Penembak Misterius di Tangerang Selatan Teridentifikasi
Kendati identitas pelaku penembakan telah teridentifikasi, polisi masih mengumpulkan fakta-fakta dan bukti penguat sebelum menangkap pelaku.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pelaku penembakan misterius di Tangerang Selatan belum tertangkap. Kendati demikian, polisi telah mengidentifikasi satu orang terduga penembak. Polisi hingga saat ini masih berada di lapangan untuk melakukan pengejaran.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Muharram Wibisono Adi, Senin (10/8/2020), mengungkapkan, polisi telah mengidentifikasi identitas dan jenis kendaraan penembak misterius di tujuh tempat kejadian perkara di Tangerang Selatan.
”Kami sudah berhasil mendapatkan identifikasi terhadap jenis kendaraan yang digunakan pelaku walau kami masih mendalami dari kamera pemantau yang kami cari selama ini,” kata Muharram, ditemui di Polres Tangerang Selatan.
Tujuh kasus penembakan di Tangerang Selatan terjadi selama tiga pekan terakhir. Kawasan lokasi penembakan, antara lain, di Alam Sutera, The Breeze, Kecamatan Pagedangan, dan Gading Serpong. Secara rinci, penembakan terjadi satu kali di Bundaran Alam Sutera dan dua kali di wilayah sekitar Rumah Sakit Islam Asshobirin. Adapun di Pagedangan terjadi dua kali kasus penembakan, sedangkan di The Breeze dan Gading Serpong masing-masing satu kasus.
Dari keterangan saksi-saksi dan rekaman kamera pemantau, pelaku diduga lebih dari satu orang dan beraksi menggunakan mobil. Senjata yang digunakan pelaku bukan senjata api, melainkan antara air soft gun dan senapan angin dengan peluru mimis.
”Yang jelas, identitas yang kami kantongi ada satu orang. Mungkin setelah itu bisa berkembang. Logika saya, tidak mungkin dia sendiri karena dia menggunakan kendaraan roda empat saat menembak korban,” ujarnya.
Karena peluru yang digunakan merupakan peluru mimis atau yang biasa digunakan untuk menembak burung, pelaku diduga menembak para korban dari jarak 10 hingga 15 meter.
Polisi hingga saat ini masih mengejar pelaku. Muharram telah mengerahkan para anggotanya di lapangan untuk melacak keberadaan pelaku. Karena belum tertangkap, Muharram tak bisa memastikan apakah pelaku bergerak dalam suatu jaringan atau bukan.
Terkait motif penembakan, Muharram menolak menduga-duga. Ia mengatakan, motif pelaku melakukan penembakan belum bisa diketahui secara pasti sebelum polisi bisa menangkapnya.
Meski telah mengantongi identitas pelaku, Muharram menjelaskan, pelaku belum tertangkap karena polisi harus mengumpulkan fakta-fakta dan bukti pendukung yang menyatakan terduga pelaku itu adalah memang orang yang melakukan aksi penembakan. Kesaksian dari para korban belum cukup mumpuni untuk membimbing polisi menangkap pelaku. Sebab, para korban tidak melihat terduga pelaku karena ditembak dari belakang sehingga ciri-ciri pelaku tidak diketahui.
Keresahan warga
Sementara itu, beberapa warga Tangerang Selatan mengaku resah dan khawatir seiring belum tertangkapnya pelaku penembakan. Billy (38), pengojek daring, merasa waswas mengantarkan penumpang pada malam hari. Ia khawatir menjadi sasaran pelaku penembakan. Selama ini Billy cukup sering mengantar penumpang dari Stasiun Rawa Buntu menuju wilayah Alam Sutera atau Gading Serpong pada malam hari.
”Semoga polisi bisa segera menangkap pelakunya. Khawatir juga keluar malam kalau pelakunya belum tertangkap,” ujar Billy yang berdomisili di Kelurahan Buaran, Tangerang Selatan.
Warga lainnya, Huda (23), memilih mengurangi intensitas keluar rumah pada malam hari. Warga Kelurahan Pakualam, Tangerang Selatan, itu tinggal di dekat lokasi terjadinya penembakan di Bundaran Alam Sutera. Huda mengetahui peristiwa rentetan penembakan itu dari media sosial.
Semoga polisi bisa segera menangkap pelakunya. Khawatir juga keluar malam kalau pelakunya belum tertangkap. (Billy, pengojek daring)
Menanggapi keresahan warga, Muharram menganjurkan warga untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Polisi, kata dia, telah melakukan patroli terbuka. Ia mengklaim patroli yang dilakukan polisi untuk sementara menghambat pelaku kembali menjalankan aksinya.
”Karena kasus penembakan terakhir itu terjadinya dua minggu lalu. Mungkin pelaku terhambat karena patroli yang kami lakukan,” ujarnya.