Rangkul Warga demi Atasi Pandemi
Penambahan kasus positif Covid-19 tak juga melambat di Jabodetabek. Upaya pendidikan warga melalui penyadaran dan pelibatan tokoh akar rumput untuk mengatasi penularan wabah didorong agar ditingkatkan.
JAKARTA, KOMPAS — Kian meningkatnya mobilitas warga Ibu Kota dan wilayah sekitar berbanding lurus dengan kenaikan angka kasus positif Covid-19. Namun, upaya pendidikan masyarakat melalui penyadaran dan pelibatan tokoh akar rumput seolah tenggelam selama pandemi berlangsung.
”Pekan ini peningkatannya cukup tinggi,” kata peneliti senior di Center for Metropolitan Studies (Centropolis), lembaga riset di bawah Jurusan Kajian Perkotaan dan Real Estat Universitas Tarumanagara, Suryono Herlambang, di Jakarta, Senin (14/12/2020).
Centropolis mencatat, per tanggal 6 Desember Ibu Kota memiliki 11.026 kasus aktif Covid-19. Per 12 Desember jumlahnya menjadi 11.790 kasus. Artinya, ada penambahan 764 kasus dalam satu pekan.
Data ini menyebutkan, ada empat kelurahan dengan jumlah kasus di atas 100, yaitu Cilandak Barat (128), Cipinang Muara (101), Pulo Gebang (113), dan Gunung Sahari Selatan (132). Adapun kelurahan lain yang angkanya mendekati 100 kasus ialah Kapuk (99), Gunung (93), dan Penggilingan (93).
”Sama seperti bulan November, pola penyebaran kasus sudah tidak bisa terpetakan. Kami hanya tahu mayoritas berupa kluster keluarga, tetapi pergerakan virus korona jenis baru itu sendiri tidak diketahui alurnya,” kata Suryono.
Kami hanya tahu mayoritas berupa kluster keluarga, tetapi pergerakan virus korona jenis baru itu sendiri tidak diketahui alurnya.
Ketika disilangkan dengan data milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, relatif ada penurunan. Di Cilandak Barat. misalnya, data per 14 Desember menunjukkan kasus positif berkurang menjadi 95. Demikian pula dengan kelurahan-kelurahan lain meskipun jumlahnya masih tinggi, seperti Pulo Gebang (101) dan Gunung Sahari Selatan (121).
Kepala Bidang Perlindungan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani mengatakan, penambahan kasus terus ada karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melaksanakan jemput bola dengan melakukan pengetesan di puskesmas-puskesmas kecamatan. Tanggal 14 Desember ada penambahan 161 kasus baru sehingga total kasus aktif adalah 12.114 orang.
Secara keseluruhan sudah 154.065 warga Ibu Kota terjangkit Covid-19. Tingkat kesembuhan memang tinggi, yaitu 90, 2 persen dan tingkat kematian dapat dikatakan rendah, yaitu 1,9 persen. Akan tetapi, persentase penularan kasus masih tinggi, yaitu 9,9 persen, padahal batasan aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 5 persen. Artinya, Jakarta tidak bisa mengendalikan pandemi.
Mobilitas tinggi
Lurah Cilandak Barat Agus Gunawan membenarkan angka kasus yang tinggi. Pergerakan masyarakat untuk mencari nafkah tidak terbendung. Apalagi bagi individu yang perekonomian keluarganya tertekan oleh pandemi. Mereka tetap bepergian sebagai pedagang kaki lima, pengojek daring, dan lainnya.
”Kami selalu mengadakan razia. Orang-rang yang kedapatan tidak bermasker ternyata selalu membawa masker di kantong celana atau tas, tetapi tidak dipakai. Alasannya lupa,” kata Agus.
“Beberapa tokoh agama dan masyarakat juga tidak kooperatif karena bersikap menentang keberadaan pandemi. Pihak kelurahan benar-benar bergantung kepada para petugas di rukun tetangga, rukun warga, dan kader masker untuk mengingatkan warga supaya selalu membawa masker,” kata Agus menambahkan.
Cilandak Barat merupakan daerah perbatasan dengan Depok dan Tangerang Selatan. Arus kendaraan tetap ramai selama pembatasan sosial berskala besar. Selain itu, wilayah ini juga memiliki banyak perkantoran.
Agus mengungkapkan, permasalahan yang, menurut dia, pelik ialah orang-orang yang terkena Covid-19 tanpa gejala ini pulang ke tempat tinggal masing-masing. Laporan puskesmas kelurahan dan Kecamatan Cilandak menunjukkan, ketika individu itu menunjukkan gejala batuk, pilek, atau sesak napas baru memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
”Sebelum gejala penyakit muncul, mereka sudah menulari keluarga atau orang-orang satu atap. Persoalan ini yang belum kami temukan jalan keluarnya,” ujarnya.
Sebelum gejala penyakit muncul, mereka sudah menulari keluarga atau orang-orang satu atap. Persoalan ini yang belum kami temukan jalan keluarnya.
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat jakarta Baequni Boerman mengutarakan hal serupa. Pelibatan tokoh akar rumput baru dilakukan setelah pandemi berlangsung berbulan-bulan. Mereka sudah telanjur memiliki persepsi yang kontraproduktif dengan kenyataan pandemi.
