Hujan Minggu Malam, 257 Warga Mengungsi hingga Senin Siang
Jakarta diguyur hujan deras Minggu malam, puluhan RT tergenang. Pemprov memastikan, selain pengerukan lumpur, upaya pembuatan sumur resapan, saluran, dan turap dilakukan untuk mengendalikan banjir Jakarta
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan deras yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (4/10/2020) membuat puluhan RT terdampak dan warga mengungsi pada pagi hari, sedangkan pada sore hari sudah tidak ada pengungsi. Dinas SDA terus berupaya agar pompa air bekerja baik dan ada upaya pembuatan 300.000 sumur resapan selain pengerukan lumpur.
Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, pada Senin (5/10/2020) pukul 06.00 ada 257 jiwa mengungsi di dua lokasi, yaitu di Mushola Al-Ma’muriah, Kelurahan Cilandak Timur dan di Masjid Al Ma\'mur, Kelurahan Pejaten Timur.
Adapun jumlah RT yang tergenang ada 56 RT. BPBD DKI mencatat, RT yang tergenang itu tersebar di tiga wilayah kota.
Di Jakarta Selatan terdapat 23 RT tergenang dengan ketinggian beda-beda. Untuk ketinggian 10-30 cm ada 4 RT, ketinggian 31-70 cm ada 11 RT, ketinggian 71-150 cm ada 6 RT, dan ketinggian lebih dari 150 cm ada 2 RT.
Di Jakarta Timur terdapat 31 RT tergenang. Untuk ketinggian 10-30 cm ada 5 RT, ketinggian 31-70 cm ada 10 RT, dan ketinggian 71-150 cm ada 16 RT. Adapun di Jakarta Barat terdapat 2 RT tergenang dengan ketinggian 10-30 cm.
Pukul 15.00, BPBD DKI memantau seluruh pengungsi sudah kembali dan tempat pengungsian sudah tidak ada. Namun untuk RT tergenang masih tersisa 22 RT, yang tersebar di Jakarta Selatan 16 RT, Jakarta Timur 4 RT, dan Jakarta Barat 2 RT.
Jadi sampai dengan tahun 2022 akan ada upaya yang luar biasa terkait pencegahan pengendalian penanggulangan banjir. (Ahmad Riza Patria)
Adapun untuk ruas jalan tergenang, dari awalnya 10 ruas jalan tergenang pada pukul 06.00, berkurang menjadi tujuh ruas jalan pada pukul 15.00. Rata-rata ruas jalan tergenang ada di Jakarta Selatan.
Ida Mahmudah, anggota panitia khusus (pansus) banjir DPRD DKI Jakarta, secara terpisah menjelaskan, untuk penanganan banjir secara komprehensif, di DPRD DKI Jakarta sudah dibentuk pansus banjir. Saat ini pansus yang terdiri dari 24 anggota, 1 wakil ketua, dan 1 ketua yang dibentuk pada 17 Juli 2020 itu dalam proses menerima masukan atau laporan atau informasi terkait banjir dari semua unsur masyarakat.
”Kita sedang mencari masukan dari masyarakat, terutama masyarakat yang daerahnya rawan banjir. Pembukaan informasi ataupun laporan itu sudah dibuka sejak pekan lalu,” kata Ida yang juga Ketua Komisi D bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta itu.
Pengumpulan informasi atau masukan atau laporan itu akan dilakukan sampai dengan sebelum pembahasan atau ketok palu APBD 2021. ”Paling telat awal November mendatang masukan-masukan itu kami terima supaya bisa kami olah menjadi poin-poin rekomendasi yang akan dikirimkan oleh pansus kepada Pemprov DKI Jakarta," jelas Ida.
Poin-poin rekomendasi itu diharapkan bisa menjadi program bagi pemprov atau dinas terkait dalam hal penanganan banjir.
Terpisah, selain memastikan pompa air bekerja dan saluran-saluran air mampu menampung luapan air hujan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga memastikan pembangunan saluran air dan 300.000 sumur resapan bisa mendukung pengendalian banjir.
Saat ini pekerjaan pembangunan saluran air dan turap tengah dikerjakan di DKI Jakarta. Salah satunya adalah pembuatan saluran dan turap di Kali Pasar Baru, di Jalan Pasar Baru Timur RT 005 RW 003, Sawah Besar, Jakarta Pusat, yang ia tinjau langsung pada Minggu (4/10/2020) kemarin.
Ahmad Riza mengatakan, ia ingin memastikan proses pengerjaan saluran dan turap tersebut berjalan lancar. Sebab saluran tersebut akan digunakan untuk menampung air hujan sehingga dapat mengurangi timbulnya genangan di sekitar.
”Dengan adanya pengerjaan itu, mudah-mudahan ke depan sudah tidak ada genangan lagi. Prinsipnya kami sesuai dengan arahan Gubernur dan seluruh jajaran harus melakukan berbagai upaya konkret dalam rangka pencegahan dan penanggulangan banjir,” ujar Ahmad Riza.
Selain pembangunan saluran air, turap, dan pengerukan lumpur, Pemprov DKI Jakarta telah merencanakan pembangunan sekitar 300.000 unit sumur resapan yang tersebar di seluruh wilayah untuk mengurangi dampak genangan, karena hal ini penting untuk mengurangi banjir ke depan.
”Jadi sampai dengan tahun 2022 akan ada upaya yang luar biasa terkait pencegahan pengendalian penanggulangan banjir. Selain itu, kita juga melakukan pengerukan di 13 sungai dan seluruh waduk, serta membuat polder pompa,” katanya.
Menurut Ahmad Riza, langkah-langkah pengendalian banjir itu sesuai dengan Instruksi Gubernur Nomor 52 Tahun 2020 terkait Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim.