Sriwijaya Air Hilang Kontak, Warga Pulau Lancang Dengar Dentuman
Polda Metro Jaya dan Markas Besar Polri masih menunggu kepastian informasi dari Bandara Soekarno-Hatta dan AirNav. Namun, Polri sudah menyiapkan tim SAR jika informasi sudah resmi.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJ-182 diduga jatuh pada Sabtu (9/1/2021). Kabarnya, keberadaan pesawat terakhir diketahui di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Warga di sekitar lokasi pun mendengar suara dentuman di waktu yang berdekatan dengan hilang kontaknya pesawat.
Salah satu yang mendengar dentuman itu adalah Ketua RW 002 Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Naki (38). RW ini berada di Pulau Lancang, pulau berpenghuni 700 keluarga dan berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan kapal nelayan dari Pulau Laki. ”Meski lumayan jauh, tapi terdengar keras,” ujarnya saat dihubungi pada Sabtu sore.
Meski lumayan jauh, suara dentuman terdengar keras.
Adapun Pulau Lancang bisa dicapai dari Jakarta dengan perjalanan laut sekitar satu jam. Naki menceritakan, dirinya saat itu sedang beristirahat di rumahnya karena cuaca sedang gerimis. Sekitar pukul 15.00, ia dikagetkan oleh suara dentuman yang getarannya terasa hingga di rumah. Ia dan warga lain pun saling bertanya terkait suara tersebut.
Sementara itu, dalam jumpa pers Basarnas, Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryohadi mengatakan, akan mengonfirmasi suara dentuman yang didengar warga.
Menurut Bambang, pencarian Sriwijaya Air yang jatuh akan diintensifkan pada hari Minggu pagi.
Pulau Laki memang kerap digunakan sebagai tempat latihan anggota TNI sehingga warga terbiasa mendengar suara ledakan dari arah pulau itu. Namun, tidak ada pemberitahuan tentang akan adanya latihan. Para nelayan pun biasanya sudah diminta tidak mendekati Pulau Laki jika latihan digelar.
Sebagian warga mengira suara tersebut merupakan bunyi petir. Namun, setengah jam kemudian, mereka mendapat informasi terdapat pesawat yang diduga jatuh di perairan sekitar Pulau Laki.
Untuk memastikan informasi, sejumlah warga ikut serta dalam tim pencarian dan penyelamatan (SAR), yang juga terdiri dari unsur Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Polri (Bhabinkamtibmas), Bintara Pembina Desa TNI Angkatan Darat (Babinsa), Satuan Polisi Pamong Praja, dan pemadam kebakaran. Mereka menggunakan kapal tradisional ke Pulau Pari. ”Mungkin lebih dari 50 orang di kapal itu,” ujar Naki.
Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan, pesawat hilang kontak pada pukul 14.40. ”Saat ini tengah dalam investigasi dan tengah dikoordinasikan dengan Basarnas (Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional) dan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” ucapnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Yusri Yunus mengatakan, pihaknya dan Markas Besar Polri masih menunggu kepastian informasi dari Bandara Soekarno-Hatta dan AirNav. Namun, Polri sudah menyiapkan tim SAR jika informasi sudah resmi.
”Personel yang Polda siapkan adalah Polair (Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara), Polres Kepulauan Seribu, SAR Sabhara, dan SAR Brimob,” ucap Yusri.