”Aquascape” Kini Temukan Penghuninya, Si Gabus ”Channa”
”Channa” alias gabus mulai meluncur ke permukaan. Ikan jenis ini kerap diburu penggemar ikan hias. Tak heran, harga ikan pun membumbung tinggi.
JAKARTA, KOMPAS — Setelah cupang, kini giliran channa yang digandrungi para penggemar ikan hias. Ikan yang biasa disebut gabus ini dianggap sebagai penghuni ideal aquascape.
Rabu (11/11/2020) siang, Sidiq (35) serius mengamati channa yang dipajang di salah satu akuarium milik Jon (40), penjual ikan di Pasar Ikan Jatinegara, Jakarta Timur. Ia menempelkan sekaligus menggeser-geser jari telunjuknya di dinding luar akuarium untuk mengarahkan gerakan si ikan.
Baca juga: ”Channa”, Si Gabus Eksotis yang Kian Disukai
Sudah lima tahun ini Sidiq mengoleksi ikan hias di rumahnya. Namun, baru sebulan ini ia kepincut memelihara jenis ikan predator. Salah satu yang sedang ia incar adalah channa (Channa marulius) atau yang dikenal sebagai gabus.
”Masih lihat-lihat. Mau beli tempatnya dulu. Takutnya kalau dicampur sama ikan di rumah nanti dimakan,” ujarnya saat ditemui.
Berdasarkan keterangan dari situs Badan Karantina Ikan, Pengendalian mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, channa memiliki ciri fisik tubuh yang memanjang dan dilengkapi sirip punggung. Ikan ini juga bermulut besar dan memiliki rahang bawah yang berisi 7-18 taring. Tidak mengherankan jika ikan ini disebut ikan predator.
Channa biasa ditemukan di negara-negara Asia, seperti India, China, Vietnam, Thailand, Bangladesh, Pakistan, dan tentunya Indonesia. Spesies yang hidup di air tawar ini memiliki habitat di perairan yang tenang, seperti sungai, danau, dan rawa.
Baca juga: Rutin Picu Inflasi, BI Kalsel Kembangkan Kluster Ikan Gabus
Sidiq mengaku tertarik dengan channa setelah melihat video-video tentang ikan ini di berbagai platform media sosial. Ia juga kerap menerima kiriman video serupa dari teman-temannya sesama pencinta ikan.
Beberapa publik figur sempat mengunggah video-video mengenai ikan predator ini di media sosial. Salah satunya dilakukan Irfan Hakim pada akun Youtube-nya yang bernama deHakims. Unggahannya pada 3 Oktober 2020 soal channa barca, misalnya, dilihat oleh 755.360 warganet.
Jon mengakui, dalam dua bulan terakhir ini penjualan channa di tempatnya tengah meroket. Pada akhir pekan atau hari libur, misalnya, ia bisa menjual minimal lima channa dalam sehari.
”Ikan ini, sih, sudah saya jual sejak dulu, tetapi ramainya baru akhir-akhir ini. Dulu cuma laku dua-tiga ekor setiap akhir pekan,” ungkapnya.
Jon tidak memungkiri, gabus juga banyak dijual di pasar-pasar ikan segar untuk dikonsumsi. Bedanya, gabus yang banyak dikonsumsi biasanya ikan hasil budidaya atau tangkapan. Ikan budidaya ini relatif memiliki warna yang kurang menarik. Berbeda dengan gabus hias yang punya corak warna beragam.
Ikan ini, sih, sudah saya jual sejak dulu, tetapi ramainya baru akhir-akhir ini. Dulu cuma laku dua-tiga ekor setiap akhir pekan.
Jenis channa hias ini pun sangat beragam, baik lokal maupun impor. Setidaknya, ada tiga jenis channa lokal di lapak Jon yang banyak dicari pembeli. Ketiganya adalah channa maru yellow sentarum, channa aurantimaculata, dan channa gachua.
