Kemeriahan perayaan Natal yang biasanya terlihat kini lebih sederhana di tengah pandemi Covid-19. Meski begitu, umat Kristiani berharap hari raya kali ini tetap membawa sukacita.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sitanggang (53) dan Tinur (54) tampak hilir mudik di dalam rumah mereka sendiri pada Kamis (24/12/2020) sore. Menjelang pukul 17.00, pasangan ini telah menaruh laptop dengan lagu ”A Holly Jolly Christmas” yang terdengar dari meja makan. Bersamaan dengan lagu yang terus terputar, wajah mereka juga terlihat semringah.
Hiruk pikuk suasana itu diiringi dengan dekorasi bernuansa Natal yang kental terlihat sejak di ruang tamu. Sitanggang menyiapkan sendiri dekorasi di rumahnya dengan menghadirkan figur sinterklas beberapa hari sebelumnya. Dia juga dibantu keempat anaknya untuk menempatkan dekorasi yang tersedia.
Sitanggang bersama anak-anak juga tengah sibuk menyiapkan perangkat untuk misa virtual menjelang sore. Aktivitas itu dilakukan sepenuhnya di rumah lantaran gereja yang membatasi kunjungan jemaat di tengah pandemi Covid-19. Mereka sebelumnya sepakat kalau perayaan kelahiran Yesus Kristus kali ini dengan terpaksa hanya berlangsung di rumah.
”Kami coba memahami imbauan gereja kalau situasi sekarang masih belum aman. Beberapa hari kemarin pun kami masih menimbang-nimbang keputusan sampai akhirnya keluarga sepakat kalau tahun ini kami akan di rumah saja,” ujar Tinur.
Karena kegiatan yang lebih intens di rumah, Sitanggang dan Tinur berupaya menjaga agar hari raya kali ini tetap khidmat di rumah. Keinginan itu mewujud dalam dekorasi Natal sederhana. Sebagian dari dekorasi itu juga dipasang sebagai peringatan menjelang Tahun Baru yang masih beberapa hari lagi.
Tinur berprinsip kalau suasana menjelang perayaan kelahiran Isa Almasih di tengah pandemi harus tetap disambut dengan sukacita. Dekorasi itu walaupun sederhana, diharapkan dapat tetap menjaga semangat perayaan untuk keluarga di tahun ini. ”Meski perayaan kali ini terasa lebih sunyi, kami mencoba untuk tetap memeriahkan semangat Natal ini di rumah,” tutur warga Grogol Petamburan, Jakarta Barat, ini.
Yessy Theresia (28) juga menempuh cara yang hampir serupa di rumahnya. Warga Jakarta Selatan ini membuat daftar putar musik bertema Natal di aplikasi streaming langganan untuk orang-orang rumah. Musik ini diputar dalam kesempatan tertentu saat berkumpul bersama keluarga.
”Playlist macam gitu aku bikin untuk mengiringi kumpul keluarga saja, mungkin jadi menambah sukacita. Pokoknya Natal enggak boleh sepi meski misa di rumah,” ujar Yessy.
Deetje (70) juga melewatkan malam penuh doa itu di rumah dengan sederhana. Perempuan ini merasakan malam perayaan kelahiran juru selamat yang lebih sepi, terutama setelah beberapa tahun ini tidak lagi tinggal bersama ketiga anaknya.
Deetje hanya menghias pintu dan ruang tamu dengan beberapa aksesori ucapan selamat. Dia tidak punya banyak waktu setelah sempat sibuk membantu anaknya membuat kue ulang tahun beberapa hari terakhir. ”Aksesorinya hanya sedikit di rumah. Ini juga karena rumah enggak terlalu sering didatangi tamu,” katanya.
Meski sederhana, Deetje tetap bersemangat menyambut hari raya kali ini. Dia meyakini bahwa di tengah pandemi yang membuat perayaan lebih sunyi, orang-orang harus tetap terus berdoa dan berharap. Harapannya kali ini, pandemi bisa segera berakhir sebelum perayaan tahun berikutnya.
”Saya memetik hikmah bahwa perayaan di rumah masing-masing kali ini adalah untuk kemaslahatan orang banyak. Kita semua mesti menjaga kesehatan diri hingga pandemi berlalu,” ujarnya.
Rohaniwan Katolik, Antonius Benny Susetyo, menyampaikan bahwa peringatan kali ini mengajak manusia berkontemplasi dengan alam semesta. Dengan situasi pandemi Covid-19 yang belum berlalu, manusia juga harus ikut beradaptasi.
”Belajar melihat peristiwa (pandemi Covid-19) dengan mata iman, yakni merayakan Natal dalam kandang yang sunyi senyap. Natal dirayakan dalam makna kesederhanaan di tengah keluarga,” kata Benny, yang juga staf khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Kamis (24/12/2020).
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengingatkan, kepatuhan protokol kesehatan harus berjalan di tengah momen Natal dan libur akhir tahun ini. Hal ini mesti dilakukan demi menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain.
Jangan sampai karena merasa masih muda dan sehat, masyarakat dengan mudah bepergian atau beraktivitas yang menimbulkan kerumunan. Sebab, virus korona baru (SARS-CoV-2) begitu cepat menular dan berpotensi melemahkan kondisi kelompok rentan, seperti orang lanjut usia serta mereka yang memiliki riwayat penyakit penyerta.
”Jangan sampai hari raya ini menjadi hari raya terakhir bersama keluarga dan orang terdekat hanya karena kita lengah dan abai terhadap protokol kesehatan. Tidak memakai masker, tidak mencuci tangan, dan tidak menjaga jarak,” kata Wiku dalam video yang disiarkan langsung di saluran Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (22/12/2020).