Kasus Melandai, Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 Bekasi Difokuskan di Stadion
Keterisian pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Kota Bekasi melandai. Hingga hari ini, jumlah pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan sebanyak 625 orang.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, kini difokuskan di Rumah Sakit Darurat Stadion Patriot Candrabhaga. Pemerintah daerah untuk sementara waktu tak menggunakan fasilitas hotel untuk mengisolasi pasien Covid-19 karena kasus Covid-19 di Kota Bekasi mulai melandai.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi Agus Harpa mengatakan, Pemerintah Kota Bekasi tidak memperpanjang tempat isolasi orang tanpa gejala di Green Hotel yang masa kontraknya sudah berakhir pada 30 Oktober 2020. Hotel dengan kapasitas 90 tempat tidur itu hanya dikontrak selama satu bulan dengan total pasien yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 52 pasien.
”Sudah terjadi pelandaian (kasus aktif Covid-19) sehingga okupansi hotelnya kecil atau sedikit. Sementara cukup menggunakan RSD Stadion Patriot Candrabhaga,” kata Agus, Senin (2/11/2020), di Bekasi.
Agus menambahkan, penghentian isolasi mandiri pasien Covid-19 di hotel itu tak permanen. Jika dalam perjalanannya kasus Covid-19 di Kota Bekasi kembali melonjak dan kapasitas tampung RSD Stadion Patriot Candrabhaga kembali penuh, pemerintah daerah bisa saja kembali menyewa hotel untuk mengisolasi pasien.
Sesuai data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, pada Senin, total keseluruhan pasien yang masih menjalani isolasi atau perawatan di seluruh rumah sakit di daerah itu sebanyak 625 pasien. Rinciannya, 97 pasien dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, 30 pasien di RSUD Kelas D, 32 pasien dirawat di RSD Stadion Patriot, dan 466 pasien dirawat di sejumlah rumah sakit swasta di daerah itu.
Sementara itu, berdasarkan data dari laman corona.bekasikota.go.id, pada Senin, akumulasi kasus Covid-19 di Kota Bekasi sebanyak 6.675 kasus. Dari jumlah itu, 379 kasus masih dirawat, 142 kasus meninggal, dan 6.154 kasus sembuh.
Anggarkan Rp 175 miliar
Terkait kesiapan daerah dalam menangani pandemi Covid-19 tahun depan, Pemerintah Kota Bekasi dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2021 yang disampaikan ke DPRD Kota Bekasi direncanakan Rp 5,909 triliun atau naik 2,93 persen dari proyeksi APBD Kota Bekasi pada 2020. Dari jumlah itu, anggaran penanganan pandemi di 2021 direncanakan sebesar Rp 175 miliar.
Ketua DPRD Kota Bekasi Choiruman J Putro, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, DPRD Kota Bekasi saat ini masih menunggu draf usulan RAPBD 2021 dari pihak eksekutif Kota Bekasi. Berdasarkan KUA PPAS 2021, dominasi postur anggaran dalam penyusunan RAPBD Kota Bekasi berasal dari pemerintah pusat, yaitu sebesar Rp 3,137 triliun. Sementara usulan anggaran dari pemerintah daerah direncanakan Rp 2,535 triliun.
Postur anggaran di 2021 paling besar didapatkan dari pemerintah pusat karena selama pandemi Covid-19, kontribusi dari PAD Kota Bekasi berkurang. Jika dalam keadaan normal, sumbangsih PAD terhadap APBD Kota Bekasi bisa mencapai 54 persen. Namun, di 2021, sumbangsih PAD untuk APBD Kota Bekasi hanya 42,9 persen.
”Postur APBD terjadi pergeseran (terutama dari PAD) hanya 42,9 persen. Secara umum, dana transfer pemerintah pusat naik Rp 174 miliar,” kata politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Choiruman menambahkan, berdasarkan KUA PPAS 2021 yang disampaikan pemerintah ke DPRD Kota Bekasi, anggaran untuk penanganan pandemi di 2021 direncanakan sebesar Rp 175 miliar. Porsi anggaran yang terencana sejak awal dalam penanganan pandemi di Kota Bekasi itu diharapkan kian memudahkan pemerintah dalam menyusun rencana, terutama belanja kebutuhan daerah dalam pengendalian Covid-19 pada 2021.
”Kami saat ini masih menunggu draf RAPBD 2021 dari Pemkot Bekasi. Nanti setelah drafnya dikirim ke DPRD, akan segera kami bahas bersama untuk disahkan menjadi APBD paling lambat 30 November 2020,” ujarnya.