Masing-masing ikan memiliki corak tubuh yang khas. Channa maru yellow sentarum memiliki warna dominan kuning berpadu corak hitam. Sementara channa aurantimaculata identik dengan biru-kuning dengan motif titik-titik menyerupai sisik ular. Adapun channa gachua dikenali dari warna dominan hitam.
”Harga (channa) yang yellow sekitar Rp 80.000. Kalau yang gachua sekitar Rp 50.000. Aurantimaculata agak mahal sekitar Rp 350.000. Itu semua untuk ukuran 10 sentimeter,” katanya.
Menurut Kiky (41), penjual ikan hias di Pasar Ikan Jatinegara, channa merupakan ikan yang kuat. Ikan ini tidak membutuhkan mesin aerator dalam akuarium untuk bertahan hidup.
Ikan ini pun disebutnya bermental baja. ”Ikan ini mentalnya kuat, enggak takut sama manusia. Kalau dilihatin, dia malah mendekat. Itu juga yang memengaruhi harganya. Umurnya juga bisa sampai 15 tahun,” katanya.
Paduan pas
Salah satu yang membuat channa naik daun, menurut Kiky, adalah maraknya pembuatan aquascape. Keindahan sisik ikan channa menjadi perpaduan yang tepat untuk aquascape.
”Channa ini sangat pas dijadikan penghuni aquascape karena dia tipe ikan solo,” ujarnya.
Baca juga: Virus ”Aquascape” dan ”Paludarium” yang Enggan Mengalah dengan Korona
Menurut Kiky, selama ini penggemar aquascape cenderung kurang menonjolkan ikan yang ada di dalamnya. Pemilik biasanya hanya mementingkan keindahan seni aquascape-nya saja sehingga ikan yang digunakan adalah ikan yang kurang bernilai.
”Channa ini justru senang ditaruh di aquascape karena habitat aslinya memang seperti itu. Ikan ini, kan, biasanya hidup di sungai atau rawa yang banyak tanaman-tanaman airnya,” kata Kiky.
Muslik (35), penjual aquascape di Pusat Promosi dan Pemasaran Ikan Hias DKI Jakarta yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, mengatakan, semua jenis aquascape bisa menjadi tank untuk channa. Meskipun disebut ikan predator, channa tidak akan merusak tatanan pada aquascape.
”Justru dia tidak akan memakan tumbuhan. Dia juga relatif tenang pergerakannya, jadi tidak merusak,” ujarnya.
Gaya-gaya aquascape yang bisa menjadi habitat channa, antara lain, adalah iwagumi, biotipe, dan natural. Aquascape iwagumi didominasi struktur bebatuan, sedangkan biotipe didominasi kayu-kayuan. Adapun aquascape natural merupakan perpaduan antara batu, kayu, dan tanaman.
Solihin (45), penjual ikan hias di Pusat Promosi dan Pemasaran Ikan Hias DKI Jakarta, selama ini banyak menjual channa impor. Meskipun harganya selangit, ikan-ikan tersebut selalu laku.
Pada Rabu siang, Solihin memajang seekor channa jenis Asiatica leucistic di akuarium paling depan. Ikan ini berukuran sekitar 15 sentimeter. Seluruh badannya berwarna putih kemerah-merahan. Ikan yang berasal dari China ini dibandrol dengan harga Rp 5 juta.
”Warna putihnya yang membuat unik. Sekilas memang terlihat seperti Albino, tetapi berbeda. Kalau albino matanya merah, kalau ini matanya hitam,” ujarnya.
Selain itu, Solihin juga menjual ikan sejenis dengan corak warna yang berbeda. Misalnya channa asiatica red spot yang berwarna merah keputih-putihan dan channa asiatica white spot yang berwarna putih kehitam-hitaman.
”Ada juga channa gold dust dari India. Warnanya biru kehitam-hitaman,” ujarnya.
Menurut Solihin, channa impor yang harganya paling fantastis adalah jenis channa barca. Ikan ini berasal dari salah satu sungai yang terletak di sekitar kawasan India. Harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah, mengikuti panjang tubuhnya.