Kenaikan Kasus akibat Libur Panjang Mulai Terjadi di Bogor dan Tangerang
Kota Bogor dan Kabupaten Tangerang melaporkan kenaikan kasus baru Covid-19. Libur panjang pada akhir Oktober 2020 diduga kuat menjadi penyebab timbulnya kasus baru.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Penularan Covid-19 akibat libur panjang pada akhir Oktober 2020 mulai terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat, dan Kabupaten Tangerang, Banten. Pemerintah didorong menggencarkan pelacakan kontak untuk mempersempit ruang gerak penyebaran virus.
Juru bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan (Satgas) Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, Sabtu (14/11/2020), menyampaikan, dalam beberapa hari terakhir terdapat peningkatan kasus akibat libur panjang pada 28-30 Oktober 2020. Sejumlah kecamatan, kata dia, mencatatkan penambahan kasus baru yang cukup signifikan. Kecamatan yang dimaksud di antaranya Legok, Cisauk, Kelapa Dua, Sepatan Timur, dan Panongan.
Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak melakukan tes secara khusus bagi para pelancong yang baru kembali ke Kabupaten Tangerang. Menurut Hendra, temuan kasus baru itu diperoleh dari hasil pelacakan kontak terhadap warga yang sakit dan datang memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Dari sana petugas melakukan pelacakan kontak.
”Rata-rata dari yang positif itu, petugas menanyakan riwayat perjalanannya, 30 persen mengaku baru kembali dari berlibur di luar daerah saat libur panjang kemarin,” kata Hendra.
Data Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang per 14 November 2020 menyebutkan, total kasus terkonfirmasi positif telah menembus 3.318 kasus dengan jumlah korban meninggal mencapai 71 orang.
Adapun beberapa pekan terakhir terjadi tren temuan kasus baru yang mulai banyak terjadi kantor-kantor pemerintahan, seperti kantor kecamatan dan kantor organisasi perangkat daerah. Terbaru, dua pegawai di Kantor Kecamatan Sepatan Timur terkonfirmasi positif Covid-19.
Kenaikan kasus tersebut membuat kapasitas atau daya tampung Hotel Yasmin sebagai rumah singgah kini hampir penuh. Rumah singgah tersebut disediakan Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengisolasi pasien terkonfirmasi positif yang tidak menunjukkan gejala.
Menurut Hendra, dari 240 tempat tidur yang tersedia di Hotel Yasmin, 176 tempat tidur telah terisi. Tingkat keterisian itu meningkat dibandingkan dengan bulan lalu yang ada pada kisaran 60 tempat tidur. Jika ke depan jumlah kasus terus naik, Hendra mengatakan jumlah tempat tidur akan ditambah.
Untuk mencegah penularan virus meluas, Hendra mengatakan, pemerintah telah menginstruksikan satgas di tingkat rukun tetangga dan rukun warga untuk memperkuat pengawasan kepada warga.
Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kenaikan kasus juga terjadi dalam beberapa hari terakhir. Dari data Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Tangsel, ada tren kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat sejak 9 November 2020. Hingga 14 November 2020, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat di Tangsel mencapai 207 orang. Sedangkan jumlah korban meninggal bertambah 3 orang menjadi 93 orang.
Sementara itu, di Kota Bogor, Wali Kota Bima Arya mengingatkan warganya untuk tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat karena kasus Covid-19 terus meningkat.
Mengacu data Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Selasa (10/11/2020) tercatat penambahan 33 kasus terkonfirmasi positif baru berturut-turut pada Rabu (11/11/2020) meningkat menjadi 48 kasus, Kamis (12/11/2020) 38 kasus; Jumat (13/11/2020) mencapai 46 kasus dan Sabtu (14/11/2020) meningkat kembali menjadi 49 kasus.
Dengan begitu, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor hingga saat ini mencapai 2.615 kasus, 472 kasus masih sakit atau dalam perawatan dan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal sebanyak 82 orang. Dari data Dinas Kesehatan Kota Bogor, kata Bima, faktor penyebab terjadi lonjakan kasus positif karena diperkirakan dampak dari libur panjang pada akhir Oktober silam.
”Kita belum sepenuhnya aman. Ada lonjakan kasus positif itu menjadi fenomena yang perlu mendapat perhatian. Lonjakan kasus positif tertinggi mencapai 49 kasus dalam sehari,” kata Bima melalui keterangan tertulis.
Di tengah peningkatan kasus Covid-19 dua pekan setelah libur panjang, Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mendorong pemerintah daerah untuk menggencarkan pelacakan kontak terhadap orang-orang di sekitar pasien terkonfirmasi positif.
Menurut Yunis, jika pelacakan tak berjalan, pemeriksaan laboratorium akan berkurang sehingga menghambat penanganan Covid-19. Orang tanpa gejala pun akan berkeliaran karena tak segera diisolasi sehingga membuat penyebaran virus meluas.
Upaya menggencarkan pelacakan kontak sebelumnya telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang merekrut para pelacak kontak kasus positif Covid-19. Mereka akan ditempatkan di puskesmas. Tugas pertama mereka melacak potensi ledakan kasus pascalibur panjang. Untuk tugas itu, DKI Jakarta memerlukan 1.545 tenaga pelacak kontak dan 10 manajer data. Mereka yang akan menjalankan tugas hingga akhir Desember dan wajib hadir di puskesmas selama 8 jam per hari.