KPU Kota Depok siap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Warga diminta tak khawatir datang ke TPS.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Berbagai langkah antisipasi dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Depok untuk mencegah penularan saat pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2020 dengan penerapan protokol kesehatan. Pemilih diminta untuk tidak khawatir datang ke tempat pemilihan suara untuk memberikan suaranya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengatakan, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Kamis (26/11/2020), dijadwalkan akan menjalani tes cepat. Apabila dari tes cepat itu menunjukkan hasil positif, akan dilanjutkan tes usap dan penangangan lebih lanjut, seperti pelacakan kontak kasus positif.
”Seluruh puskesmas di kota depok mulai besok Kamis(hingga Senin (30/11/2020) akan memfasilitasi seluruh anggota KPPS dan sukarelawan untuk tes cepat. Selama proses tes nanti juga protokol kesehatan, seperti jaga jarak, wajib dijalankan. Tenaga medis lengkap dengan APD (alat pelindung diri),” kata Novarita, Rabu (25/11/2020).
Ketua KPU Kota Depok Nana Shobarna mengatakan, total jumlah anggota KPPS dan sukarelawan yang akan menjalani tes usap sebanyak 36.135 orang. Sementara bagi anggota KPU yang berjumlah 52 orang, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sebanyak 55 orang, serta Panitia Pemungutan Suara (PPS) sebanyak 189 orang sudah menjalani tes cepat dan hasilnya negatif Covid-19.
Hal baru itu, kami membatasi jumlah pemilih di setiap TPS maksimal 500 orang. Kemudian menerapkan jadwal kedatangan pemilih agar tidak berkerumun. Misal keluarga A pukul 07.00, keluarga C pukul 08.00.
Tidak hanya sudah melakukan tes cepat, anggota KPU, PPK, dan PPS juga menjalani tes kesehatan, seperti pengecekan kolestrol, gula darah, dan darah tinggi. Tes itu dilakukan sebagai syarat anggota tidak memiliki penyakit penyerta.
Nana mengatakan, pihaknya akan semaksimal mungkin menerapkan protokol kesehatan di TPS saat pencoblosan 9 Desember mendatang. Untuk itu, KPU Kota Depok menggelar simulasi dari awal kedatangan calon pemilh hingga penghitungan suara di TPS seperti pada 21 November lalu.
”Simulasi ini bentuk kesiapan kami juga sekaligus menyampaikan kepada masyarakat hal-hal baru yang akan kita terapkan saat pencoblosan 9 Desember. Hal baru itu, kami membatasi jumlah pemilih di setiap TPS maksimal 500 orang. Kemudian menerapkan jadwal kedatangan pemilih agar tidak berkerumun. Misal keluarga A pukul 07.00, keluarga C pukul 08.00, begitu,” kata Nana.
Hal baru lainnya dalam upaya penerapan protokol kesehatan, lanjut Shobarna, seperti sebelum pemunggutan suara berlangsung semua TPS disemprot disinfektan dan dilakukan secara berkala. Tidak hanya itu saja, ketika pemilih datang wajib mencuci tangan dan petugas di TPS akan membagikan sarung tangan plastik sekali pakai dan mengukur suhu tubuh.
”Bahkan, jika ada pemilih yang datang tanpa menggunakan masker, petugas akan membagikan masker. Namun, harapan kita semua semua patuh protokol kesehatan sehingga datang ke TPS wajib pakai masker. Begitu pula saat di TPS, jaraknya juga diatur minimal 1 meter. Selain itu, penggunaan tinta pun nanti tidak dicelup, tetapi diteteskan. Itu antisipasi penerapan protokol kesehatan,” kata Nana.
Terkait sosialisasi protokol kesehatan, kata Nana, petugas KPPS sudah terbentuk sejak 22-23 November lalu. Mereka memiliki tugas untuk menyosialisasikan protokol kesehatan di TPS kepada masyarakat.
”Bahkan, menyurvei untuk menanyakan ke warga, apakah nanti mereka akan datang ke TPS atau tidak. Survei masih berlangsung hingga saat ini. Kami terus berupaya semaksimal mungkin sejak tahap pencocokan dan penelitian itu juga iringi sosialisasi protokol kesehatan saat pencoblosan nanti. Silakan datang ke TPS, tidak perlu khawatir. Kita jalankan protokol kesehatan secara ketat,” kata Nana.
Nana berharap, pelaksanaan pilkada akan berjalan lancar dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Oleh karena itu, kesuksesan pilkada tidak hanya dari pihak KPU saja, tetapi juga seluruh elemen secara bersama berkomitmen untuk menjalan protokol kesehatan.
Novarita melanjutkan, pihaknya sudah berkoordinasi secara intens kepada KPU agar pilkada nanti berlangsung lancar dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. ”Kami dari dinas dan satgas akan mengawasi penerapan protokol kesehatan,” katanya.