Meskipun begitu, ia tidak melihat hal tersebut sebagai jalan buntu. Pengalaman mendampingi masyarakat akar rumput di sejumlah kelurahan membuktikan persepsi bisa berubah walaupun ada daerah yang cepat dan ada yang lebih lama. ”Semua kegiatan bisa dilakukan selama tertib bermasker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” katanya.
Tidak ada perayaan
Di Kota Bogor, Jawa Barat, Sekretaris Daerah Syarifah Sofiah terkonfirmasi positif Covid-19. Selain menutup kantor Sekretariat Daerah, pemerintah kota berupaya melacak kontak erat. Masih tingginya kasus positif membuat pemerintah setempat melarang acara yang mengundang keramaian saat libur Natal dan Tahun Baru.
Kini, sejumlah pegawai di lingkungan Pemkot Bogor, termasuk Wali Kota Bima Arya, juga harus menjalani tes usap karena kontak dekat dengan Syarifah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mendesinfeksi seluruh area balai kota.
Melalui keterangan tertulis pada Senin (14/12), Syarifah mengatakan, dirinya terkonfirmasi positif setelah menjalani tes usap. Kini Syarifah menjalani isolasi mandiri di rumahnya karena ia disebut tidak menampakkan gejala dan sehat.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, sebelum kabar Sekda Syarifah positif, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Herry Karnadi dikonfirmasi positif pada Sabtu (12/12). Dedie menduga Syarifah kontak erat dengan Herry karena kedua pejabat ada dalam satu kegiatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, dalam satu minggu jumlah kasus mencapai 457 kasus positif. Tingginya angka kasus harian itu menyebabkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara keseluruhan mencapai 4.119 orang.
Adapun pasien sembuh atau selesai isolasi sebanyak 3.208 kasus, masih sakit sebanyak 798 kasus, dan meninggal mencapai 113 kasus.
Baca juga: Hampir Sepuluh Bulan Pandemi, Pendekatan Berbasis Kultural Masih Minim
Masih tingginya kasus positif, Pemkot Bogor melarang ada kegiatan atau acara yang mengundang kerumunan, terutama pada libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai antisipasi lonjakan kasus, Pemkot Bogor mengeluarkan Surat Edaran Nomor 003.2/4743-Huk.HAM tentang Tertib Kegiatan Masyarakat pada Malam Pergantian Tahun Baru 2020-2021 Masa Pandemi Covid-19 di Kota Bogor. Surat itu menegaskan tidak ada perayaan Tahun Baru pada masa pandemi dengan berkerumun.
Tim satgas penanganan Covid-19 Kota Bogor akan terus mengedukasi dan mengawasi untuk menjamin tidak terjadinya kerumunan dan mendisiplinkan tamu atau pengunjung agar tetap patuh pada protokol kesehatan Covid-19.
Kegiatan operasional usaha restoran, usaha pariwisata, atau usaha jasa lainnya yang dinyatakan boleh melaksanakan kegiatan agar tetap mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya, Pemkot Bogort bersama TNI-Polri dan tim penegakan disiplin tertib kesehatan akan menindak tegas sesuai dengan ketentuan apabila terjadi pelanggaran protokol kesehatan.
Kebijakan serupa diterapkan oleh Pemerintah Kota Bekasi. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, menjelang perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, pihaknya tidak melarang warganya beribadah di tempat ibadah. Namun, karena kasus Covid-19 di daerah itu masih tinggi, warganya disarankan untuk berdoa dan bersyukur dari rumah.
”Tahun Baru cukup kita bersyukur di rumah. Tidak euforia di mana-mana, apalagi sampai mengumpulkan orang,” ucap Rahmat di Bekasi, Senin.
Ketua Forum Umat Nasrani Kota Bekasi Djajang Buntoro menambahkan, karena masih masa pandemi Covid-19, perayaan Natal 2020 dilakukan sederhana. Pihak gereja juga mengikuti arahan pemerintah untuk patuh pada protokol kesehatan dengan mengutamakan kegiatan ibadah secara virtual.
”Bagi kami, Nasrani, ketaatan itu penting karena ada dalam firman Tuhan. Jadi, kalau pemerintah berharap taat protokol kesehatan, kami lakukan. Natal di tiap gereja kami sarankan live streaming, biarkan umat di rumah,” ucapnya.
Ia menambahkan, saat malam pergantian tahun, pemimpin gereja mengingatkan umat untuk tidak bereuforia dalam merayakan Tahun Baru 2021. Seruan itu, diyakini bakal didengar dan diikuti umat.
Baca juga: Kecemasan di Pengujung Tahun dari Kluster Keluarga
Data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, pada Senin, akumulasi kasus Covid-19 di daerah itu mencapai 12.508 kasus. Keterisian tempat tidur perawatan pasien mencapai 75,86 persen atau tersisa 376 tempat tidur dari total 1.558 tempat tidur yang tersedia. Untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 di Kota Bekasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan Asrama Haji Embarkasi Bekasi sebagai ruang perawatan pasien Covid-19.