Petugas Satpam Tertembak Peluru Nyasar di Jakarta Utara
Kejadian warga yang terluka akibat peluru nyasar masih terus terjadi di Ibu Kota.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga terkena peluru nyasar kembali terjadi di wilayah Pademangan, Jakarta Utara. Kali ini menimpa seorang petugas satuan pengamanan bernama Jefri Haryanto Pardede saat hendak pulang ke rumah seusai menonton balapan liar di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Djarwoko, saat dikonfirmasi, Senin (31/8/2020), membenarkan kejadian itu. Namun, pihak kepolisian masih menyelidiki peristiwa itu, termasuk tempat pertama diduga korban terkena peluru nyasar.
”Kejadiannya apakah di wilayah hukum Polres Jakarta Utara atau Jakarta Pusat, masih sedang kami dalami. Karena sebelum kejadian tersebut, korban ini menonton balapan liar di Kemayoran,” kata Djarwoko, di Jakarta.
Ia menjelaskan, dari keterangan yang dihimpun polisi, korban terkena peluru nyasar dan mengalami luka di bagian pinggang, Minggu (30/8/2020) dini hari. Saat itu, korban hendak pulang ke rumahnya di Cilincing, Jakarta Utara.
”Korban kembali ke rumah dengan melawan arus melintasi Jalan Benyamin Sueb. Saat itulah korban merasa pusing dan baru menyadari kalau pinggangnya terkena peluru nyasar hingga tembus ke perut,” katanya.
Menyadari tubuhnya terluka, korban segera menuju Rumah Sakit Satya Negara Sunter, Tanjung Priok, untuk mendapatkan pertolongan medis. Korban dan keluarganya kemudian melaporkan peristiwa itu ke Polres Metro Jakarta Utara pada Minggu (30/8/2020) sekitar pukul 09.00.
”Korban sudah kami tangani, tetapi belum banyak cerita. Selongsong atau proyektil peluru juga belum kami temukan. Keberadaan CCTV (di sekitar lokasi diduga korban tertembak) masih kami koordinasikan dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta,” katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Porles Metro Jakarta Utara Komisaris Wirdhanto Hadicaksono menambahkan, polisi masih menyelidiki kasus ini. Sejauh ini, belum ada saksi atau petunjuk signifikan untuk mengungkap kasus itu.
”Masih dalam penyelidikan terkait lokasi kejadian dan kronologisnya karena belum ada saksi dan petunjuk yang signifikan. Saat ini kami fokus merawat korban,” katanya.
Kasus warga terkena peluru nyasar di wilayah hukum Jakarta Utara juga pernah terjadi di Pademangan, Jakarta Utara, akhir Juni 2020. Saat itu, seorang bocah berinisial IA (11) terkena peluru nyasar di bagian punggung.
IA tertembak saat sedang bermain bersama teman-temannya di pinggir Sungai Ciliwung pada 16 Juni 2020. IA yang merasa kesakitan kemudian melapor ke orangtuanya dan saat dicek, punggung sebelah kanan IA tampak terluka dan berlubang.
Keesokan harinya, luka IA semakin membesar. Ia lalu dibawa orangtuanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja untuk mendapatkan perawatan medis. Luka itu dapat ditangani rumah sakit sehingga tidak membahayakan nyawa korban. Sementara dari hasil rontgen RSUD Koja, ditemukan benda menyerupai proyektil peluru yang bersarang di punggung korban.
Komisaris Besar Budhi Herdi, yang saat itu masih menjabat Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara, mengatakan, untuk mengetahui asal-usul proyektil peluru itu, polisi masih menunggu hasil uji balistik dari Pusat Laboratorium Polri. Sebab, senjata api tak hanya dimiliki anggota Polri dan TNI. Namun, kasus itu hingga hari ini belum ada kejelasan.