaran dari emergency locator beacon, yakni perangkat elektronik dari pesawat terbang yang otomatis memancar dan memudahkan pencarian jika terjadi keadaan darurat atau kecelakaan.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menambahkan, KNKT bersama tim gabungan fokus mencari kotak hitam pesawat. Untuk memudahkan pencarian, KNKT menurunkan tiga alat pinger finder yang saat ini sudah ada di KRI Rigel.
”Segera dilakukan pencarian oleh para penyelam menggunakan alat portable finger finder. Jadi, konsentrasi kami ini adalah mencari kedua kotak hitam dan mengidentifikasi bagian pesawat yang sudah ditemukan,” kata Soerjanto.
Kepala Basarnas Marsdya Bagus Puruhito menambahkan, hingga 19.20 telah diperoleh 10 kantong berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat dan 16 bagian potongan besar dari pesawat. Selain itu, ada pula 10 kantong jenazah yang berisi bagian tubuh korban dan lima potong pakaian.
Bagus mengungkapkan, dalam pencarian besok akan dilaksanakan operasi di lokasi yang sama dengan metode permukaan laut dan di bawah permukaan dengan sedikit melebarkan area pecarian. Basarnas akan menambahkan pencarian ke daerah pesisir. Sebab, arus dari laut menuju ke arah pesisir.
”Besok kami akan lebih konsentrasi kepada pencarian atau evakuasi terhadap korban sekaligus simultan juga dengan bagian pesawat yang kemungkinan juga ditemukan,” kata Bagus.
Ia menambahkan, Basarnas juga akan mencari kotak hitam bersama dengan KNKT. Ia berharap besok bisa berjalan lancar karena hari ini sekitar 18.00 terjadi hujan lebat di lokasi kejadian.
Bagus belum bisa memastikan apakah semua penumpang pesawat meninggal atau ada yang masih hidup. Ia memastikan, operasi SAR berlangsung 24 jam. Adapun terkait penyebab kecelakaan, KNKT yang akan menyelidiki setelah semua serpihan dan kotak hitam terkumpul sehingga dapat dipelajari dengan cermat.
Budi Karya Sumadi dalam kesempatan itu menyampaikan dukacita mendalam atas berpulangnya penumpang dan kru Sriwijaya SJ-182. Budi juga mengapresiasi kerja sama solid antara TNI, Basarnas, KNKT, serta seluruh pihak yang terlibat dalam operasi SAR jatuhnya pesawat SJ-182. Kerja sama itu dinilai berdampak signifikan dalam operasi pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182. (VAN/PDS)